Advertorial

Tuai Respons Positif, Penyelenggara SOAFest Ceritakan Perjuangan di Balik Suksesnya Acara

Kompas.com - 29/12/2020, 11:11 WIB

KOMPAS.com – Penyelenggaraan Synchronic of Art (SOA) Festival atau dikenal SOAFest telah usai sejak Minggu (20/12/2020). Namun, respons positif masih terus mengalir hingga kini. Hal ini tergambar dari komentar dari para pengisi acara yang terus berdatangan.

Salah satunya dari creativepreneur sekaligus pegiat radio AL Yemi. Baginya, SOAFest adalah wujud laboratorium dan auditorium eksplorasi seni budaya Jawa Barat lahir di era yang tepat. Lewat SOAFest, teknologi dapat berkolaborasi dengan seni secara apik.

“Skemanya berjalan dari hulu ke hilir, berawal dari sebuah laboratorium tentunya dimulai dari aktivitas observasi, penyampaian materi edukasi, eksperimen, gali potensi kreatif, hingga melahirkan karya dan eksplorasinya di auditorium SOAFest. Bukan dieksploitasi ya, tapi dieksplor, diberdayakan dan bukan diperdaya,” jelasnya lewat rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (28/12/2020).

AL Yemi juga menganggap SOAFest sebagai wahana edukasi yang memenuhi beragam metode pembelajaran seni, yakni melihat, mendengar, dan membaca.

“SOAFest itu penyampai pesan yang terbilang sukses menurut saya. Penting untuk mengingat bahwa setiap era berbeda situasinya, memiliki keunikan tersendiri dari karakter dan kebiasaan individunya, meskipun standarnya ada, namun inovasi dan strategi penting untuk menyampaikan pesan pada khalayak yang beragam. SOAFest paham tentang ini,” paparnya.

Seperti paket lengkap, AL Yemi meyakini kalau SOAFest layaknya brosur hidup.

“Jika Anda bicara promosi, di SOAFest ada slotnya. Bicara pentas, sudah jelas SOAFest adalah ruang pentas. Bicara edukasi, ada materi keilmuannya, ada mentornya, dan ada tutornya. Bicara hiburan ya sudah tentu, SOAFest juga menyajikan itu,” sambungnya.

Pandangan lain diungkapkan oleh para narasumber SOAFest Talkshow The Series. Musisi dan akademisi Mohamad Rudiana mengungkapkan rasa syukurnya melihat penyelenggaraan. Ini jadi bukti bahwa tak ada batasan kreativitas.

“Meskipun dalam situasi seperti saat ini, masih banyak yang perlu digalim terutama yang berkaitan dengan unsur lokal. Misalnya, bagaimana caranya agar musik tradisi bisa dinikmati secara global, tidak hanya bisa dinikmati di lingkungan sendiri atau istilahnya tidak hanya jago kandangm”ujar lelaki yang karib disapa Kang Ade.

Sebagai dosen di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung dan juga salah satu Founder Idea Percussion, Kang Ade kerap melakukan eksplorasi yang berkaitan dengan musik tradisi.

Ia, katanya, sering melakukan eksperimentasi dan juga workshop.

“(SOAFest jadi cara) bagaimana caranya agar musik tradisional Indonesia ini bisa diapresiasi oleh masyarakat. Bukan hanya di negeri sendiri, melainkan juga oleh dunia,” tutur Ade.

Praktisi event yang berkonsentrasi pada seni pertunjukan musik, Reza Pamungkas dari Independent Network Indonesia juga berkomentar mengenai suksesnya acara.

Bagi Reza, meskipun saat ini event banyak yang mengalami perubahan, penundaan, bahkan dibatalkan penyelenggaraannya, bukan alasan untuk tidak merancang sesuatu yang baru. Ia mengapresiasi SOAFest.

“Ini bukan sekadar pertimbangan nilai atau angka dan sebagainya. Semuanya harus dilakukan dengan menjaga kualitas agar sebuah event tetap ada gregetnya meskipun digelar secara virtual,” ujar Reza.

Tak hanya dari pengisi acara, pendapat dan harapan lainnya juga diungkapkan oleh salah satu mitra pendukung SOAFest, Nurkamilah, seorang entrepreneur yang berkonsentrasi dalam bidang kuliner Jawa Barat.

Menurutnya, SOAFest berhasil menjadi media edukasi budaya bagi seluruh kalangan dan usia, khususnya anak muda.

“Melalui bahasan materi dari para narasumber yang luar biasa dan penampilan para seniman yang karyanya dikemas unik, secara keseluruhan ini menarik. Acara dikemas sangat pop hingga memancing generasi muda untuk stay dan menyaksikan,” ujarnya.

