Advertorial

Hadapi Tantangan Era Industri 4.0, Unpar Hadirkan Program Mekatronika

Kompas.com - 03/05/2021, 11:36 WIB

KOMPAS.com – Era Industri 4.0 telah membawa pengaruh besar terhadap sistem kerja di bidang industri.

Sejumlah teknologi diterapkan dalam bidang industri untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kinerja. Sebut saja artificial intelligence (AI), robot, nanotechnology, bioteknologi, dan internet of things (IoT).

Kehadiran era industri 4.0 yang juga dibarengi kemunculan era society 5.0 itu akan mendisrupsi sektor industri.

Bagi sebagian orang, revolusi yang ditimbulkan kecanggihan teknologi sering kali dianggap sebagai ancaman (disruption) terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan. Padahal, kemajuan teknologi dapat menjadi peluang untuk menciptakan jenis pekerjaan baru.

Menyikapi peluang sekaligus tantangan tersebut, Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) menghadirkan program peminatan Mekatronika pada jurusan Teknik Elektro di Fakultas Teknologi Industri (FTI).

Program yang lahir pada 31 Maret 2015 tersebut berhasil meraih akreditasi B pada Mei 2018. Tidak hanya itu, di usianya yang tergolong muda, Mekatronika Unpar memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada era industri 4.0 dan society 5.0.

Dosen Mekatronika Unpar Christian Fredy Naa mengatakan, setiap orang perlu memiliki skill yang luas dan mumpuni untuk menghadapi era industri 4.0 dan society 5.0. Untuk itu, program Mekatronika dapat menjadi pilihan yang tepat.

“Bagi mereka yang suka membuat sistem automasi, manufaktur, dan ingin bersinar di industri sangat disarankan masuk Mekatronika, khususnya di Unpar,” ujar Christian dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (29/4/2021).

Christian menambahkan, di program Mekatronika Unpar, para pengajar menekankan pembelajaran mahasiswa pada desain sistem yang bisa membantu pekerjaan manusia.

“Kami memiliki semangat bahwa apa yang dipelajari di kampus bisa relevan ketika mereka terjun ke dunia pekerjaan. Kampus memang merespons (kebutuhan itu) dengan mengajarkan berbagai hal yang sesuai dengan dunia industri,” jelas Christian.

Pada program tersebut, lanjut Christian, mahasiswa akan mempelajari tiga disiplin ilmu, yakni mekanika, elektronika, dan informatika.

Kemudian, dalam proses pembelajaran, mahasiswa program Mekatronika Unpar akan menerima 46 persen mata kuliah yang berhubungan dengan elektronika, 26 persen mesin, 21 persen teknik kendali, dan 7 persen teknik informatika.

Selain itu, para mahasiswa juga akan membuat project yang berhubungan dengan mata kuliah, kegiatan mahasiswa, pengabdian masyarakat, kerja praktik, dan tugas akhir.

“Peluang di kami banyak yang sifatnya open ended project, tidak full template mata kuliah. Dengan begitu, mahasiswa bisa mengeksplorasi ketertarikannya di bidang apa. Kami juga punya banyak program yang bisa mendekatkan mahasiswa dengan dunia industri,” kata Christian.

Melalui berbagai pembelajaran yang didapatkan mahasiswa di Mekatronika Unpar, para lulusan pun siap menghadapi pekerjaan multidisiplin, baik yang melibatkan keilmuan elektro, mesin, teknik kendali, maupun informatika.

Lebih lanjut, seorang lulusan Mekatronika pun dapat bekerja di industri manufaktur dan jasa konsultasi serta wirausaha berbasis teknologi atau technopreneur.

“Peluang karier tentu lebih luas karena kemampuan (lulusan Mekatronika) yang sudah lengkap. Terlebih, di Indonesia sudah maju industrinya, seperti membuat alat-alat automasi sendiri. Apa pun tuntutan (dunia kerja), rasanya skill tersebut bisa menjawab,” imbuh Christian.

Tidak hanya itu, mahasiswa Mekatronika Unpar juga diharapkan bisa menjadi pionir dari keilmuan Mekatronika yang terbilang masih sedikit di Indonesia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau