KOMPAS.com – Saat ini, digitalisasi sudah tak terelakkan bagi semua orang di seluruh dunia.
Kehadiran teknologi digital dianggap membawa perubahan besar lantaran mampu mengefisienkan kegiatan banyak orang.
Meski begitu, menjaga keamanan terutama saat sedang mengakses layanan digital melalui internet harus tetap dilakukan. Terlebih, jika perangkat digital yang dimiliki menyimpan beragam informasi penting.
Untuk diketahui, isi perangkat digital seseorang kerap jadi target utama peretasan. Pasalnya, di dalamnya terdapat beragam akses, mulai dari data digital hingga informasi pribadi untuk sejumlah hal.
Maka dari itu, kecakapan literasi digital terhadap penggunaan teknologi punya peran yang cukup penting.
Seorang yang memiliki kecakapan literasi digital tidak hanya dituntut untuk mampu mengoperasikannya, tetapi juga menggunakan media digital dengan penuh tanggung jawab.
Demi mendukung kecakapan literasi digital, termasuk di dalamnya mewaspadai peretasan data, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia (RI) bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital untuk meluncurkan Seri Modul Literasi Digital yang fokus terhadap empat tema besar.
Keempat tema tersebut adalah Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) turut mengapresiasi hal itu. Menurutnya, peluncuran program Literasi Digital Nasional membuat infrastruktur digital di Indonesia tidak berdiri sendiri.
“Saat jaringan internet sudah tersedia, hal tersebut harus diikuti oleh kesiapan penggunanya. Tujuannya, agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” ujar Jokowi dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Rabu, (23/6/2021).
Dengan adanya modul tersebut, masyarakat Indonesia diharapkan dapat mengikuti perkembangan dunia digital secara baik, produktif, dan sesuai nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, serta bernegara.
Adapun sosialisasi dan pendalaman Seri Modul Literasi Digital digelar secara daring melalui web seminar (webinar) bertajuk Indonesia #MakinCakapDigital. Gelaran daring ini menjangkau 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
Salah satu rangkaian webinar tersebut digelar, Senin (21/6/2021). Mengusung tema “Bebas, Aman dan Bertanggung Jawab Dalam Berselancar di Internet”, webinar ini diselenggarakan khusus di 14 kabupaten dan kota yang berada di wilayah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan Banten
Pada webinar tersebut, turut hadir narasumber yang berasal dari berbagai bidang keahlian dan profesi, seperti Analis Kebijakan Lembaga Administrasi Negara (Digital Culture) Antonius Galih Prasetyo dan Dosen Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta sekaligus anggota Japelidi Yolanda Presiana Desi, SIP, MA.
Kemudian, ada juga Peneliti Lembaga Administrasi Negara (Digital Ethics) Rusman Nurjaman dan anggota Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung sekaligus anggota Japelidi Dr. Rita Gani, MSi.
Adapun tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety.
Webinar tersebut dibuka dengan materi yang disampaikan oleh Yolanda Presiana. Ia mengatakan, saat ini, sekadar mampu mengoperasikan berbagai alat perangkat teknologi informasi tidaklah cukup.
Pasalnya, setiap orang juga harus mampu mengoptimalkan manfaatnya bagi diri sendiri dan orang lain.
"Literasi digital merupakan kecakapan yang tidak hanya melibatkan kemampuan menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tapi juga kemampuan bersosialisasi, pembelajaran, berpikir kritis, kreatif, dan inspiratif sebagai kompetensi digital," ujar Yolanda.
Ia menambahkan, saat pandemi mulai merebak di Indonesia, transformasi digital berjalan begitu cepat.
Hal tersebut membuat semua aktivitas dilakukan secara online, mulai dari kuliah hingga bekerja. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya cakap bermedia digital.
Sementara itu, narasumber lainnya, yakni Rusman Nurjaman mengatakan, internet telah menjadi alat yang diperlukan untuk mewujudkan berbagai isu sosial, seperti hak asasi manusia, memberantas ketidakadilan, dan mempercepat pembangunan serta kemajuan manusia.
"Memastikan akses universal terhadap internet harus menjadi prioritas bagi semua negara. Bertindak etis di ruang digital juga diperlukan sehingga pengguna dapat lebih bijak saat berselancar di internet. Kita semua sama-sama manusia, bahkan saat berada di dunia digital sekali pun. Jadi, ikutilah aturan seperti dalam kehidupan nyata,” kata Rusman.
Menurut Rusman, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan agar seseorang lebih bijak dalam menggunakan perangkat digital.
Sebelum membalas pendapat orang yang tak sepaham, pengguna internet diminta berpikir terlebih dahulu. Selain itu, pengguna internet sebaiknya menghormati pandangan orang lain, memperlakukan orang lain dengan hormat dan bermartabat, tidak mendistribusikan konten negatif, serta berkolaborasi perangi konten negatif.
Di sisi lain, menurut Antonius Galih Prasetyo, literasi digital juga memerlukan keterampilan dalam mencari informasi, menggunakan informasi, dan berpikir kritis.
"Literasi ini lebih melibatkan pemahaman mengenai alat-alat digital dan penggunaannya secara komunikatif serta kolaboratif melalui keterlibatan sosial," katanya.
Dalam era seperti saat ini, lanjut Antonius, diperlukan digital mindset agar individu dapat mengkorporasikan teknologi ke dalam rutinitas harian dan mengambil nilai darinya.
"Hal itu agar sesuai seperti dalam tiga nilai berinternet, yakni bebas mengambil manfaat maksimal, aman, dan bertanggung jawab,” ucap Antonius.
Melihat dari sudut pandang digital, Antonius memberi panduan berinternet yang aman, yakni tidak sembarangan melakukan kontak dengan orang asing, tidak asal mengunggah konten, dan memperhatikan copyright.
Pada acara tersebut, Dr Rita Gani yang menjadi pembicara terakhir turut memaparkan penjelasan mengenai jumlah pengguna internet di Indonesia yang terus melonjak tinggi.
Melihat hal tersebut, menurutnya diperlukan keamanan untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring) dapat dilakukan secara aman dan nyaman.
"Keamanan digital tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki, tetapi juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia," jelas Rita.
Pada saat sesi tanya jawab, ia mendapatkan pertanyaan terkait digital safety. Pertanyaan tersebut mengacu pada keamanan pengguna media sosial dalam berselancar di ranah digital. Terlebih, jejak digital pengguna dapat terdeteksi dan sulit untuk dihapus.
Hal tersebut kerap terjadi pada public figure. Mereka sering kali terkena masalah lantaran jejak digital yang pernah dibuat dapat dijadikan senjata untuk mengangkat kesalahan yang dibuat.
Menurut Rita, jejak digital memang luar biasa. Bahkan, data yang ada dari sepuluh tahun ke belakang pun kerap diangkat kembali untuk menjatuhkan seseorang.
"Kalau untuk media sosial, yang perlu diperhatikan harus berpikir dahulu sebelum mengunggah sesuatu. Kalau sudah kejadian, rekam jejak digital sampai kapanpun akan bisa dicek. Lalu, apa yang kita lakukan? posting sesuatu yang positif agar rekam jejak digital yang jelek dapat tertutup dengan sendirinya," tutur Rita.
Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, literasi digital adalah kerja besar. Untuk mewujudkan hal ini, pemerintah tidak bisa bekerja sendirian.
Oleh karena itu, dukungan dari seluruh komponen bangsa diperlukan. Dengan begitu, semakin banyak masyarakat yang melek digital. Ia juga mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam program Literasi Digital Nasional.
"Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar sehingga bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain dan melakukan kerja-kerja konkret di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Jokowi.
Sebagai informasi, seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka untuk siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital.
Rangkaian webinar tersebut akan terus diselenggarakan sepanjang 2021 dengan berbagai macam tema yang mendukung kesiapan masyarakat dalam bermedia digital secara baik dan etis.
Selain itu, para peserta webinar juga akan mendapatkan e-certificate. Untuk informasi lebih lanjut, silakan ikuti akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.