Advertorial

Lewat Webinar Indonesia #MakinCakapDigital, Kominfo Luncurkan Seri Modul Literasi Digital

Kompas.com - 06/06/2021, 15:11 WIB

KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan Seri Modul Literasi Digital dalam seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital, Jumat (4/6/2021). Seri webinar kali ini mengangkat tema “Tantangan Kemajuan Ekonomi Digital”.

Adapun peluncuran modul itu merupakan dukungan Kominfo terhadap Program Literasi Digital Nasional.

Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa literasi digital merupakan kerja besar. Oleh sebab itu, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri.

“Pemerintah perlu dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat melek digital,” kata Jokowi seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (6/6/2021).

Infrastruktur digital, jelas Jokowi, tidak dapat berdiri sendiri. Ketersediaan jaringan internet harus diikuti dengan kesiapan penggunanya. Dengan begitu, manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif.

Oleh sebab itu, Jokowi memberikan apresiasinya pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional.

“Saya harap, gerakan itu menggelinding dan terus membesar sehingga bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain serta melakukan kerja konkret agar masyarakat makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Jokowi.

Sebagai informasi, seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan dengan menjangkau 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.

Namun, pada perhelatan kali ini, acara yang merupakan hasil kerja sama Kominfo dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) serta Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital itu digelar khusus bagi 14 kabupaten dan kota di wilayah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan Banten.

Empat tema besar

Untuk diketahui, Seri Modul Literasi Digital memfokuskan pada empat tema besar, yakni Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital.

Dengan adanya seri modul itu, masyarakat Indonesia diharapkan dapat mengikuti perkembangan dunia digital secara baik, produktif, serta sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.

Sejumlah narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi hadir dalam webinar itu. Narasumber tersebut, yaitu Indah Wenerda SSn (Japelidi), Novita Sari (Aktivis Kepemudaan Lintas Iman), Trisno Sakti Herwanto SIP MPA (IAPA), dan Fransiska Desiana Setyaningsih MSi (Japelidi).

Tema yang dibahas oleh narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Semua tema saling berkaitan dalam upaya peningkatan kemajuan ekonomi digital Indonesia

Salah satu narasumber, yakni Indah Wenerda, membahas topik “Tren Pekerjaan dan Usaha di Dunia Digital”. Pada bahasan ini, Indah menyoroti transaksi jual-beli online atau dalam jaringan (daring) yang banyak dilakukan saat pandemi Covid-19.

Meski membawa dampak positif karena menghindari kontak fisik langsung, Indah menilai bahwa masyarakat masih menghadapi beberapa tantangan dalam melakukan metode transaksi itu.

“Tantangan itu di antaranya kesulitan mengetahui dan memahami perangkat keras dan lunak serta mengetahui jenis-jenis, cara akses, dan ragam fitur dari aplikasi percakapan dan media sosial,” jelas Indah.

Tantangan lainnya, kata Indah, masyarakat Indonesia kesulitan untuk memahami jenis mesin pencarian informasi dan kegunaannya dalam memilah data.

Sementara itu, dalam bahasannya mengenai Digital Ethics & Technology Use, Novita Sari turut menanggapi survei Microsoft yang menyebut bahwa netizen Indonesia dianggap kurang beretika baik dalam berjejaring sosial.

Ia menilai, literasi digital harus ditingkatkan agar nantinya masyarakat Indonesia tidak memiliki jejak digital negatif.

“Sekalipun berada di dunia digital, kita harus beretiket. Ikutilah aturan, seperti dalam kehidupan nyata. Selain itu, gunakan bahasa yang sopan supaya tidak menyinggung satu sama lain,” ujar Novita.

Webinar kemudian dilanjutkan oleh Trisno Sakti Herwanto dengan topik “Peran Literasi Digital untuk Mengubah Mindset Konsumtif Menjadi Lebih Produktif”.

Trisno menjelaskan bahwa digitalisasi kebudayaan atau digital culture hadir melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). TIK merupakan pengetahuan dasar yang mendorong perilaku mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif.

Adapun nilai digital culture, yaitu Pancasila yang menjadi landasan cinta kasih, kesetaraan, keharmonian, demokratis, dan gotong royong.

Selain itu, kata Trisno, digital culture juga menciptakan semangat untuk melestarikan nilai budaya, mencintai produk dalam negeri, serta mengakui ide dan hak kekayaan intelektual (HKI).

Lebih lanjut Trisno menjelaskan bahwa secara ekonomi, digital culture dapat mencegah potensi kerugian akibat korupsi.

Digital culture memastikan kesesuaian uang yang dibelanjakan pemerintah dengan tujuan pembangunan serta investasi generasi melek dan anti-korupsi,” papar Trisno.

Sementara itu, saat memaparkan digital safety, Fransiska Desiana Setyaningsih mengangkat topik “Legalitas dan Keamanan Tanda Tangan Digital” yang relevan dengan kondisi saat ini. Ia mengimbau agar masyarakat selalu melakukan evaluasi saat melakukan transaksi belanja daring.

“Masyarakat harus mampu mengenali, menganalisis, dan meningkatkan (kemampuannya) agar (dapat) bertransaksi dengan aman,” ujar Fransiska.

Pada paparan itu, ia juga menekankan pentingnya melakukan pelaporan saat terjadi penipuan dan kejahatan daring.

“Ketika kita menemukan suatu hal berbau penipuan, misalnya barang yang dikirim tidak sesuai, kita bisa melaporkan hal tersebut. Dengan begitu, penipuan bisa diminimalisasi,” jelas Fransiska.

Seluruh bahasan pada seminar tersebut membuat peserta begitu antusias mendalami materi. Hal ini terlihat dari berbagai pertanyaan yang diajukan saat sesi tanya-jawab.

Beberapa pertanyaan yang dilontarkan, yakni seputar cara membedakan antara informasi benar dan hoaks serta tindakan yang tepat untuk menghadapi kasus ujaran kebencian.

Selain itu, ada pula sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan situasi pandemi. Di antaranya, mengenai kesiapan Indonesia mengikuti arus digital.

Pertanyaan itu berkaca dari fakta bahwa masih banyak pelajar dan pengajar yang belum memahami teknologi pembelajaran jarak jauh (PJJ), terutama penggunaan berbagai aplikasi.

Untuk diketahui, seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi masyarakat yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital. Oleh sebab itu, Kominfo berharap seluruh lapisan masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam seminar ini.

Sebagai informasi, rangkaian webinar tersebut akan diselenggarakan hingga akhir 2021 dengan berbagai tema yang mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaannya dalam webinar.

Informasi selengkapnya mengenai seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital dapat Anda temukan di akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com