KOMPAS.com - Sepanjang 2020, seluruh sektor ekonomi global dan industri minyak dunia terdampak pandemi Covid-19. Kondisi tersebut menjadi salah satu penyebab penurunan kebutuhan energi dan anjloknya harga minyak dunia.
Meski demikian, pada 2020, PT Pertamina (Persero) berhasil mencatat kinerja keuangan yang positif.
Pertamina mampu mencetak laba bersih konsolidasian (audited) sebesar 1,05 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 15,3 triliun, dengan asumsi nilai tukar rupiah selama 2020 Rp 14.572 per dollar).
Laporan kinerja keuangan Pertamina selama 2020 tersebut telah mendapatkan persetujuan pemegang saham yang disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Senin (14/6/2021).
Pejabat Sementara (Pjs) Senior Vice President Corporate Communication and Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, Pertamina melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja.
Langkah yang dilakukan perseroan sesuai arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir untuk melakukan transformasi, optimalisasi, efisiensi, dan akuntabilitas.
Arahan tersebut diimplementasikan Pertamina secara konsisten sehingga pendapatan konsolidasian pada akhir 2020 mencapai 41,47 miliar dollar AS.
“Kinerja keuangan dan operasional 2020 menjadi positive driver untuk mewujudkan aspirasi pemegang saham menjadi perusahaan energi global di masa depan dengan nilai perusahaan mencapai 100 miliar dollar AS,” ujar Fajriyah dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin.
Fajriyah menambahkan, pada 25 Mei 2021, Pertamina telah menerima Laporan Auditor Independen 2020 yang disampaikan akuntan publik Purwantono, Sungkoro & Surja.
Penilaian akuntan publik menyatakan bahwa laporan keuangan perseroan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material.
Selain itu, sebagai perusahaan pelat merah, laporan tersebut juga telah diperiksa oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Republik Indonesia.
“Kinerja keuangan positif yang ditorehkan Pertamina pada 2020 akan menjadi acuan bagi seluruh jajaran manajemen perusahaan, baik di holding maupun subholding dalam menetapkan dan menjalankan program kerja 2021,” terangnya.
Tak hanya itu, kinerja positif perseroan juga terlihat pada earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) sebesar 7,6 miliar dollar AS dengan EBITDA margin 18,3 persen.
Hal itu menunjukkan kondisi keuangan Pertamina aman sehingga mampu bertahan di tengah krisis ekonomi global.
Pada kesempatan yang sama, Dewan Komisaris Pertamina Condro Kirono mengapresiasi capaian tersebut.
"Tahun 2020 bukan tahun yang mudah. Oleh karena itu, prestasi tersebut patut diapresiasi karena Pertamina bisa mencapai laba bersih konsolidasian 1,05 miliar dollar AS atau 250 persen di atas target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) revisi 2020, yaitu 419,8 juta miliar AS," kata Condro.