Advertorial

Anak Anda Alami Gejala Berikut? Awas Bisa Jadi Kanker Darah

Kompas.com - 16/06/2021, 09:13 WIB

KOMPAS.com – Kanker darah merupakan salah satu penyakit ganas dengan persentase kematian yang tinggi di Indonesia.

Menurut data Global Cancer Observatory (2018) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kematian yang diakibatkan oleh kanker darah di Indonesia mencapai 11.314 jiwa.

Tak hanya terjadi pada orang dewasa, penyakit tersebut juga banyak diderita anak-anak. Bahkan, kanker darah atau leukemia merupakan salah satu jenis penyakit pembunuh nomor satu pada anak.

Dokter (dr) Aulia Fitri, SpA(K), Mkes dari Mayapada Hospital Kuningan mengatakan, jumlah anak penderita kanker darah di Indonesia tergolong banyak. Merujuk data WHO pada 2020, ada 3.880 kasus leukemia pada anak di Indonesia.

Jumlah tersebut sama dengan 34,3 persen dari jumlah kasus penyakit ganas yang terjadi pada anak di 2020.

Sementara itu, persentase kasus kanker pada anak mencapai 3-5 persen dari total keseluruhan penyakit yang ada. Meski begitu, tambah dr Aulia, angka tersebut sudah cukup tinggi.

Adapun penyebab kanker darah pada anak bersifat multifaktor. Pada leukemia, faktor yang umum adalah mutasi genetik.

“Sebenarnya, tidak ada yang tahu secara pasti apa yang membuat anak menderita kanker. Namun, setelah diteliti, dapat disimpulkan terdapat beberapa faktor risiko, seperti paparan radiasi sebelum dan setelah lahir atau faktor genetik tertentu yang menyebabkan kerentanan,” ujar dr Aulia dalam kesempatan wawancara dengan Kompas.com, Jumat (4/6/2021).

Gejala awal

Umumnya, leukemia terjadi karena adanya ketidaknormalan dalam sumsum tulang sehingga produksi darah dalam tubuh terganggu.

Sumsum tulang jadi memproduksi sel darah putih secara berlebihan sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan sel darah putih. Akibatnya, terjadi gangguan fungsi yang membuat tubuh tidak mampu melawan infeksi.

Kondisi tersebut menyebabkan berbagai gejala, mulai dari penurunan berat badan secara drastis, munculnya bintik merah pada kulit, mudah terserang infeksi, hingga terjadinya pembengkakan pada kelenjar getah bening di area leher, ketiak, atau selangkangan.

Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk dapat mendeteksi gejala awal dari penyakit tersebut. Pada kasus anak, orangtua juga penting untuk memahami hal ini.

“Karena anak tidak bisa mengungkapkan apa yang dirasakan. Jadi, orangtua perlu lebih peka. Memang sulit, tapi bukan berarti tidak bisa. Jika anak agak lemas, pucat, nafsu makan berkurang, mengalami pendarahan, hingga lebam pada tubuhnya, baiknya langsung diperiksa,” ucap dr Aulia.

Lebih lanjut, dr Aulia menjelaskan, ketika gejala tersebut muncul, hal terpenting yang harus dilakukan adalah melakukan pengecekan darah.

“Biasanya pada kanker darah itu, hemoglobin dan trombosit mengalami penurunan. Kemudian, sel darah putih cenderung berlebih atau bahkan sangat rendah. Dari situ, akan ada pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan anak tersebut terkena leukemia atau tidak. Jika benar menderita leukemia, ia akan dirujuk ke dokter spesialis untuk pengecekan sumsum tulang,” jelas dr Aulia.

dr Aulia Fitri, SpA(K), MkesDok. Mayapada Hospital dr Aulia Fitri, SpA(K), Mkes

Ia menambahkan, pengobatan kanker darah, terutama di Indonesia, masih menggunakan metode konvensional seperti kemoterapi.

Selain itu, bila ditemukan penyebaran kanker pada sistem saraf, pasien juga akan mendapatkan perawatan radioterapi.

