KOMPAS.com – Kuliah di luar negeri merupakan impian bagi banyak siswa. Untuk mewujudkan hal tersebut, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan dan dipersiapkan secara matang.
Beberapa di antaranya adalah kualitas pendidikan, keamanan dan keramahan negara tujuan studi terhadap siswa internasional, serta jarak negara tujuan.
Data Global Flow of Tertiary-Level Students yang dirilis United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyebutkan, selain negara populer, seperti Amerika Serikat dan Inggris, mahasiswa Indonesia juga menjatuhkan pilihannya ke negara yang dekat dari rumah, misalnya Jepang , Australia, dan Malaysia.
Selain tiga negara tersebut, sebenarnya masih ada negara lain yang juga dekat dengan Indonesia dan patut dipertimbangkan, yakni New Zealand. Saat ini, jumlah siswa Indonesia yang memilih New Zealand sebagai destinasi untuk melanjutkan pendidikan baru empat persen atau sekitar 1.248 orang. Padahal, ada banyak alasan untuk kuliah di Negeri Kiwi. Berikut ulasannya.
Data Worldwide Educating for the Future Index (WEFFI) 2019 dari Economist Intelligence Unit menyebutkan, New Zealand menduduki peringkat ketiga sebagai negara yang memberikan pendidikan terbaik bagi siswa untuk mempersiapkan masa depan.
Hal itu dibuktikan dengan peringkat kampus di New Zealand berdasarkan QS World University Rankings. Pada 2021, ada delapan universitas di New Zealand masuk dalam daftar 500 universitas terbaik di dunia.
Kedelapan universitas tersebut adalah Auckland University of Technology, University of Auckland, University of Canterbury, Lincoln University, Massey University, University of Otago, Victoria University of Wellington, dan University of Waikato.
Tidak bisa dimungkiri, keramahan dan keamanan suatu negara bagi mahasiswa internasional menjadi pertimbangan dalam menentukan negara tujuan studi.
Adapun, New Zealand merupakan salah satu negara yang menjamin keamanan dan membuka lebar kesempatan belajar bagi mahasiswa internasional. Selain itu, negara ini juga menyediakan berbagai layanan yang mendukung mereka tinggal dan belajar.
Negeri Kiwi juga terkenal ramah dengan keberagaman. Sebab, negeri ini memiliki penduduk multietnik. Sekitar 15 persen warganya berasal dari suku asli, Maori. Sementara, 12 persen merupakan ras Asia dan 7,5 persen adalah penduduk Kepulauan Pasifik.
Tak heran, karena keramahan itu, banyak mahasiswa internasional memilih New Zealand sebagai negara tujuan untuk berkuliah. Banyaknya mahasiswa dari berbagai negara menempatkan New Zealand sebagai rumah tepat untuk membangun networking berskala internasional.
Keindahan bentang alam New Zealand tak diragukan lagi. Negara ini memiliki dua pulau besar, yaitu North Island (Pulau Utara) yang terletak di atas lempeng Australia dan South Island (Pulau Selatan) yang terletak di atas lempeng Pasifik.
Kedua pulau itu memiliki karakteristik alam yang menakjubkan yang terbentuk akibat pergeseran lempeng-lempeng tersebut.
Barisan Pegunungan Alpen Selatan, wilayah-wilayah geotermal, dan mata air panas yang bisa digunakan untuk berendam merupakan pemandangan yang lazim dijumpai di New Zealand.
Selain itu, mahasiswa juga bisa menjelajah pantai-pantai berpasir gelap, hamparan lahan pertanian yang luas dan produktif, kawah belerang, geiser, dan gletser selama libur kuliah.
New Zealand merupakan negara yang berinvestasi besar di bidang pendidikan. Salah satu bentuk investasinya adalah menyediakan beasiswa dalam program kemitraan prakuliah dengan lembaga pendidikan dari negara lain. Misalnya, melalui kemitraan dengan lembaga pendidikan BPK Penabur.
Tak tanggung-tanggung, program tersebut menyediakan beasiswa senilai lebih dari 300.000 dollar New Zealand atau sekitar Rp 2,9 miliar per tahun.
Selain itu, mahasiswa juga berkesempatan meraih beasiswa internal dari masing-masing perguruan tinggi pilihan dan beasiswa eksternal lain. Kesempatan ini dapat membantu mahasiswa untuk menghemat biaya pendidikan.
Masing-masing universitas di New Zealand menawarkan jurusan yang beragam. Universitas Auckland, misalnya, menawarkan lebih dari 30 program studi jenjang strata 1 (S1) dengan 125 jurusan yang berbeda. Sementara, Universitas Otago memiliki 200 jurusan dan program.
