Advertorial

Kartu Prakerja sebagai Upaya Pemerintah untuk Tingkatkan Kualitas SDM Indonesia

Kompas.com - 22/03/2021, 13:15 WIB

KOMPAS.com – Pengangguran merupakan salah satu masalah serius yang kerap dihadapi oleh suatu negara. Pasalnya, tingginya angka pengangguran dapat memberikan dampak negatif terhadap kondisi ekonomi.

Tidak hanya itu, tingkat pengangguran kerap dijadikan sebagai indikator oleh pelaku pasar untuk menganalisis kesehatan perekonomian suatu negara.

Rendahnya tingkat pengangguran menunjukkan perekonomian negara dalam kondisi sehat. Sebaliknya, tingginya tingkat pengangguran diartikan sebagai perlambatan perekonomian negara.

Untuk Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, jumlah pengangguran terbuka mencapai 9,77 juta orang pada Agustus 2020. Angka ini mengalami kenaikan 1,84 persen atau sebesar 2,67 juta secara tahunan.

Presiden Joko Widodo menyebut, tingkat pengangguran itu disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan keberadaan angkatan kerja baru. Presiden pun meminta pelaku usaha untuk membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya untuk menyerap pengangguran.

Hal tersebut, kata Jokowi, juga menjadi bagian untuk membangkitkan ekonomi kembali usai terpukul akibat pandemi.

“Target dalam APBN tahun ini, pertumbuhan kita harus mencapai lebih 5 persen. Bukan sesuatu yang mudah ini dari minus 2,19 persen,” ujar Jokowi sebagaimana diberitakan Kompas.com, Kamis (4/3/2012).

Selain mendorong pelaku usaha membuka lapangan pekerjaan, pemerintah juga sudah menyiapkan program Kartu Prakerja. Program ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi pekerja dan daya saing Indonesia.

Untuk diketahui, hasil riset Institute for Management Development (IMD) sebagaimana dikutip dari feb.ui.ac.id, Sabtu (18/7/2020), menyebut bahwa daya saing Indonesia mengalami penurunan dalam satu tahun terakhir.

Daya saing Indonesia berada di posisi 32 dari 63 negara pada 2019. Setahun kemudian, posisi Indonesia turun ke peringkat 40. Di antara negara Asia Tenggara, Indonesia berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Merujuk laman www.prakerja.go.id, program Kartu Prakerja merupakan program pengembangan kompetensi kerja yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja atau buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), serta pekerja atau buruh yang membutuhkan peningkatan keahlian profesi.

Dengan kata lain, Kartu Prakerja bisa dimanfaatkan oleh seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang berusia 18 tahun ke atas dan tidak sedang sekolah atau kuliah dan bekerja.

Adapun manfaat yang diterima peserta program Kartu Prakerja berupa bantuan senilai Rp 3.550.000. Nominal tersebut terdiri dari bantuan pelatihan sebesar Rp 1 juta, insentif setelah pelatihan senilai Rp 600.000 per bulan selama empat bulan, dan insentif survei kebekerjaan sebesar Rp 50.000 per survei (tiga kali survei).

Dana tersebut disalurkan oleh pemerintah ke rekening e-wallet atau bank milik peserta program Kartu Prakerja. Selanjutnya, bantuan itu bisa digunakan untuk mengikuti berbagai macam kursus peningkatan kompetensi yang digelar secara online.

Salah satu platform yang menyediakan banyak kelas pelatihan keterampilan untuk program Kartu Prakerja adalah Tokopedia. Pelatihan yang disediakan platform e-commerce ini meliputi bisnis, bahasa, marketing, pengembangan diri, information technology (IT), fotografi, tata boga, finansial, kesenian, dan kecantikan..

Masyarakat yang ingin mengikuti program Kartu Prakerja bisa mendaftarkan diri terlebih dahulu ke situs resmi www.prakerja.go.id. Agar lolos seleksi, sebaiknya lengkapi informasi dan data yang dibutuhkan sebelum daftar Prakerja online.

Apabila lolos, peserta bisa langsung memanfaatkan Kartu Prakerja untuk mengikuti berbagai macam pelatihan kompetensi sesuai minat.

Untuk informasi terkait program Kartu Prakerja, silakan kunjungi akun media sosial resmi Instagram @prakerja.go.id.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com