Advertorial

Begini Upaya Pemerintah Membangun Karakter Bangsa di Tengah Percepatan Digitalisasi

Kompas.com - 23/06/2021, 19:09 WIB

KOMPAS.com – Hingga saat ini, pemerintah terus mendorong masyarakat untuk memiliki kecakapan literasi digital. Upaya ini, sebelumnya telah diwujudkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) lewat program Literasi Digital Nasional yang diluncurkan pada Kamis (21/5/2021).

Program tersebut bertujuan untuk menciptakan literasi digital sehingga tercipta ruang digital yang aman dan nyaman. Lewat program ini, masyarakat diharapkan tidak hanya cakap dalam memanfaatkan alat dan teknologi, tetapi juga dapat memanfaatkan media digital dengan penuh tanggung jawab.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan dukungannya terhadap program tersebut. Menurutnya, pemanfaatan infrastruktur digital yang telah ada harus didukung oleh kecakapan penggunanya.

“Saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti kesiapan-kesiapan penggunanya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” imbuhnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (23/6/2021).

Lebih lanjut Jokowi menjelaskan, membangun literasi digital adalah sebuah pekerjaan besar sehingga pemerintah perlu mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. (Pemerintah) perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital,” ujarnya.

Oleh karena itu, dalam rangka mendukung program Literasi Digital Nasional, Kominfo bersama Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital meluncurkan Seri Modul Literasi Digital. Sebagai informasi, Seri Modul Literasi Digital diselenggarakan dalam bentuk webinar yang diselenggarakan sepanjang 2021.

Modul tersebut membahas empat tema besar yang mencakup Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital.

Dengan adanya Seri Modul Literasi Digital, masyarakat Indonesia diharapkan dapat mengikuti perkembangan dunia digital dengan baik, produktif, dan sesuai nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.

Sebagai langkah sosialisasi Seri Modul Literasi Digital, Kominfo bersama Japelidi dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar rangkaian webinar Indonesia #MakinCakapDigital.

Membangun karakter dalam bermedia digital

Percepatan digitalisasi berpengaruh cukup besar bagi karakter dan budaya bangsa. Hal itu disampaikan dalam salah satu rangkaian seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital yang bertema “Literasi Digital untuk Membangun Karakter Bangsa”, Selasa (22/6/2021).

Untuk diketahui, webinar yang diselenggarakan khusus bagi 14 kabupaten atau kota wilayah DKI Jakarta dan Banten tersebut mengundang sejumlah narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi.

Salah satunya adalah CEO Paberik Soeara Rakjat Pradipta Nugrahanto. Menurutnya, digitalisasi telah menciptakan peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan diri. Salah satunya, melalui podcast.

Sebagai informasi, podcast merupakan rekaman audio yang disiarkan melalui berbagai platform di internet. Serupa dengan radio, podcast dapat disiarkan dan didengar oleh masyarakat umum.

“Bikin podcast di ranah digital bisa mendatangkan peluang. Sekarang, teknisnya pun sudah mudah karena bisa hanya dengan handphone dan lebih luas cakupan medianya,” ujarnya.

Sebelum memulai terjun ke dunia podcast, Pradipta menyarankan untuk mengetahui minat dan potensi diri sehingga konten podcast yang dihasilkan maksimal.

“Adapun beberapa format podcast, seperti dialog dengan dua orang atau lebih, monolog yang highlight-nya satu orang saja, dan format turunan seperti yang bertemakan interogasi atau komedi,” papar Pradipta.

Tak hanya menciptakan peluang baru, digitalisasi juga telah membuka akses bagi siapa pun untuk berpendapat dan bersuara pada ruang digital.

Perwakilan Kaizen Room Puji F Susanti yang juga menjadi narasumber dalam webinar tersebut mengatakan, literasi digital penting untuk diterapkan agar nilai-nilai dan karakter kebangsaan tidak memudar.

“Menjadi warganet yang baik adalah dengan berpikir kritis, jangan pernah memutus silaturahmi walaupun berbeda pandangan, dan membuat kolaborasi dari sisi mana pun supaya bisa mengampanyekan literasi digital,” ujarnya.

Menurut Puji, hal tersebut bisa dilakukan dengan menyaring pesan yang masuk, menyeleksi apakah pesan tersebut pantas atau tidak, merespons pesan dengan bijak, berpartisipasi dalam mendistribusikan pesan dan informasi yang baik, dan memproduksi karya kreatif.

Melindungi identitas diri dan karakter bangsa

Selain mengontrol dan menciptakan ruang digital yang aman, nyaman, dan bebas hal-hal negatif, identitas digital juga perlu dilindungi. Hal ini disampaikan oleh perwakilan Kaizen Room Btari Kinayungan.

“Data pribadi adalah identitas berupa tanda personal yang bersifat pribadi, seperti alamat e-mail dan alamat rumah,” tutur Btari.

Saat bermedia sosial, menurut Btari, memang sebaiknya menggunakan identitas asli. Namun, tetap harus berhati-hati terhadap pembobolan akun oleh oknum tak bertanggung jawab.

Sebagai antisipasi, ia menyarankan agar password yang digunakan di setiap platform media sosial dibuat berbeda. Dengan demikian, data dan identitas diri dapat terlindungi.

“Jangan menggunakan nama ayah atau ibu untuk membuat password, serta rajin ganti password agar tidak kena hack,” sarannya.

Selain itu, Btari menyampaikan, menggunakan identitas anonim juga diperbolehkan selama tidak digunakan untuk hal-hal negatif.

Penerjemah dan content writer Zulfan Arif yang merupakan narasumber terakhir dalam webinar tersebut mengatakan, dunia digital memiliki dampak dan akibat yang sama seperti di dunia nyata.

Karakter seseorang atau sekelompok dapat mewakili kualitas karakter sebuah bangsa. Oleh karenanya, masyarakat perlu berhati-hati dalam bermedia digital.

“Perbedaan adalah sesuatu yang pasti. Jadi, janganlah menjelek-jelekkan satu sama lain. Kita harus sadar bahwa di dunia digital kita tidak sendiri,” ujarnya.

Selain itu, Zulfan menambahkan, ruang digital adalah realitas baru yang tidak mengubah seseorang dari realitas dunia nyata sehingga penting untuk berpikir sebelum bertindak.

Dalam sesi tanya-jawab di akhir webinar, sebuah pertanyaan pun muncul tentang efek media digital yang dapat membentuk karakter yang sulit untuk bersosialisasi dan beradaptasi.

“Dunia internet memang sangat mengarahkan penggunanya menjadi individualis. Namun, tetap harus menggunakan etika-etika. Maka dari itu, penting untuk membekali (pengguna internet) dengan literasi digital, terutama di masa pandemi ini,” jawab Zulfan.

Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan tentang literasi digital.

Rangkaian webinar yang telah menjangkau sebanyak 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia tersebut akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021 dengan berbagai tema berbeda.

Setiap peserta yang mengikuti webinar pun akan mendapat e-certificate. Untuk informasi selengkapnya, Anda bisa pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com