KOMPAS.com – Pertamina Foundation (PF) berkomitmen untuk mencegah potensi kerugian negara dalam program Gerakan Menanam Pohon (GMP).
Untuk diketahui, beberapa pihak yang mengaku relawan GMP mengajukan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) ke pengadilan.
PF menilai permohonan tersebut justru berpotensi merugikan negara. Jumlah kerugian negara pun berpotensi semakin membesar.
Saat ini, PF meminta pendapat dari instansi dan penegak hukum yang berwenang untuk menjadi pertimbangan dalam memutuskan, mengambil langkah, serta solusi dari permasalahan terkait pelaksanaan program GMP.
Legal Officer PF Syahrul Hakim mengatakan, PF tetap menghormati persidangan permohonan PKPU yang tengah dilaksanakan.
“Namun, kami tetap mengimbau kepada semua pihak, termasuk para pemohon PKPU, untuk bersama-sama mencegah kerugian negara dalam program GMP yang dapat berlanjut dan semakin besar,” ucapnya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (10/5/2021).
Untuk diketahui, GMP merupakan salah satu kegiatan corporate social responsibility (CSR) yang diadakan PT Pertamina (Persero) dan dilaksanakan oleh PF pada 2012-2014.
Syahrul juga mengatakan bahwa program CSR Pertamina tersebut telah memiliki putusan pengadilan yang bersifat mengikat.
“Berdasarkan putusan Mahkamah Agung (MA) 2018 dalam Putusan Nomor 1132 K/PID.SUS/2018 yang telah berkekuatan hukum tetap, dinyatakan adanya perbuatan melawan hukum yang merugikan negara dalam pelaksanaan program GMP,” terang Syahrul.
Oleh karena itu, ia pun meminta semua pihak untuk mematuhi putusan pengadilan tersebut.
Sejak saat itu, lanjut Syahrul, sesuai dengan perintah dalam putusan pengadilan, sisa dana program GMP dikembalikan ke negara.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PF Agus Mashud S Asngari menegaskan, sebagai organisasi nirlaba, PF tetap fokus pada sejumlah kegiatan di bidang sosial kemanusiaan.
Kegiatan tersebut antara lain adalah peningkatan kualitas pendidikan, pemberdayaan masyarakat, olahraga, dan lingkungan hidup.
Agus juga mengatakan bahwa PF akan terus bertransformasi dan mengembangkan diri untuk dapat meningkatkan efektivitas kegiatan CSR agar lebih fokus, memiliki dampak yang luas, dan berkelanjutan.
Tak hanya itu, saat ini, PF juga tengah mengembangkan program unggulan, yaitu PFSeries. Program ini diturunkan menjadi beberapa program, di antaranya PFPrestasi yang memberikan beasiswa dan PFPreneur yang merupakan program pemberdayaan perempuan di bidang kewirausahaan.
Adapun untuk memfasilitasi gagasan dan inovasi melalui sejumlah proyek kreatif, PF menghadirkan program bernama PFmuda dan PFsains. Program ini terbuka bagi seluruh generasi muda di Indonesia.
“Selain itu, melalui program PFbangkit, PF juga hadir dalam berbagai aksi tanggap bencana dan pemberian bantuan, termasuk membantu korban terdampak pandemi Covid-19 di Indonesia,” ujar Agus.