Advertorial

Kereta Api Terkoneksi dengan Pelabuhan untuk Efisiensi Distribusi Logistik

Kompas.com - 04/06/2021, 10:50 WIB

KOMPAS.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI meresmikan perjalanan kereta api (KA) barang peti kemas dengan rangkaian 10 gerbong berkapasitas 20 twenty-foot equivalentunits (TEUs) dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju Stasiun Pasoso, Jakarta pada Kamis (3/6/2021).

Perjalanan perdana tersebut diresmikan oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo bersama Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Boy Robyanto dan Direktur Utama PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) Dothy.

Didiek mengatakan, dengan terbangunnya konektivitas jalur kereta api ke Pelabuhan Tanjung Perak, diharapkan distribusi logistik menjadi lebih efisien.

Untuk diketahui, integrasi jalur KA dan pelabuhan merupakan salah satu wujud implementasi nota kesepahaman (MoU) antara KAI dan Pelindo III sebagai induk usaha TPS yang dilakukan pada November 2020.

“Kami atas nama KAI mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pelindo III dan TPS atas semangat kolaborasi mewujudkan sinergi dalam bentuk konektivitas antara angkutan kereta api dan pelabuhan,” ujar Didiek dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (4/6/2021).

Didiek mengatakan bahwa reaktivasi angkutan logistik tersebut merupakan milestone yang begitu penting.

Kembali aktifnya pengoperasian angkutan logistik kereta api dari dan menuju terminal peti kemas tersebut pun dapat memberikan nilai lebih untuk industri logistik serta kepelabuhanan nasional sebagai value creator.

“Reaktivasi jalur kereta api yang terintegrasi dengan TPS selaras dengan visi KAI, yaitu menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia,” ujar Didiek.

Proses reaktivasi

Sebagai informasi, jalur TPS menuju Stasiun Kalimas, Surabaya kembali diaktifkan setelah terakhir beroperasi pada 30 Maret 2016.

KAI telah melakukan berbagai persiapan sebelum jalur itu dinyatakan laik beroperasi, di antaranya adalah pembongkaran material yang menutupi jalan rel, penggantian wesel dan bantalan rel baru, serta memperbaiki posisi rel.

Usai proses reaktivasi, TPS kini memiliki dua jalur kereta api yang masing-masing mampu mengakomodasi angkutan KA Barang Peti Kemas dengan rangkaian 10 gerbong datar (GD) sehingga total kapasitas muat TPS mencapai 20 GD berkapasitas 40 TEUs.

Adapun komoditas yang dilayani di TPS adalah peti kemas multikomoditas ekspor dan impor.

Integrasi angkutan kereta api dengan pelabuhan tersebut juga membuat mitra angkutan barang KAI dapat melakukan bongkar muat di TPS Pelabuhan Tanjung Perak.

Selain itu, potensi angkutan barang dari wilayah industri di Jawa Timur diharapkan juga dapat diangkut menggunakan kereta api karena sudah terintegrasi dengan pelabuhan.

Misalnya, angkutan barang dari Gresik. Kawasan ini memiliki potensi angkutan barang menggunakan kereta api dalam satu tahun mencapai 377.000 ton barang.

Selain itu, dengan terintegrasinya jalur kereta api ke pelabuhan, pelaku logistik diharapkan semakin tertarik untuk mengangkut barang dengan kereta api. Sebab, angkutan barang dengan kereta api memiliki keunggulan, mulai dari segi kapasitas, ketepatan waktu, keselamatan, hingga keamanan.

“Kami berharap, semangat sinergi, kolaborasi, dan konektivitas yang terintegrasi dapat berlanjut untuk membangun value added bagi industri logistik dengan cara lebih efisien. Dengan demikian, biaya logistik nasional yang masih sekitar 23-26 persen secara nasional dapat mendekati negara-negara maju antara 8-12 persen,” jelas Didiek.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau