Advertorial

100 Hari Eri-Armuji, Ini Sejumlah Program yang Dilakukan untuk Perbaiki Surabaya

Kompas.com - 07/06/2021, 17:50 WIB

KOMPAS.com - Seusai dilantik pada 26 Februari 2021, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji langsung membuat program-program untuk mengubah Surabaya menjadi lebih baik.

Berbagai gebrakan dan inovasi dilakukan untuk menyejahterakan warga Kota Pahlawan. Menginjak 100 hari kerja, inovasi dan gebrakan tersebut diterima dengan baik oleh warga Surabaya.

Wali Kota Eri mengatakan, dalam program kerja, sebenarnya tidak bisa dikatakan hanya berhenti selama 100 hari. Sebab, semua program sifatnya berkelanjutan.

Namun, ia memastikan bahwa dalam 100 hari kerja, program yang menyasar kesehatan, kesejahteraan, dan pendidikan warga dapat tercapai.

“Tujuan akhir dari semua itu adalah kebahagiaan warga Surabaya. Kebahagiaan dan senyum warga Surabaya. Itulah yang menjadi tujuan saya ketika ditugaskan menjadi Wali Kota Surabaya,” kata Eri dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (7/6/2021).

Ia pun menjelaskan alasan memilih fokus pada bidang kesehatan. Pada masa pandemi Covid-19, Eri tidak ingin warga yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) juga tidak mendapatkan fasilitas kesehatan.

Maka dari itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk menyukseskan program Universal Health Coverage (UHC) atau Jaminan Kesehatan Semesta yang berlaku mulai April 2021.

“Alhamdulillah, sekarang warga Kota Surabaya yang ingin berobat sudah gratis. Cukup menunjukkan KTP-nya,” kata Eri.

Di samping itu, Eri bersama jajaran Pemkot Surabaya juga fokus menekan penularan Covid-19. Mereka terus mempercepat vaksinasi. Hingga saat ini, vaksinasi di Kota Pahlawan sudah mencapai 1,1 juta warga.

Pemkot Surabaya juga terus memasifkan operasi protokol kesehatan (prokes) di semua penjuru Surabaya. Bahkan, Eri membuat peraturan-peraturan prokes secara detail demi menekan pandemi Covid-19.

Selanjutnya, dalam bidang kesejahteraan warga, Eri memastikan terus mendorong perekonomian Surabaya dengan cara menggerakkan kembali usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal itu dimulai dari para pejabat dan pegawai Pemkot Surabaya yang harus menggunakan produk UMKM.

Bahkan, Eri memastikan sudah beberapa kali memasarkan produk UMKM melalui pameran virtual dan juga lomba promosi yang dilakukan oleh kepala organisasi perangkat daerah (OPD) hingga para camat se-Surabaya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau UMKM di Kelurahan Sememi. Dok. Pemkot Surabaya Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau UMKM di Kelurahan Sememi.

Eri pun menyatakan bahwa Pemkot Surabaya sudah menyiapkan semua kebutuhan untuk keluarga aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai Pemkot yang berasal dari UMKM Surabaya, seperti pakaian dan kebutuhan pokok lainnya.

“Nah, ketika produk UMKM itu kurang pas dan misalnya kuenya kurang enak, di sinilah pemerintah hadir. Pemkot memberikan pelatihan sehingga pemerintah itu harus menjadi guru, bisa menjadi orangtua untuk terus menyempurnakan produk UMKM itu supaya berkelas dunia,” kata Eri.

Menurutnya, saat ini, upaya mendorong perekonomian dan menekan penyebaran Covid-19 harus terus berjalan beriringan dan tidak boleh berhenti. Sebab, keduanya merupakan dua mata pedang yang tidak boleh berhenti salah satunya.

Perekonomian harus menggeliat, lanjut Eri. Konsekuensinya terjadi pergerakan orang dan berbagai kegiatan. Oleh karena itu, protokol kesehatan ketat harus diterapkan dalam setiap kegiatan itu.

“Saya yakin ekonomi di Surabaya bisa berjalan dan Covid-19 bisa diturunkan,” ujarnya.

Dalam bidang pendidikan, Eri juga memastikan sudah menyediakan berbagai fasilitas untuk pembelajaran tatap muka maupun daring. Upaya terbaru, Pemkot mengembangkan program anak asuh.

