Advertorial

Lewat Webinar, AIESEC Bangkitkan Semangat Perubahan di Kalangan Anak Muda

Kompas.com - 25/01/2021, 20:10 WIB

KOMPAS.com – Tak hanya menimbulkan krisis ekonomi, pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir setahun juga berdampak pada kesehatan mental, khususnya bagi mahasiswa dan pelajar.

Seperti diketahui, akibat pandemi, seluruh kegiatan belajar tatap muka terpaksa dialihkan secara daring alias pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Sayangnya, metode belajar virtual tersebut dirasa berat bagi sebagian besar pelajar dan mahasiswa. Pasalnya, beban pelajaran yang diberikan semakin tinggi. Belum lagi perkara rasa jenuh yang kadang melanda.

Kondisi itu mendorong Organisasi Kepemudaan Internasional (AIESEC) Universitas Indonesia (UI) menggelar web seminar (webinar) bertema “Lead Culture 2021: Own the Present, Shape the Future, and Lead the Change”, Sabtu (23/1/2021).

Acara tersebut bertujuan meningkatkan semangat kepemimpinan anak muda dalam menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian akibat pandemi.

Selain itu, webinar juga membahas dampak krisis yang timbul akibat pandemi Covid-19 pada sektor ekonomi, kesehatan, dan lingkungan.

Adapun acara webinar tersebut menghadirkan pembicara yang berasal dari kalangan mahasiswa lintas keilmuan dan negara, seperti mahasiswa antropologi Seoul National University (SNU), Lee Si-jin, pelajar sekaligus pendiri organisasi Arise Arose, Thalia Tamahagana, dan mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ), Jimmy Koresy.

Dalam kesempatan itu, Lee Si-jin mengatakan, orang Indonesia dan Korea Selatan memiliki persamaan dan perbedaan kondisi serta cara menghadapi pandemi. Ia pun menceritakan pengalaman pribadi dan sikap yang ia terapkan untuk menghadapi pandemi sepanjang 2020.

“Pemahaman akan diri sendiri dan pola pikir yang adaptif sangat penting. Selain itu, tidak menyalahkan situasi dan fokus pada solusi permasalahan menjadi hal penting dalam pengembangan diri,” ujar Lee Si-jin dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Senin (25/1/2021).

Soal pengembangan diri, Lee mengaku, ia memanfaatkan waktunya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing dan menggunakan keahlian tersebut agar bermanfaat bagi orang lain.

Ia juga kerap menerjemahkan buku dongeng anak-anak dari bahasa Korea ke Bahasa Inggris.

Berbeda dengan Lee, Thalia Tamahagana mengaku lebih memfokuskan diri pada lingkungan selama pandemi.

Thalia yang juga merupakan pendiri komunitas Bye Bye Plastic Bags Jakarta memiliki cita-cita untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ia pun melakukan hal-hal kecil sesuai dengan minatnya untuk mencapai cita-citanya itu.

Pelajar berusia 16 tahun tersebut akhirnya memilih terjun di bidang lingkungan. Ia berkomitmen menekuni minat tersebut agar bisa menginspirasi anak-anak muda lainnya.

Meski sering diremehkan karena usia, Thalia percaya bahwa generasi muda merupakan generasi yang bertanggung jawab akan masa depan Bumi.

Berbeda dengan dua narasumber sebelumnya, pada webinar tersebut, Jimmy Koresy berbagi pengalaman dan pelajaran yang didapat selama mengikuti kegiatan AIESEC UI.

Jimmy pernah mengikuti Global Volunteer yang merupakan bagian dari kegiatan AIESEC in UI. Lewat kegiatan yang dilaksanakan selama 6-8 minggu di luar negeri tersebut, Jimmy dilatih soal kepemimpinan dan mencerna kebudayaan baru.

“Saat itu, saya berkesempatan mengikuti Global Volunteer ke Thailand dan mengajar Bahasa Inggris untuk pelajar setempat,” kata Jimmy.

Jimmy merasakan manfaat dari mengikuti kegiatan itu. Ia pun mendorong dan mengajak teman-temannya, termasuk hadirin dalam webinar, agar berkembang lewat pengalaman serupa.

Adapun Jimmy merintis AIESEC in UPNVJ dan menjadi Local Committee President kedua. Bagi Jimmy, Global Volunteer adalah golden ticket bagi generasi muda untuk mengembangkan diri.

“Sekali lagi, aku mau berterima kasih dengan AIESEC Universitas Indonesia dan Global Volunteer yang telah mengubah hidupku. Tanpa AIESEC in UI yang aku temui atau Global Volunteer, mungkin aku tidak bisa sampai di titik ini,” ucap Jimmy.

Pihak AIESEC UI menyampaikan, pengalaman ketiga narasumber membuktikan bahwa potensi kepemimpinan dapat berkembang dengan memiliki rasa acuh. Selain itu, kepemimpinan dapat diasah dengan menumbuhkan rasa ingin tahu.

AIESEC UI percaya, untuk menghasilkan perubahan besar di masa depan, dapat dimulai dari diri sendiri di masa kini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com