KOMPAS.com – PT Kimia Farma Tbk melalui cucu usahanya PT Kimia Farma Diagnostika (KFD), yang merupakan bagian dari Holding Farmasi, mampu melewati tantangan dalam pendistribusian dan penyuntikan vaksin ke wilayah timur Indonesia, tepatnya di Kilang Tangguh LNG di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Sebagai anak usaha PT Kimia Farma Apotek, KFD akan melayani vaksinasi untuk 14.800 pekerja Tangguh LNG secara bertahap di lokasi tersebut.
Tim tenaga kesehatan KFD telah melakukan Vaksinasi Gotong Royong di Kilang Tangguh LNG sejak Minggu (13/6/2021) hingga Senin (21/6/2021).
Direktur Utama PT Kimia Farma Apotek Nurtjahjo Walujo Wibowo mengatakan, distribusi vaksin dan kegiatan vaksinasi ke wilayah timur Indonesia cukup menantang jika dibandingkan dengan vaksinasi karyawan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).
Ia memaparkan, mobilisasi vaksin dan tenaga kesehatan serta bahan medis habis pakai harus menggunakan berbagai moda transportasi, yaitu udara, darat, dan laut untuk menjangkau ke tempat gas alam di remote area tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Nurtjahjo saat meninjau langsung kegiatan vaksinasi pekerja di Kilang Tangguh LNG, Senin.
“Alhamdulillah, kami bisa melewati seluruh tantangan itu. Kualitas vaksin tetap terjaga dengan baik dan kegiatan vaksinasi di Papua Barat bisa dilaksanakan dengan lancar,” ujar Nurtjahjo dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (22/6/2021).
Nurtjahtjo menambahkan, pihaknya sangat bangga dapat memberikan pelayanan vaksinasi terhadap para pekerja di Kilang Tangguh LNG yang merupakan remote area. Di sekitar kilang pun terdapat lokasi pembangunan proyek strategis nasional (PSN), Train 3.
Menurut Nurtjahjo, kegiatan tersebut merupakan bentuk komitmen Kimia Farma Group dalam mendukung upaya pemerintah mempercepat terbentuknya herd immunity (kekebalan komunal) dan pemulihan ekonomi nasional.
Dalam memenuhi ketersediaan vaksin, KFD secara bertahap mendatangkan vaksin Sinopharm untuk kebutuhan vaksinasi pekerja di Kilang Tangguh LNG.
Setelah melihat langsung kegiatan vaksinasi di lokasi Kilang LNG Tangguh, Plt Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika Agus Chandra yakin bahwa komitmen yang dijalani pihaknya untuk menjalankan vaksinasi para pekerja Kilang Tangguh LNG yang merupakan salah satu PSN berjalan dengan baik.
Setelah mendukung herd immunity di sektor manufaktur, perbankan, dan media, kata Agus, kini KFD mendukung kekebalan komunal di sektor oil and gas yang lokasinya berada di timur Indonesia.
“Kesehatan dan imunitas pekerja Kilang Tangguh LNG perlu dijaga melalui vaksinasi agar dapat menyelesaikan proyek strategis ini sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah,” ujarnya.
Menurutnya, sektor energi memiliki peranan sangat penting dalam mendukung perekonomian dan pembangunan nasional. Oleh karena itu, vaksinasi terhadap pekerja diharapkan dapat menjaga kelancaran kegiatan hulu minyak dan gas (migas).
“Kami siap mendukung perusahaan migas dalam penyuntikan vaksin untuk para karyawannya,” kata Agus.
Saat meninjau kegiatan tersebut, Nurtjahjo dan Agus didampingi Vice President bp Indonesia, bp Asia Pacific, Hardi Hanafiah dan Head of Communication and Advocacy bp Indonesia Desy Unidjaja.
Sebagai informasi, Kilang Tangguh LNG dioperasikan bp Indonesia sejak 2009 di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Kilang Tangguh LNG terdiri atas dua unit, yakni Train 1 dan 2 dengan kapasitas 7,6 juta ton per tahun (Mtpa).
Saat ini, tengah berlangsung pembangunan Train 3 dengan kapasitas 3,8 million tonnes per annum (Mtpa) sehingga total kapasitas Kilang Tangguh LNG akan bertambah menjadi 11,4 Mtpa.
Mewakili seluruh pekerja Tangguh LNG, Hardi mengapresiasi kerja sama dari Kimia Farma dalam mendukung kelancaran kegiatan vaksinasi.
Menurutnya, seluruh proses vaksinasi bagi pekerja di Kilang Tangguh LNG, sejak tahap perencanaan, pendistribusian vaksin, hingga pelaksanaan vaksinasi bagi pekerja di Kilang Tangguh LNG yang berjalan dengan lancar.
“Tentunya, hal tersebut tidak terlepas juga dari dukungan yang bp sudah terima selama ini dari SKK Migas, Pemerintah Provinsi Papua Barat, Pemerintah Kabupaten Bintuni, serta Tim Satuan Tugas Covid-19 di tingkat pusat dan daerah,” ujar Hardi.
Sementara itu, Desy berharap kerja sama tersebut dapat terus terjalin sehingga seluruh pekerja di Kilang Tangguh LNG dapat terlindungi dari Covid-19.
“Sebagai salah satu proyek strategis nasional, kami bertanggung jawab untuk menjaga keberlangsungan dan keselamatan dalam kegiatan operasional Kilang Tangguh LNG serta dalam proyek Train 3 di Tangguh LNG. Oleh karena itu, merupakan perhatian kami bersama untuk melindungi seluruh pekerja, sekaligus membantu Indonesia meraih herd immunity,” tuturnya.