Namun, saat ini juga terdapat metode pengobatan lain yang sedang dikembangkan, yakni terapi target. Metode tersebut bertujuan untuk mengobati kromosom yang mengalami mutasi secara langsung.

“Ada juga imunoterapi, tapi karena biayanya sangat mahal jadi jarang dilakukan di Indonesia. Ada terapi alternatif, tapi hal tersebut belum terbukti secara ilmiah sehingga tidak dapat dijamin keberhasilannya. Jadi, tidak kami sarankan,” jelas dr Aulia.

Seperti diketahui, pengobatan kanker darah memakan waktu yang cukup panjang. Oleh karena itu, kedisiplinan selama masa pengobatan menjadi faktor penting bagi kesembuhan penderita.

Selain itu, orangtua juga berperan besar terhadap penyembuhan anak penderita kanker. Pasalnya, selama proses tersebut, orangtua harus mampu menjaga anak dari beragam aktivitas yang bisa memengaruhi daya tahan tubuhnya.

“Misalnya, anak yang masih menjalani pengobatan dan kondisinya sedang tidak baik, jangan dipaksakan untuk melakukan aktivitas. Begitu pengobatannya selesai dan responsnya baik, biasanya kondisi mereka pasti lebih siap sehingga ia juga bisa menjalani aktivitas sehari-hari. Namun, memang harus tetap diawasi, terlebih untuk kebersihan makanan,” kata dr Aulia.

Di Mayapada Hospital, pengobatan terhadap penderita kanker darah sudah disesuaikan dengan protokol nasional.

Selain itu, penanganannya juga telah disesuaikan dengan berbagai jenis kanker darah yang ada.

“Kami melakukan kemoterapi sesuai standar penanganan nasional. Masing-masing jenis dari penyakit tersebut juga kami sesuaikan penanganannya, baik itu risiko tinggi ataupun standar. Kami sendiri di Mayapada Hospital Kuningan sudah ada fasilitas kemoterapi untuk layanan kanker anak, kanker paru, kanker kebidanan,” jelas dr Aulia.

Mayapada Hospital juga menyediakan pengobatan dengan metode radioterapi. Melalui cara ini, pasien akan mendapatkan penanganan melalui terapi radiasi.

Terapi tersebut dilakukan dengan memanfaatkan sinar sebagai energi intensif untuk membunuh serta menghancurkan materi genetika sel yang mengontrol pertumbuhan dan pembelahan diri sel kanker.

Selain itu, juga terdapat pengobatan dengan cara melakukan transplantasi sumsum tulang. Cara tersebut bertujuan untuk menggantikan sumsum tulang pasien yang telah rusak dengan sumsum tulang yang lebih sehat.

Adapun tingkat keberhasilan transplantasi bervariasi, tergantung pada kondisi pasien dan faktor lain.

Mayapada Hospital juga memiliki pusat onkologi khusus penanganan kanker. Fasilitas tersebut berada di Mayapada Hospital Tangerang (MHTG).

Keberadaan pusat onkologi tersebut juga ditunjang dengan dokter spesialis senior dan ahli di bidangnya serta kelengkapan fasilitas untuk pengobatan.

Adapun fasilitas tersebut meliputi ruang pemeriksaan untuk kunjungan klinis, pusat kemoterapi rawat jalan, laboratorium patologi anatomi dan klinikal, pencitraan diagnostic, seperti MSCT scan 128 potong, 1.5 tesla MRI, dan laboratorium farmasi dengan mesin cytogard untuk kemoterapi.

Tak hanya itu, ada juga ruang kemoterapi (one day care kemoterapi untuk pasien rawat jalan), ruang laparoskopi, klinik payudara, dan radiasi onkologi.

Sebagai informasi, Mayapada Hospital juga membuka layanan telekonsul terkait penyakit apa pun. Bagi yang ingin menggunakan layanan tersebut, silakan hubungi 150770.

Selain itu, untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan, pada kuartal III 2021, Mayapada Hospital akan membuka cabang di Kota Surabaya, Jawa Timur. Rumah sakit ini berada di Jalan Mayjen Sungkono Nomor 20, Surabaya Barat.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau