KOMPAS.com- Kinerja positif PT Pertamina (Persero) pada 2020 tidak hanya tercermin dari angka perolehan laba bersih. Sepanjang 2020, Pertamina terus memperkuat empat pilar program corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL).
Pertamina Group melakukan berbagai inovasi sosial dan memperluas jangkauan penerima manfaat program CSR.
Pejabat Sementara (Pjs) Vice President Corporate Communications and Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, keempat pilar TJSL itu adalah program Pertamina Sehat, Pertamina Hijau, Pertamina Berdikari, serta Pertamina Cerdas dan Creating Shared Values (CSV).
Menurut Fajriyah, upaya penguatan pada empat pilar tersebut dilakukan sebagai wujud komitmen perusahaan dalam menerapkan nilai Environment, Social and Governance (ESG).
Nilai tersebut mendukung Sustainable Delevopment Goals (SDGs). Khususnya pada poin 3, 4, 7 dan 8, yakni memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan, memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas, memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Hasil inovasi program TJSL Pertamina telah dipaparkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berlangsung Senin (14/6/2021).
Pada RUPS, disampaikan bahwa program Pertamina Sehat telah menjangkau 900 penerima manfaat. Melalui program itu, Pertamina Group memastikan tumbuh kembang ribuan balita dan kesehatan ibu hamil terpantau dengan baik. Selain itu, ribuan orang memperoleh pemberdayaan dan penyandang disabilitas memperoleh peluang kerja.
“Program Pertamina Sehat telah memberikan peluang kerja bagi 26 difabel dengan omzet wirausaha per tahun sekitar Rp 165 juta. Selain itu, masyarakat dapat menghemat biaya pengobatan senilai Rp 15 juta per tahun,” ungkap Fajriyah.
Kemudian, melalui Pertamina Hijau yang bertujuan untuk penyelamatan lingkungan hidup, lanjut Fajriyah, Pertamina Group telah melestarikan ribuan flora dan fauna, sedimentasi baru dan penyelamatan lahan dari kebakaran, serta pemanfaatan hutan dan penanaman pohon mangrove.
“Dari (sektor) lingkungan, Pertamina mampu menurunkan penyerapan karbon 362,876 kilogram CO2 dengan memberikan dampak ekonomi dengan pendapatan kelompok per tahun sebesar Rp 1,2 miliar dari ribuan penerima manfaat,” imbuhnya.
Melalui Pertamina Berdikari, kata Fajriyah, masyarakat didorong untuk menghadirkan energi secara mandiri. Dengan demikian, Pertamina Group turut memberi kontribusi dalam pengurangan emisi.
Melalui program tersebut Pertamina Group mereduksi timbunan sampah, mengalirkan gas methane, serta memaksimalkan pemanfatan kotoran ternak menjadi energi terbarukan dan pemanfaatan minyak jelantah menjadi energi listrik.
Pertamina Berdikari telah berhasil memberdayakan komunitas dan memberikan dampak ekonomi kepada 6.929 penerima manfaat senilai hampir Rp 1 miliar per tahun.
Program TJSL selanjutnya, yakni Pertamina Cerdas, berhasil membantu pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Manfaat dari program tersebut telah dirasakan oleh 3.295 siswa.
Program Pertamina Cerdas juga telah memberikan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus serta meningkatkan pemahaman masyarakat di bidang kesehatan dan lingkungan.
“Melalui Pertamina Cerdas penerima manfaat dapat menghemat biaya pendidikan puluhan juta per tahun,” jelasnya.
Pada program Creating Shared Value (CSV), ungkap Fajriyah, Pertamina juga mengembangkan Program Enduro Student Program (ESP). Program tersebut memberikan pendidikan, pelatihan, dan magang bagi lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) agar mampu menjadi wirausaha muda mandiri.
Untuk diketahui, program CSV merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai kompetitif perusahaan melalui kegiatan sosial dan ekonomi.
Sebanyak 113 penerima manfaat yang tersebar di 64 outlet bengkel aktif dan mampu menghasilkan shared value sebesar Rp 1 miliar melalui penjulan botol pelumas Pertamina dan pendapatan jasa reparasi perusahaan.
Dengan pelaksanaan empat pilar program TJSL tersebut, Fajriyah menuturkan, Pertamina meraih lebih dari 80 penghargaan Proper Emas dan Hijau yang tiga di antaranya berskala internasional. Pertamina juga meraih rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
“Program TJSL akan terus dikembangkan secara berkelanjutan dengan penerima manfaat yang lebih besar sebagai kontribusi Pertamina bagi masyarakat dan bangsa Indonesia,” ujar Fajriyah.