Advertorial

Phonska Oca Permudah Petani Aplikasikan Pupuk Organik

Kompas.com - 25/05/2021, 19:08 WIB

KOMPAS.com – Sebagai perusahaan agrosolusi Indonesia, PT Pupuk Indonesia (Persero) menggelar demonstration plot (demplot) tanaman padi dengan menggunakan pupuk organik cair Phonska Oca di Desa Kentong, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin (24/5/2021).

Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Produksi Pupuk Indonesia Bob Indiarto, Bupati Blora Arief Rohman, dan Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati.

Bob menjelaskan, pengerjaan demplot tersebut dilakukan oleh dua anak perusahaan PT Pupuk Indonesia, yaitu Petrokimia Gresik dan Pupuk Sriwidjaja Palembang.

Pengerjaan demplot, lanjut Bob, merupakan wujud komitmen perusahaan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Blora melalui perbaikan kondisi lahan dengan menggunakan pupuk organik.

“Sumbangsih pertanian Blora untuk ketahanan pangan nasional cukup besar sehingga harus benar-benar dioptimalkan,” ujar Bob dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (25/5/2021).

Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, Bob menjelaskan, produksi beras selama satu tahun mencapai 600.000 ton. Sementara, beras yang dikonsumsi masyarakat Blora tidak lebih dari 150.000 ton.

"Kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi bagi petani di Blora, khususnya dalam menerapkan pemupukan yang presisi," jelasnya.

Perwakilan peserta yang hadir dalam acara demplot tanaman padi di Desa Kentong. DOK. Pupuk Indonesia Perwakilan peserta yang hadir dalam acara demplot tanaman padi di Desa Kentong.

Adapun pupuk Phonska Oca merupakan pupuk yang memiliki kandungan unsur hara majemuk NPK. Pupuk organik ini berbentuk cair dengan kandungan C-Organik minimal 6 persen.

Pupuk itu diperkaya dengan unsur mikro serta mikroba fungsional yang bermanfaat untuk tanah dan tanaman.

Pupuk Phonska Oca diaplikasikan dengan cara disemprot. Dosis yang digunakan sebanyak lima liter per hektare (ha) dengan penyemprotan secara rutin setiap satu minggu sekali.

“Kandungan organik berfungsi untuk perbaikan tanah, sedangkan kandungan pupuk majemuk dapat meningkatkan produktivitas. Jadi, sangat komplet. Kami bangga karena Phonska Oca merupakan produk organik yang dibuat sepenuhnya dengan 100 persen bahan baku dalam negeri," kata Bob.

Untuk diketahui, pupuk Phonska Oca telah melewati uji laboratorium di lembaga penelitian dan uji coba aplikasi di berbagai daerah. Hasilnya, Phonska Oca sangat cocok diaplikasikan pada tanaman padi maupun komoditas lain. Pupuk ini mampu meningkatkan produktivitas antara 13 hingga 61 persen.

"Harapannya, aplikasi dalam demplot ini bisa diduplikasi oleh petani lain di Blora sehingga dapat mendukung produktivitas pertanian setempat,” terang Bob.

Selain menggunakan Phonska Oca, pelaksanaan demplot di Blora juga menggunakan pupuk subsidi NPK Phonska dengan formulasi baru 15-10-12.

Pada 2021, berdasarkan kebijakan Kementerian Pertanian (Kementan), terdapat perubahan formula pupuk NPK Phonska bersubsidi dari NPK 15-15-15 menjadi NPK 15-10-12.

“Perubahan ini dijalankan pemerintah dengan prinsip efisiensi. Namun, tetap mengedepankan kualitas untuk hasil panen yang optimal,” jelas Bob.

Sebagai informasi, kegiatan dumplot tersebut juga menggunakan jenis pupuk lain, yakni pupuk organik granul Petroganik dan urea.

Pada kesempatan yang sama, Tri Yuli Setyowati mengapresiasi dan mendukung pelaksanaan demplot menggunakan pupuk Phonska Oca di Blora.

Menurut Tri Yuli, Phonska Oca mampu mengurangi kebutuhan pupuk lain karena lima liter Phonska Oca bisa digunakan untuk satu ha lahan padi.

Ia pun sangat terbuka dengan berbagai inovasi menggunakan pupuk Phonska Oca. Tri Yuli meminta kepada Pupuk Indonesia untuk sama-sama bergerak menjaga kestabilan harga pupuk.

“Saya juga minta tolong para kepala desa (kades) supaya petani diberikan penjelasan dan kepastian untuk masuk kelompok tani. Jadi, mereka dapat menyusun sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) sebagai acuan untuk mencukupi kebutuhan pupuk," kata Tri Yuli.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com