Advertorial

Peduli Kelestarian Alam, BNI Kembangkan Hutan Organik

Kompas.com - 19/06/2021, 22:32 WIB

KOMPAS.com – Hutan Organik di Kawasan Megamendung, Kabupaten Bogor, menjadi bukti nyata bahwa upaya serius dapat mengubah lahan kritis yang nyaris tanpa harapan, menjadi hutan rimbun yang mampu menghidupi masyarakat di sekitar.

Lahan seluas 22 hektare tersebut semakin menghijau dan menjadi simbol keberhasilan kolaborasi antara pecinta lingkungan, dalam hal ini Pengelola Hutan Organik, dengan dunia usaha yaitu PT Bank Negara Indonesia (BNI).

Pengelolaan Hutan Organik di kawasan Megamendung merupakan salah satu dari sekian kisah sukses keterlibatan BNI sebagai Bank Pelopor GreenBanking dalam mengelola dan menjaga kelestarian alam serta keberlangsungan lingkungan.

Kerja sama antara Pengelola Kelompok Hutan Organik dengan BNI dimulai pada 2019 dan 2020, di mana BNI melalui program corporate social responsibility (CSR) terlibat langsung dalam pengelolaan hutan.

Keterlibatan tersebut diwujudkan dengan memasok kebutuhan kebun bibit (nursery) dan mengembangkan sarana dan prasarana Kelompok Hutan Organik.

Menariknya, selain sebagai upaya pelestarian lingkungan, konsep hutan organik juga dapat mendorong pergerakan ekonomi masyarakat.

Pasalnya, di lahan tersebut tidak hanya ditanami pepohonan rindang untuk penghijauan, tetapi juga ditanami buah-buahan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Buah-buahan tersebut antara lain durian, alpukat, mangga, rambutan, cengkeh dan pala.

Masyarakat sekitar dapat merasakan langsung hasil panen buah-buahan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Pengelola Hutan Organik Megamendung Yuhan Subrata menuturkan, kelompok ini awalnya bernama Kelompok Tani Megamendung yang sejak 2001 telah berupaya melakukan rehabilitasi ekosistem dan lahan kritis di kawasan hutan Megamendung.

Aksi BNI melalui program CSR di Kawasan Hutan Megamendung sejalan dengan keprihatinan para pemrakarsa hutan organik terhadap kerusakan lingkungan yang telah terjadi sejak lama.

BNI bersama pencinta lingkungan juga secara aktif melakukan kampanye dan mensosialisasikan pelestarian lingkungan hidup melalui berbagai kegiatan.

Selain melakukan rehabilitasi lahan kritis dengan penanaman pohon 10.000 pohon, BNI juga telah memberikan bantuan dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana serta penamanan dan pemeliharaan pohon.

 “Kami sangat berterima kasih atas keterlibatan BNI dalam upaya rehabilitasi lahan kritis di Kawasan Megamendung, juga atas bantuan pembiayaan untuk pertanian organik,” ujar Yuhan di Megamendung, Bogor, Jum’at (19/6/2021).

Menurutnya, secara umum aksi BNI telah memberikan banyak manfaat bagi lingkungan.

Setidaknya terdapat tiga manfaat utama penghijauan bagi lingkungan dan manusia.

  1. Mencegah erosi tanah

Seperti diketahui, erosi tanah adalah masalah yang umum terjadi pada lahan tandus.

Tanah yang tandus akan mengalami angin kencang yang membawa partikel-partikel besar dari tanah, sehingga menyebabkan erosi tanah dan berdampak negatif pada kualitas udara. 

Melalui aksi penghijauan, pepohonan akan bertindak sebagai penghalang angin sehingga mampu melemahkan kecepatan angin dan mengurangi dampak erosi.

Akar-akar pohon yang tertanam di dalam tanah berguna menahan tanah untuk memastikan tanah tidak terseret air selama banjir.

Daun dan ranting pohon juga membantu mengurangi dampak tetesan air hujan di tanah, sehingga dapat mencegah erosi.

Pohon-pohon yang ditanam akan menahan tanah sehingga tidak mudah longsor, terutama di daerah berbukit dan pegunungan.

  1. Memperbaiki kualitas udara

Pohon memainkan peran penting dalam memurnikan udara. Orang-orang yang tinggal di daerah dengan banyak pohon, memiliki risiko lebih kecil menderita penyakit yang berhubungan dengan udara.

