Advertorial

Menyelami Kisah Hardiana, Petugas Pemeriksa Jalur Kereta Api yang Bekerja di Tengah Sunyi

Kompas.com - 09/06/2021, 16:34 WIB

KOMPAS.com – Perusahaan pelat merah Tanah Air, PT Kereta Api Indonesia (KAI), berkomitmen memberikan pelayanan maksimal kepada pelanggannya.

Oleh karena itu, KAI mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan dalam operasionalnya perjalanan kereta api (KA) .

Namun, tahukah Anda, di balik pelayanan KA yang aman dan nyaman, ada profesi yang tak banyak diketahui penumpang secara langsung?

Misalnya saja, ketika penumpang biasanya berpapasan dengan petugas yang akan memeriksa tiket dan kartu identitas di stasiun. Contoh lainnya, jika ada masalah terkait perjalanan, penumpang bisa menemui petugas customer service di stasiun

Demikian pula saat dalam perjalanan, penumpang akan bertemu dengan kondektur dan polisi khusus kereta api (polsuska) yang sigap memberikan bantuan jika penumpang mengalami kesulitan.

Selain profesi-profesi tersebut, ada profesi lain yang ikut memegang peran penting dalam menjaga dan mewujudkan keselamatan perjalanan KA. Salah satu profesi di garda terdepan ini adalah petugas pemeriksa jalur (PPJ).

Untuk diketahui, seorang PPJ bertugas memeriksa jalur kereta api untuk memastikan keamanan dan kelayakan jalur tersebut.

Dalam kesehariannya, PPJ menjalankan tugas dengan berjalan kaki dari satu rel stasiun ke stasiun atau titik lain di wilayah kerjanya.

Ia memeriksa secara visual dengan membawa peralatan kerja dan bendera merah, kuning, dan lampu hand sign sebagai pengaman perjalanan KA.

Ketika menjalankan tugas, PPJ memeriksa secara detail kondisi jalur kereta yang dilalui, seperti mengencangkan baut-baut rel dan mengecek kelaikan kondisi rel. Karena itu, kedisiplinan dan ketelitian merupakan kunci utama seorang PPJ.

Dalam kondisi cuaca apapun, baik hujan badai maupun panas terik, mereka harus berjalan untuk memastikan keamanan jalur kereta.

Tak jarang, mereka harus masuk ke terowongan gelap dan melintasi jembatan KA yang berada di ketinggian ratusan meter. Bahkan, seorang PPJ harus mampu berjalan sejauh 8-12 kilometer (km).

Bukan perkara mudah untuk menjalankan tugas tersebut. Karenanya, PPJ harus memiliki fisik dan mental yang baik.

PPJ juga dituntut untuk berani, berhati-hati, dan fokus dalam melakukan pekerjaan. Terlebih, saat berdinas pada jalan rel dan jembatan yang licin di musim penghujan.

Selain mendukung keselamatan perjalanan kereta api, seorang PPJ juga dituntut untuk menjaga keselamatan dirinya saat bekerja. 

Hal itu dilakukan dengan tetap patuh dan disiplin pada standar operasional pekerjaan (SOP) yang ditetapkan, seperti menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap dan menjaga keamanan diri.

Segi ketelitian juga diutamakan karena PPJ harus memahami tata cara dan prosedur pemeriksaan jalur KA.

Ia harus mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil pemeriksaan yang berpotensi membahayakan perjalanan KA serta menentukan pembatas kecepatan yang diperlukan.

Terakhir, PPJ harus mengetahui peraturan dinas yang berkaitan dengan bidang tugasnya. Salah satu PPJ yang berdinas di Daerah Operasional (Daop) 2 Bandung adalah Hardiana. Ia bertugas di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Resor Jalan Rel 2.10, Cibatu.

Hardiana mengatakan, Daop 2 Bandung memiliki jalur KA yang cukup unik. Pasalnya, jalur selatan ini membelah pegunungan, menghubungkan jurang, dan memiliki medan yang ekstrem.

Setiap bertugas, Hardiana harus melewati hutan dan semak belukar. Tak jarang, ia bertemu hewan liar. Apabila tidak berhati-hati, nyawa menjadi taruhan.

“Saat musim penghujan, risiko tergelincir dan jatuh mungkin saja terjadi. Oleh karena itu, harus ekstra berhati-hati dalam bekerja,” ujar Hardiana dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (9/6/2021).

Hardiana menjelaskan, ia harus melakukan pengecekan jembatan di ketinggian ratusan meter secara detail, baik siang maupun malam.

Saat sebagian besar orang sedang tidur pulas, lanjut Hardiana, PPJ seperti dirinya justru sedang berjalan sendiri di kegelapan untuk mengecek jalur kereta.

“Saat panas terik ketika kebanyakan orang dapat berteduh dalam ruangan sejuk, kami harus tetap berjalan kaki mengecek rel,” kisahnya. 

Meski menemui banyak tantangan, tugas dan tanggung jawabnya sebagai PPJ dilaksanakan dengan penuh dedikasi.

Pasalnya, keselamatan perjalanan KA dan keluarga yang menanti di rumah menjadi pemacu semangatnya dalam bekerja.

Sebagai informasi, Hardiana bergabung dengan KAI sejak 1991. Mulanya, ia bekerja sebagai cleaning service. Kemudian, ia berkesempatan mengikuti seleksi penerimaan karyawan tetap KAI pada 2011. Akhirnya, ia diterima menjadi karyawan tetap.

Hardiana mengisahkan, proses panjang untuk menjadi pegawai tetap secara tak langsung membentuk pribadinya menjadi jauh lebih loyal, gigih, dan tidak mudah menyerah.Ia pun bertekad untuk mencurahkan tenaga dan dedikasinya kepada perusahaan.

Berkat komitmennya itu, Hardiana terpilih sebagai tiga besar dalam ajang Frontliner Award KAI.

Prestasi tersebut mengantarkan Hardiana ke China pada Agustus 2016. Sebagai penghargaan, KAI memberangkatkannya untuk melihat dan merasakan kemajuan perkeretaapian di sana.

“Pengalaman tersebut merupakan kali pertama (saya) bepergian ke luar negeri. Saya menjadikan pengalaman berharga tersebut untuk bekerja lebih giat dan berdedikasi tinggi bagi KAI,” tuturnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau