Advertorial

Jaga Lingkungan dari Limbah Berbahaya Selama 27 Tahun, PPLI Sabet 21 Penghargaan

Kompas.com - 31/05/2021, 09:46 WIB

KOMPAS.com - Kehadiran PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) menjadi angin segar bagi keberlanjutan lingkungan di Tanah Air.

Indonesia sendiri memiliki 17.520 pulau dan lautan yang luasnya mencapai 3.257.484 kilometer persegi. Dengan wilayah demikian, Indonesia punya potensi sumber daya alam (SDA) melimpah.

Sayangnya, laut dan daratan Indonesia kini tercemar sampah dan limbah industri. Akibatnya, lingkungan menjadi rusak dan tidak berkelanjutan.

Sebagai gambaran kecil, masyarakat bisa melirik Sungai Citarum. Saat ini, terdapat 86 perusahaan yang membuang limbah industri ke sungai terpanjang di Tatar Pasundan itu. Hal ini tidak hanya membahayakan ekosistem daerah aliran sungai (DAS), tetapi juga manusia yang tinggal di sekitar sungai tersebut.

Oleh karena itu, PPLI hadir untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan akibat limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) yang dihasilkan industri.

Sebagai informasi, PPLI telah menangani limbah B3 secara profesional sejak 1994. Setidaknya, PPLI mengolah 300-500 ton limbah industri per hari.

Sebagai informasi, sebanyak 95 persen saham PPLI dikuasai DOWA Eco-System Co Ltd asal Jepang, sedangkan 5 persen lagi dimiliki pemerintah Indonesia.

Perusahaan tersebut beroperasi di lahan seluas 63 hektare yang terletak di Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat (Jabar).

Untuk kegiatan operasional, perusahaan tersebut memiliki depo di berbagai kawasan strategis guna memudahkan pengumpulan limbah industri. Depo-depo tersebut berada di Riau, Palembang, Batam, Cibitung, Banten, Sidoarjo, Lamongan, dan Balikpapan.

Selama tiga dekade beroperasi, PPLI telah menjalin kerja sama dengan perusahaan di berbagai sektor industri, di antaranya minyak dan gas, pertambangan, pulp and paper, tekstil, plastik, kimia, mesin, logam, otomotif, elektronik, makanan dan minuman, kesehatan, dan perhotelan.

Adapun beberapa klien PPLI di antaranya adalah Pertamina, Chevron, Unilever, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, dan Rumah Sakit (RS) Azra Bogor.

PPLI sendiri mengelola limbah dengan mekanisme yang tepat. Atas kinerjanya yang apik, PPLI menerima apresiasi dari berbagai industri dan perusahaan.

Salah satu klien PPLI, RSUD Cibinong, mengakui kinerja apik perusahaan pengolahan limbah tersebut. Wakil Direktur RSUD Cibinong Era Kustomi bercerita, selain dimusnahkan dengan incinerator oleh pihak rumah sakit (RS), sebagian limbah medis dan B3 diserahkan kepada PPLI.

"Bahkan, abu sisa pembakaran limbah medis yang dihasilkan dari incinerator kami kirim juga ke PPLI," ujar Tomi dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (28/5/2021).

Hal senada juga disampaikan pengelola RS Azra Bogor, Hilda. Pihaknya menilai, PPLI merupakan salah satu perusahaan pengelola limbah yang direkomendasikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Selama lebih dari lima tahun, RS Azra mengirimkan limbah medis ke PPLI. Saya melihat langsung bagaimana kinerjanya," kata Hilda.

Pada kesempatan yang sama, Manager Operasi dan Lingkungan Hidup PT Chevron Pacific Indonesia Jannus menilai, PPLI memiliki kredibilitas yang baik dalam mengelola limbah B3.

Salah satu unit transportasi pengangkut limbah B3 PPLI. Dok. PPLI Salah satu unit transportasi pengangkut limbah B3 PPLI.

"Komitmen (terhadap) compliance (kepatuhan dan ketaatan) benar-benar dipegang kuat (oleh PPLI). Reporting sebagai salah satu yang disyaratkan Chevron juga dilakukan dengan baik," tutur Jannus.

Jannus menambahkan, pihaknya telah membandingkan PPLI dengan sejumlah perusahaan lain dalam pengelolaan limbah B3. Menurutnya, PPLI masih tercatat sebagai perusahaan pengelola limbah terbaik.

"Sejak 2012, Chevron memercayakan pengelolaan limbah B3 kepada PPLI dan tidak beralih ke perusahaan limbah lain. Per bulan, Chevron mengirimkan rata-rata 33 kontainer limbah ke PPLI," imbuh Jannus.

Penilaian yang sama juga diberikan Unilever Indonesia. Puas atas kinerja PPLI dalam mengelola limbah, Unilever menyampaikan apresiasinya. Hal ini disampaikan Manager Health, Security, and Environment (HSE) Unilever Oleochemical Indonesia Oddy Sinaga.

Oddi mengatakan, PPLI masih menjadi perusahaan pengelolaan limbah terbaik di Indonesia. Unilever telah memercayakan pengelolaan limbah sejak Unilever Oleochemical Indonesia didirikan.

"Excellent. Tingkat compliance-nya 100 persen. Sejak awal 2015, kami sudah bersinergi dengan PPLI," ungkap Oddy.

Merespons apresiasi tersebut, Manager Hubungan Masyarakat (Humas) PPLI Arum Pusposari mengatakan, PPLI berkomitmen meningkatkan kemampuan pengelolaan limbah B3 di Indonesia.

Bukit hijau yang tercipta dari hasil olahan limbah B3 yang dilakukan oleh PPLI. Dok. PPLI Bukit hijau yang tercipta dari hasil olahan limbah B3 yang dilakukan oleh PPLI.

Memasuki usia ke-27, lanjut Arum, PPLI terus mengembangkan diri agar semakin profesional dalam mengelola limbah industri, baik B3 maupun non-B3.

"Kami sedang menyiapkan teknologi incinerator terbesar dan modern di Indonesia. Saat ini (teknologi tersebut) masih tahap konstruksi. Semoga awal semester depan sudah bisa dioperasikan," terang Arum.

Selain menjalankan peran sebagai perusahaan pengelola limbah, PPLI juga mengimplementasikan program pemberdayaan pada masyarakat di sekitar perusahaan.

Atas upaya tersebut, PPLI pun meraih sejumlah penghargaan dari pemerintah.

"Apresiasi ini tidak lantas membuat kami puas. Kami terus meningkatkan kualitas perhatian kepada masyarakat di mana perusahaan kami berada," ujar Manager Program Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat PPLI Ahmad Farid.

Sementara itu, Manager Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan, dan Mutu (K3LM)/Sistem Informasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SHEQ) PPLI Sonny Kartika Bagus Dwi Nugraha menambahkan, PPLI telah empat kali meraih penghargaan secara berturut-turut dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) soal keselamatan kerja.

Capaian tersebut diraih karena PPLI berhasil menekan angka kecelakaan kerja di lingkup perusahaan.

"Sudah empat kali berturut-turut kami mendapat apresiasi sebagai perusahaan dengan tingkat kecelakaan kerja nihil," ungkap Sonny.

Sebagai informasi, selain sembilan penghargaan dari Gubernur Jabar dan Kemenaker, PPLI juga meraih 12 penghargaan lain, di antaranya dari Conocophilips, Chevron, dan Gubernur Jawa Timur sejak 2012 hingga 2020.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com