Advertorial

Teknologi Lokal Besutan Indonesia Akan Diadaptasi untuk Berbagai Negara di Asia Tenggara

Kompas.com - 29/03/2021, 12:22 WIB

KOMPAS.com – Riset dan inovasi menjadi kunci dalam mewujudkan mimpi Indonesia untuk menjadi negara maju dan berpendapatan tinggi pada 2045.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek /BRIN) Bambang Brodjonegoro dalam acara focus group discussion (FGD) bertema “Urgensi Terbentuknya Organisasi dan Kelembagaan Kemenristek/BRIN”, Selasa (9/2/2021).

“Perlu ada perubahan paradigma ekonomi yang berbasis sumber daya alam menjadi berbasis inovasi,” ujar Menristek dalam FGD tersebut.

Bambang juga menekankan agar Indonesia dapat memperkuat kualitas riset dan inovasi. Menurutnya, hasil riset para peneliti pun perlu diterapkan langsung di lapangan.

“Jangan sampai terhenti di laboratorium atau publikasi, tetapi harus dilanjutkan ke arah industri,” imbuhnya.

Selama ini, lanjut Bambang, kekayaan alam Indonesia kurang dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat. Padahal, seharusnya dapat dikembangkan agar memiliki nilai tambah yang tinggi.

Maka dari itu, pemerintah melalui BRIN diharapkan bisa menghasilkan beragam inovasi yang mampu membawa Indonesia mewujudkan mimpi menjadi negara maju.

Upaya tersebut juga didukung oleh berbagai pihak, termasuk perusahaan swasta. Salah satunya adalah perusahaan teknologi Grab.

Perusahaan teknologi terkemuka di Asia Tenggara tersebut telah meluncurkan Grab Tech Center di Jakarta pada November 2020. Fasilitas itu akan menjadi pusat inovasi di kawasan Asia Tenggara.

Grab Tech Center sendiri didedikasikan untuk pengembangan berbagai solusi teknologi untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Asia Tenggara.

Pusat teknologi itu akan difokuskan pada pengembangan solusi “Buatan Indonesia” yang ditujukan bagi para pelaku UMKM di Indonesia.

Pengembangan teknologi di Grab Tech Center meliputi riset, perancangan, dan uji coba berbagai perangkat serta fitur-fitur yang disesuaikan dengan kebutuhan para pelaku usaha Indonesia.

Grab building.Dok. Grab Indonesia Grab building.

Nantinya, teknologi solusi “Buatan Indonesia” juga akan diaplikasikan untuk UMKM di negara berkembang lainnya di Asia Tenggara.

Indonesia dipilih sebagai lokasi pengembangan inovasi Grab karena saat ini, Tanah Air telah menjadi rumah bagi lebih dari 64 juta UMKM. Namun, dari jumlah tersebut, baru 16 persen UMKM yang telah terdigitalisasi.

Oleh karena itu, Indonesia dinilai Grab sebagai pasar yang ideal untuk menguji coba beragam solusi teknologi untuk UMKM. Dengan begitu, pelaku UMKM dapat dimudahkan untuk mentransformasikan bisnisnya ke ranah digital.

Lebih lanjut, pihak Grab menjelaskan bahwa Tech Center di Indonesia tak hanya berperan untuk membantu pelaku UMKM, tetapi juga untuk mengembangkan talenta teknologi lokal dan mendidik generasi pemimpin teknologi Indonesia berikutnya.

Solusi teknologi asli buatan Indonesia

Peran Grab dalam memajukan UMKM Indonesia pada dasarnya sudah lebih dulu dilakukan dengan menghadirkan aplikasi GrabMerchant. Platform all-in-one yang diluncurkan pada Juni 2020 tersebut dirancang untuk mempercepat transformasi digital UMKM di Indonesia supaya bisnis mereka dapat bertahan di tengah pandemi.

Sebagai informasi, ketika awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada 2020, UMKM menjadi salah satu kelompok yang merasakan dampaknya. Banyak pelaku UMKM merugi hingga terpaksa menutup usahanya. Musababnya, sebagian besar pelaku UMKM belum memanfaatkan teknologi digital dalam bisnisnya.

Merespons situasi tersebut, aplikasi GrabMerchant menghadirkan inovasi berupa fitur Pendaftaran Mandiri. Melalui fitur ini, pengusaha UMKM dapat mendaftarkan diri dan menjalankan bisnisnya lewat aplikasi Grab dalam waktu 24 jam.

Senior Product Manager Grab Indonesia Karinna Lai.Dok. Grab Indonesia Senior Product Manager Grab Indonesia Karinna Lai.

Adapun fitur Pendaftaran Mandiri itu merupakan hasil kerja keras Senior Product Manager Grab Indonesia Karinna Lai dan tim.

“Masih banyak UMKM yang kesulitan untuk menggunakan teknologi, apalagi mengintegrasikan bisnisnya ke dunia digital,” kata Karinna.

Alasan tersebut membuat Karinna dan tim memberikan sebanyak mungkin panduan agar para pelaku UMKM bisa mendaftarkan usahanya secara mandiri di GrabMerchant.

Usaha perempuan 24 tahun itu beserta timnya itu pun membuahkan hasil. Sejak Juli 2020, ratusan ribu UMKM di bidang kuliner dan toko kelontong sudah bergabung dengan GrabMerchant melalui fitur Pendaftaran Mandiri.

Karena keberhasilan tersebut, fitur Pendaftaran Mandiri akan diimplementasikan di luar Indonesia. Fitur itu segera dikembangkan dan diadaptasi di negara berkembang lainnya di Asia Tenggara.

Tak hanya GrabMerchant, Grab juga mendorong pelaku usaha bisnis kecil dan toko kelontong di Indonesia untuk bergabung di layanan GrabKios.

GrabKios merupakan fitur Grab yang awalnya bertujuan untuk membantu para penjual tradisional, khususnya warung rumahan, untuk memasarkan dagangannya secara digital.

Namun, seiring pengembangan yang terus dilakukan, GrabKios tak hanya dapat dimanfaatkan pemilik warung, tetapi juga pelaku UMKM.

Dengan menjadi mitra GrabKios, mitra tak sekadar dapat menjual dagangannya secara online. Lebih dari itu, mereka juga dapat melayani pembelian pulsa, mentransfer uang, dan membayar tagihan.

Keberhasilan GrabMerchant dan GrabKios dalam membantu UMKM beradaptasi dengan dunia digital semakin mendorong Grab untuk berinovasi. Ke depan, Grab akan menghadirkan fitur dan teknologi yang bermanfaat untuk masyarakat.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com