Hal tersebut terjadi karena pohon dapat memurnikan karbon dioksida dan menghasilkan oksigen melalui fotosintesis.

Perbaikan kualitas udara menjadi penting, mengingat banyak aktivitas manusia yang menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah besar. Contohnya mengemudi dengan kendaraan bermotor, membakar fosil, dan kegiatan industri.

Pohon tidak hanya mampu memurnikan karbon dioksida, tetapi juga berguna untuk memurnikan emisi rumah kaca.

Pohon dapat menjebak partikel tanah di udara, sehingga menghasilkan kualitas udara yang lebih baik.

“Setiap pohon yang ditanam dalam kerja sama dengan BNI ini akan menyerap dampak buruk karbon dioksida. Dari 10 ribu pohon yang ditanam selama 2019, kami perhitungkan penyerapan karbon dioksidanya mencapai 45,9 ton,” papar Yuan.

Ia mengatakan, hal yang sama terjadi pada 10.000 pohon lain yang ditanam pada tahun 2020.

“Ini akan terus lestari dengan adanya pembibitan di lokasi penanaman," kata Yuan, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Sabtu.

  1. Mencegah banjir

Pepohonan yang ditanam mempunyai akar yang berfungsi sebagai penyerap air dan menyimpan air di dalam tanah, sehingga air yang terserap akan terkunci di dalam tanah.

Terkuncinya air di dalam tanah akan mengurangi risiko terjadinya banjir.

Dengan demikian, air hujan dengan volume besar tidak akan meluap, sehingga banjir pun dapat dicegah.

BNI Kian Mendekat ke Alam

Corporate Secretary BNI Mucharom mengungkapkan, besarnya manfaat penghijauan menjadi alasan BNI menghibahkan sejumlah dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan sarana prasarana air, geo tagging, penanaman, dan pemeliharaan pertanian organik.

Untuk diketahui, penanaman pohon dengan konsep geo tagging memungkinkan posisi pohon yang ditanam dapat diketahui lokasinya.

Dengan demikian, BNI dapat mengetahui perkembangan proses penanaman pohon yang telah dilakukan.

Mucharom mengatakan, pertanian organik bisa menjadi ujung tombak dalam rehabilitasi lahan kritis dan ekosistem.

Karena itu, BNI sangat mendukung upaya kelompok pengelola Hutan Organik dalam upaya rehabilitasi lahan kritis dan pengembangan pertanian organik.

"Kami berharap kegiatan ini dapat membangkitkan animo masyarakat luas untuk ikut serta melestarikan hutan dan ekosistem yang ada,” ujar Mucharom.

Ia menyatakan, BNI selaku pelopor Gerakan Green Banking telah melakukan berbagai kegiatan CSR yang salah satunya fokus pada pelestarian lingkungan di berbagai wilayah di tanah air.

“Memasuki usia 75 tahun pada Juli tahun ini, BNI semakin menyadari bahwa keberlangsungan usaha tidak akan terlepas dari kelestarian alam,” sebut Mucharom.

Untuk itu, lanjut dia, dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75, BNI terus mendekat dengan alam.

Sebagai informasi, perseroan mengajak para pegawainya atau BNI Hi-Movers untuk menanam 7.500 pohon sebagai bagian dari aksi Change Movement dalam program inisiatif One Tree One Employee.

Setiap pegawai BNI akan menanam pohon di rumahnya masing-masing. Bibit pohon yang ditanam akan disediakan oleh kantor pusat atau kantor wilayah.

Adapun para pegawai yang akan mengambil bibit tanaman, harus membawa 10 sampah plastik yang nantinya akan di daur ulang oleh Recycling Centre agar dapat menjadi barang bermanfaat yang bernilai ekonomi.

Selain itu, pegawai juga dapat berinisiatif untuk membeli sendiri tanaman yang ingin mereka tanam.

Mucharom menjelaskan, pelaksanaan kegiatan tersebut sengaja dibuat agar mudah dan menyenangkan.

Sementara itu, karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19, penanaman pohon dapat dilakukan di rumah, sehingga tetap terjaga penegakan protokol kesehatan (prokes).

“Setiap pohon memiliki nomor, sehingga jumlah pohon yang ditanam benar-benar bisa diketahui,” tutur Mucharom.

Ia berharap, Change Movement ini dapat menginspirasi masyarakat untuk mendukung gerakan pengurangan emisi karbon.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com