Jika sebelumnya program anak asuh itu hanya berasal dari corporate social responsibility (CSR) perusahaan, kini anak asuh itu juga diwajibkan kepada seluruh ASN di lingkup Pemkot Surabaya. Sebab, pandemi Covid-19 banyak mempengaruhi perekonomian warga sehingga Eri tidak ingin ada anak Surabaya yang putus sekolah di masa pandemi ini.

“Setiap bulannya, anak asuh ini membutuhkan (biaya) Rp 125.000. Jika dikalikan 12 bulan, hanya sekitar Rp 1,5 juta dalam setahun. Makanya, seluruh ASN di lingkungan Pemkot Surabaya secara bertahap mengikuti program anak asuh ini,” imbuhnya.

Sampai saat ini, sudah sekitar 2.000 ASN yang memiliki anak asuh. Dengan demikian, rasa gotong royong dan cinta kasih muncul di lingkungan ASN Pemkot Surabaya.

Penyempurnaan pelayanan publik

Selain tiga program itu, pelayanan publik di Kota Surabaya terus disempurnakan. Salah satunya, dengan memberikan penghormatan dan apresiasi kepada RT, RW dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) karena merekalah pemimpin sejati di tengah masyarakat.

Dengan menaikkan apresiasi (insentif) mereka, diharapkan pendataan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa semakin rapi dan tepat sasaran.

Demi mendekatkan diri dan memastikan pelayanan publik berjalan dengan baik, Eri juga membuat aplikasi “wargaKu”. Melalui aplikasi ini, warga bisa melaporkan apa pun tentang pelayan publik di Surabaya dan harus segera dijawab oleh dinas terkait. Aplikasi ini juga terhubung langsung dengan Eri.

“Saya juga langsung berkantor di kelurahan-kelurahan. Tujuannya, supaya saya bisa langsung mendengar berbagai keluhan warga dan segera diselesaikan. Buat saya ketika ada warga yang menyampaikan keluhan, maka harus segera ditindaklanjuti,” ujar Eri.

Menurutnya, hal tersebut juga untuk menguatkan program semua pelayanan harus berhenti di kelurahan. Jadi, lanjutnya, mulai sekarang dan ke depan, semua pelayanan harus berhenti di kelurahan.

Itulah sebagian kecil dari berbagai rencana yang akan dilakukan Eri sampai akhir masa jabatan pada 2024. Namun, sebelum memasuki masa akhir jabatan, ia bertekad membuat warga Surabaya tersenyum.

Dengan peningkatan sumber daya manusia dan pendapatan per keluarga, keluarga-keluarga yang ada di Kota Surabaya diharapkan dapat merasakan kebahagiaan.

“Nah, setelah 100 hari ini, masih banyak yang harus kami kerjakan sampai di akhir masa jabatan saya. Harapannya adalah kebahagiaan warga Surabaya. Tidak ada lagi warga Surabaya yang tidak bisa bekerja. Tidak ada lagi pendapatannya per keluarga di bawah Rp 7 juta. Inilah kebahagiaan saya,” ujarnya.

Ke depan, Eri memastikan akan menciptakan tempat-tempat baru dan pemerataan pembangunan di Surabaya. Bahkan, dalam waktu dekat, ia mengaku akan membuat kota heritage dan wisata air segera terwujud. Tujuan akhirnya adalah supaya bisa menarik tenaga kerja dan menggerakkan perekonomian Surabaya.

“Pada akhirnya, semua pembangunan ini adalah kebahagiaan dan senyum warga terpuaskan sehingga semuanya akan kembali kepada warga Surabaya,” katanya.

Sebagai informasi, kerja keras Wali Kota Eri dan Wawali Armuji dalam kurun waktu 100 hari pemerintahannya mendapatkan respons positif dari warga Kota Pahlawan. Berdasarkan survei persepsi publik yang dilakukan mahasiswa Magister Manajemen Universitas Airlangga (Unair), 80 persen warga Surabaya mengaku puas dengan kinerja Eri-Armuji.

Sementara, Koordinator Peneliti dari Unair Irviene Maretha menjelaskan bahwa kerja keras Eri Cahyadi dan Armuji dalam menangani pandemi Covid-19 juga mendapat apresiasi dari masyarakat. Berbagai peraturan konkret yang dibuat oleh Pemkot dinilai mampu mengendalikan penyebaran Covid-19.

“Sebanyak 81 persen warga merasa puas terhadap penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan Pemkot Surabaya,” ujar Irviene.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com