Advertorial

Pemkot Surabaya Gencarkan Donor Plasma Konvalesen untuk Tekan Angka Kematian

Kompas.com - 11/02/2021, 15:38 WIB

KOMPAS.com - Guna menekan angka kematian akibat Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggencarkan aksi donor plasma konvalesen. Aksi itu tertuang dengan mencanangkan Februari sebagai “Bulan Donor Plasma Konvalesen”.

Pemkot Surabaya juga menggelar acara screening donor plasma konvalesen bertajuk “Gebyar Arek Suroboyo Wani Donor Plasma” di Gedung Wanita, Sabtu (6/2/2021). Pada acara itu, 200 penyintas Covid-19 melakukan screening yang dikhususkan bagi aparatur sipil negara (ASN) dan non-ASN Pemkot Surabaya.

Bersama jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda), Pemkot Surabaya beberapa kali blusukan untuk memberikan dorongan dan apresiasi kepada beberapa pihak dan instansi yang melakukan screening donor plasma konvalesen.

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti mengatakan, gerakan tersebut diharapkan terus berlanjut untuk membantu Palang Merah Indonesia (PMI) Surabaya dalam menyediakan stok plasma konvalesen.

“Ini merupakan wujud sifat arek Suroboyo yang memiliki jiwa kepahlawanan, keberanian, dan kepedulian kepada sesama. Memang kami awali dari lingkungan Pemkot Surabaya guna memberikan contoh dan teladan kepada masyarakat Surabaya,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (11/2020).

Mulanya, acara screening donor plasma konvalesen akan dibuka untuk kalangan umum karena animo masyarakat sangat tinggi. Menurut Whisnu, pihaknya sudah mengantongi data 500 orang penyintas dari lingkungan Pemkot Surabaya yang siap mendonorkan plasma.

Namun, karena keterbatasan personel PMI Surabaya, tahap awal donor plasma ini dikhususkan untuk jajaran Pemkot dan hanya diambil 200 orang.

Selanjutnya, Pemkot Surabaya akan menggelar acara serupa untuk memasifkan gerakan donor plasma konvalesen. 

“Kami ingin gerakan ini menjadi gerakan yang masif di Surabaya. Sebab, terapi plasma konvalesen ini sangat efektif untuk penanganan pasien Covid-19,” kata Whisnu.

Berdasarkan data Pemkot Surabaya, sebanyak 68 persen pasien terkonfirmasi Covid-19 bisa disembuhkan dengan plasma konvalesen. Pasien-pasien ini tinggal menunggu waktu untuk diberikan terapi plasma darah.

Untuk pelaksanaannya, Pemkot Surabaya juga sudah berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Adapun berdasarkan saran IDI, pemberian plasma konvalesen dikhususkan kepada pasien dengan kondisi sedang atau belum mengalami kondisi kritis.

Sampai saat ini, Surabaya menjadi kota dengan jumlah pendonor plasma konvalesen tertinggi di Indonesia, yakni mencapai sekitar 5.000 kantong. Jumlah itu diharapkan bisa meningkat agar plasma darah dapat disalurkan ke daerah sekitar Surabaya maupun di seluruh wilayah Indonesia lainnya.

Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Jhonny Edison Isir berharap, Kota Surabaya bisa membangun sistem yang terintegrasi antara PMI, Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI), serta IDI di bawah koordinasi Satgas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Surabaya.

“Tujuannya untuk mendorong donor plasma konvalesen dan metode pengobatan dengan transfusi plasma konvalesen,” imbuh Jhonny.

Nantinya, sistem tersebut akan meningkatkan jumlah pendonor plasma konvalesen. Dengan demikian, angka kesembuhan pasien Covid-19 bisa meningkat, durasi warga yang dirawat di rumah sakit dapat diperpendek, dan tingkat fatalitas Covid-19 bisa ditekan.

“Mudah-mudahan tidak ada lagi yang harus fatal atau meninggal akibat Covid-19,” terang Jhonny.

M Sholehuddin Al-Ghozali, salah satu staf Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) yang mengikuti screening donor plasma mengaku terpanggil untuk mendonorkan plasma konvalesennya.

Dia ingin membantu warga yang terkena Covid-19 dan mengajak para penyintas lainnya untuk bersama-sama berpartisipasi mendonorkan plasmanya itu.

“Mudah-mudahan, plasma (konvalesen) saya ini bisa membantu saudara-saudara kita yang masih berjuang untuk sembuh dari Covid-19,” ujar Sholehuddin.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com