Menurutnya, penyajian SOAFest menginspirasi anak muda mengenai cara menghargai dan bersinergi dengan budaya.

Penyelenggaraan SOAFest juga memberikan edukasi penting tentang apa itu budaya dengan mengarahkan untuk membuat sesuatu yang baru, bagaimana menjalankannya, bagaimana mengemasnya agar jadi seni pertunjukan tradisi,

Dengan kata lain, ia ingin bilang bahwa SOAFest menggugah kembali mengenai makna bahwa budaya itu penting.

“(SOAFest) bukan sekadar bikin pertunjukan yang jadi senang saja, tetapi punya pesan, khususnya kepada generasi masa kini (untuk melestarikan budaya)” kata Kamil.

Ke depan, ia berharap SOAFest tak hanya fokus di bidang sisi seni saja, tetapi juga budaya di bidang kuliner. Ia ingin kuliner Jawa Barat juga mendunia melalui sentuhan dari pelaku di bidang lainnya yang bersinergi.

 “Kami menyambut baik SOAFest dan berharap selalu berkesinambungan. Semoga kami semua bisa berjalan bersama untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Jawa Barat dan membawanya ke dunia. Maka kami siap mendukung dan akan menjadi mitra SOAFest selanjutnya.” tambahnya.

Cerita dari penyelenggara

Soal suksesnya acara, penyelenggara mencoba angkat bicara. Penggagasnya, Joggie Natadisastra juga sempat buka-bukaan bercerita mengenai proses penyelenggaraan acara.

Ia menerangkan tentang cikal bakal dan alasannya bergerak cepat membuat konsep, mematangkan, dan memperjuangkan program ini agar didukung oleh pihak Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Jawa Barat.

“Keberadaan SOAFest berawal dari kedatangan Erlan Swardana dari Ethnic Creative Base (ECB) yang menyampaikan pemikiran dan keresahan kepada saya,” kisahnya.

Saat itu, katanya, Erlan membahas jaringan komunitas seni budaya Jawa Barat yang merasa resah karena tidak memiliki wadah dan program. Padahal, mereka masih produktif berkarya.

Para seniman berharap memperoleh apresiasi sehingga dapat mengembangkan nilai secara ekonomis, dan mendapat pengakuan pengakuan kapasitas di industri seni.

Keresahan ini yang kemudian membuat Joggie yang juga founder Queen Percussion sekaligus pelaku event tersebut menggagas SOAFest.

Meskipun sudah berencana, bukan berarti pula jalannya lancar. Ia mengakui, proses penyelenggaraan sempat menemui hambatan. Akan tetapi pada akhirnya, ia dan tim berhasil melampaui dan berhasil.

“Konsep SOAFest ini disajikan dengan ringan, tetapi valuable dan berseri. Seluruh elemen dalam SOAFest ini melalui pertimbangan dan perhitungan yang serius, dari mulai menentukan waktu, menentukan titik pertama SOAFest adalah Jawa Barat, lalu menggandeng partner kerja yang qualified, talent, mitra media, dan mitra pendukung, serta pemilihan lokasi produksi videonya pun disesuaikan,” jelasnya.

Adapun lokasi yang dipilih akhirnya adalah Eko Wisata Alam Santosa yang telah diresmikan sebagai learning center desa wisata.

“Atas nama panitia, kami haturkan terima kasih yang mendalam kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan mengapresiasi, hingga penyelenggaraan SOAFest ini berjalan sangat baik. Semoga tahun depan kami bisa memberikan konsep yang lebih menarik, mengangkat jenis seni dan budaya berbeda dari provinsi lainnya,” tutur Joggie.

Sebagai informasi, SOAFest merupakan bentuk inovasi dari festival seni budaya untuk menyelaraskan karya seni suara, musik, tari, seni rupa, dan teater. Acara ini didukung penuh Disparbud Provinsi Jawa Barat.

Mengenai hal tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Disparbud Provinsi Jawa Barat Febiyani menyatakan apresiasinya.

Menurutnya, Provinsi Jawa Barat memiliki keragaman budaya yang tinggi dengan tiga wilayah budaya yang berbeda-beda, mulai dari mulai dari Melayu-Betawi, Sunda-Priangan dan Cirebon-Dermayu.

Penyelenggaraan SOAFest menjadi penting karena menjadi bagian perkembangan seni dan budaya Jawa Barat.

“Kami menyadari pentingnya strategi, termasuk dukungan dari semua elemen dengan konsep pembangunan pentahelix. Di dalamnya harus ada unsur pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media bersatu membangun kebersamaan dalam pembangunan,” jelasnya.

Selama ini, kata Febiyani, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencari peluang kerja sama dengan berbagai komunitas yang bisa mengangkat indeks pembangunan kebudayaan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com