Tantangan perjalanan menuju Kilang Tangguh LNG
Sebagai informasi, pengiriman vaksin dari National Distribution Centre (NDC) Kimia Farma di wilayah Pulogadung, Jakarta Timur hingga ke Kilang Tangguh LNG harus menempuh perjalanan darat, udara, dan laut.
Perjalanan dimulai pada Jumat (11/6/2021) malam, sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu, 41 boks isolation box berukuran sekitar 50 cm x 70 cm mulai dikeluarkan dari NDC Kimia Farma untuk dibawa ke Bandara International Soekarno Hatta.
Sebagai informasi, isolation box merupakan kotak khusus untuk menyimpan vaksin. Bagian dalam kotak tersebut memiliki suhu yang disesuaikan dengan ketentuan dari Kementerian Kesehatan guna menjaga keamanan dan kualitas vaksin, yakni 2-8 derajat Celcius.
Setelah sampai di bandara, 41 isolation box (koli) itu dikemas ke dalam bagasi untuk diterbangkan menuju Bandara Pattimura, Ambon. Tiba di Bandara Ambon sekitar pukul 07.10 WIT.
Setelah transit, para tenaga kesehatan (vaksinator) transit, kemudian pukul 09.30 WIT terbang lagi dengan pesawat ATR menuju Bandara Babo di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Setibanya di Bandara Babo pukul 11.00 WIT, rombongan tim melanjutkan perjalanan menggunakan mobil menuju Dermaga Babo sekitar 10 menit.
Selanjutnya, tim Kimia Farma dan 41 boks vaksin Sinopharm diangkut menggunakan speed boat menuju tempat berlabuh yang disebut Combo Dock selama 90 menit. Saat itu, boat berjibaku dengan ombak yang cukup tinggi.
Kru tenaga kesehatan dan vaksin pun akhirnya tiba di lokasi penghasil gas terbesar di Indonesia itu setelah menempuh perjalanan sekitar 15 jam.
Perjalanan panjang membawa vaksin tersebut tidaklah mudah. Pasalnya, vaksin merupakan obyek vital yang harus diperlakukan secara khusus dan sangat hati-hati agar tetap aman dan terjaga kualitasnya.
Sebagai informasi, Kilang Tangguh LNG yang dioperasikan bp Indonesia merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pertama di wilayah timur Indonesia yang mendapatkan alokasi vaksin Gotong Royong.
Mengenai vaksin Sinopharm
Setelah Vaksin Sinopharm batch I sebanyak 500.000 dosis dipakai untuk program Vaksinasi Gotong Royong, kini telah datang batch II Vaksin Sinopharm sebanyak 1 juta dosis pada Jumat (11/6/2021).
Adapun Vaksinasi Gotong Royong yang diselenggarakan PT Bio Farma (Persero) bekerja sama dengan perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah berjalan sejak Selasa (18/5/2021).
Vaksin Sinopharm batch I diprioritaskan untuk vaksinasi karyawan perusahaan manufaktur dan perbankan di wilayah Jabodetabek. Sementara itu, vaksin batch II sebanyak 1 juta dosis mulai merambah ke luar Jabodetabek, termasuk wilayah Indonesia Timur.
Bio Farma menugaskan PT Kimia Farma Tbk dalam pengadaan, pendistribusian, dan pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong. Program tersebut juga berkoordinasi dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia serta bekerja sama dengan pihak swasta dalam pendistribusian vaksin dan pelaksanaan vaksinasi.
Sementara itu, Kimia Farma menugaskan PT Kimia Farma Diagnostika untuk pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong.
Agus Chandra menjelaskan bahwa pengadaan dan pendistribusian vaksin memiliki persyaratan tertentu yang sudah ditetapkan Kementerian Kesehatan.
Menurutnya, untuk wilayah Jabodetabek tidak menemukan kendala, tetapi untuk wilayah timur Indonesia, pihaknya menemui tantangan dalam proses distribusi vaksin.
“Sebab, harus tetap dipastikan vaksin itu terjaga kualitasnya pada suhu 2-8 derajat Celcius. Kami melakukan vaksinasi ke perusahaan oil and gas di wilayah timur Indonesia,” ujar Agus.
Perlu diketahui, KFD mendistribusikan vaksin Sinopharm sekaligus memberikan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (fasyankes) ke Indonesia timur. Distribusi ke wilayah timur Indonesia akan memiliki kesulitan tersendiri.
Namun, menurutnya, KFD optimistis dengan tim yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia akan sanggup melewati berbagai tantangan tersebut.
Dia menambahkan, Kimia Farma menggunakan platform digital, Kimia Farma Mobile, official partner dari Kemenkes yang sudah terintegrasi dengan Sistem Satu Data.
Agus Chandra juga mengatakan bahwa KFD memiliki keunggulan lainnya, yaitu pelayanan vaksinasi on site sehingga perusahaan tetap bisa melakukan rutinitas sehari-hari.
“(Untuk) vaksinasi on site, kami mendatangi lokasi perusahaan dan mendatangkan tim vaksinator, pendukung logistik serta proses vaksinasinya. Dari beberapa kali pelaksanaan, rekor sampai 5.000 orang di beberapa titik per hari untuk beberapa perusahaan,” kata Agus.
Jumlah itu, lanjut Agus, akan ditingkatkan tergantung ketersediaan tempat. Intinya, KFD mendukung Vaksinasi Gotong Royong agar lebih cepat dilaksanakan, tertib, dan transparan sehingga warga Indonesia mendapatkan vaksin.