Khusus untuk bidang teknik, siswa dapat memilih jurusan Ilmu Teknik Umum dan Teknologi, Manufaktur dan Produksi, Metalurgi, Pengendalian Mutu, Teknik Biomedis, Teknik Elektronik, Teknik Kelautan, Teknik Kimia dan Material, Teknik Lingkungan, Teknik Listrik, Teknik Listrik dan Energi, Teknik Mesin, Teknik Otomotif, Teknik Penerbangan, Teknik Sipil, Teknik Struktur Bangunan, dan Telekomunikasi.
Adapun jurusan kekinian yang bisa diambil adalah jurusan Film, Animasi, Efek Visual, dan Gaming. Seperti diketahui, New Zealand memiliki salah satu perusahaan efek visual terkemuka di dunia yang didirikan Sir Peter Jackson.
Lewat film The Lord of the Rings dan The Hobbit Trilogies yang disutradarai olehnya, pamor New Zealand semakin meningkat di mata internasional.
Jurusan lain yang juga bisa menjadi pilihan adalah pariwisata. New Zealand dikenal sebagai negara yang terus berinovasi di bidang pariwisata. Negara ini memperkenalkan alternatif wisata baru, seperti bungee jumping, jet boat, dan zorbing atau olahraga bergulir menuruni bukit di dalam bola.
Di samping itu, New Zealand juga memberikan kesempatan yang luas bagi siswa yang tertarik pada bidang kuliner.
Siswa bisa mengeksplorasi kekayaan rasa dalam masakan Pacific Rim khas Selandia Baru yang menggunakan bahan-bahan segar, beragam, dan berkualitas tinggi. Adapun masakan ini merupakan perpaduan cita rasa masakan Eropa, Asia, dan Polinesia.
Melalui jurusan kuliner, siswa akan mendapatkan kesempatan untuk berfokus serta terjun langsung dalam persiapan, presentasi, dan sains di balik makanan tersebut.
New Zealand membuka lebar kesempatan berkuliah bagi calon mahasiswa dari Indonesia. Hal tersebut berkat program prakuliah atau pathway programme hasil kerja sama Pemerintah New Zealand dan The Northern Consortium of United Kingdom (NCUK).
Di Indonesia, program tersebut diselenggarakan dengan menggandeng BPK Penabur Jakarta.
Head of School BPK Penabur Dr Philip Myers menjelaskan, kemitraan itu membantu siswa, baik dari dalam maupun luar BPK Penabur, untuk mengikuti program International Foundation Year (IFY) di Indonesia.
“Sebagai sekolah yang menjalankan program IFY NCUK pertama di Indonesia, BPK Penabur mendukung penuh kerja sama dengan NCUK,” ujar Dr Philip Myers dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (4/5/2021).
Sebagai informasi, program tersebut memberikan jaminan tawaran perguruan tinggi berkualitas di New Zealand.
“Melalui program itu, siswa dijamin dapat mengenyam pendidikan sarjana di delapan universitas New Zealand yang masuk dalam daftar 500 universitas terbaik di dunia versi QS World University Rankings,” kata Director Global Education Partnerships dari Education New Zealand John Laxon.
Untuk bisa mendaftar pathway programme, siswa harus menyelesaikan jenjang studi SMA kelas 10 dan 11 hingga November di Indonesia.
Selanjutnya, pada periode November hingga Juli, siswa melakukan persiapan dan penyesuaian dalam NCUK IFY. Kemudian, siswa akan memperoleh sertifikat NCUK IFY yang setara dengan A Level.
Dengan sertifikat tersebut, siswa akan mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan kuliah lebih cepat. Mereka juga telah disiapkan untuk mengikuti silabus pembelajaran New Zealand, termasuk persiapan kompetensi bahasa Inggris, seperti TOEFL, TOEIC, atau IELTS.
Selain itu, siswa yang telah mencapai standar level tersebut dinilai dapat beradaptasi dan mampu mengikuti kurikulum perkuliahan di New Zealand.
Setelah program prakuliah selesai, siswa dapat melanjutkan studi S1 di salah satu universitas di New Zealand selama tiga tahun.
Jika tertarik untuk melanjutkan kuliah di New Zealand, kamu dapat mendaftar program NCUK IFY untuk memulai kelas pada Juli 2021 melalui form berikut.
Informasi selengkapnya mengenai pathway programme juga dapat kamu temukan pada laman resmi BPK Penabur dan Study in New Zealand, atau mengirim surel ke alamat berikut ncuk.info@bpkpenaburjakarta.or.id.