KOMPAS.com - Pengembangan layanan perbankan digital atau digital banking menjadi prioritas di era digital. Apalagi, situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini memaksa pertemuan tatap muka dan transaksi perbankan konvensional beralih ke digital demi alasan keamanan.
Di Indonesia, pandemi mendorong pertumbuhan pesat penggunaan transaksi digital di kalangan masyarakat. Bank Indonesia (BI) mencatat, transaksi uang elektronik pada Mei 2021 mencapai Rp 23,7 triliun atau meningkat 57,38 persen year-on-year (yoy).
Perkembangan tersebut ditanggapi dengan baik oleh Bank Jabar Banten (BJB), bahkan sebelum pandemi. Berbagai inovasi dalam bertransaksi secara digital telah disiapkan dan mencapai keberhasilan, terutama setahun belakangan.
Hal itu dipaparkan Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi dalam talk show “Money Talks Power Lunch: Digitalisasi BPD” di CNBC Indonesia, Kamis (24/6/2021).
Yuddy mengatakan, salah satu pencapaian Bank BJB pada 2020 adalah memperoleh berbagai persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BI terkait sistem pembayaran digital. Ini berarti, platform digital yang dikembangkan Bank BJB telah lolos berbagai tes yang diperlukan.
"Pada saat bersamaan, terjadilah pandemi. Jadi, Bank BJB memperoleh berkah dalam periode shifting transaksi perbankan konvensional menuju digital. Karenanya, Bank BJB mencatatkan pertumbuhan pesat di Jawa Barat dan Banten,” jelas Yuddy dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis.
Lebih lanjut, Yuddy memaparkan, aplikasi mobile banking Bank BJB, yakni BJB Digi, berhasil tumbuh signifikan pada periode Desember 2020 hingga pertengahan Juni 2021. Dalam kurun waktu kurang dari enam bulan saja, pertumbuhan BJB Digi mencapai 117,4 persen.
Selain itu, Bank BJB juga telah mengadopsi sistem pembayaran berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai moda transaksi digital yang mudah dan praktis. Jumlah merchant yang tergabung dalam sistem pembayaran QRIS Bank BJB juga melesat selama pandemi.
“Ekosistem QRIS merchant kami tumbuh eksponensial, yakni meningkat hampir 20 kali lipat pada periode yang sama,” kata Yuddy.
Bahkan, lanjut Yuddy, Bank BJB berhasil mencatatkan pertumbuhan fee based income dari transaksi e-channel hingga 54,25 persen yoy.
Berkaca pada pencapaian tersebut, Yuddy menilai bahwa Bank BJB memiliki kesempatan luas untuk terus mengembangkan produk digital banking. Apalagi, ekosistem di Jawa Barat dan Banten memiliki potensi tinggi untuk dioptimalkan. Ini mengingat sekitar 20 persen penduduk Indonesia berada di dua wilayah tersebut.
Setelah melakukan transformasi digital dengan menghadirkan berbagai platform, tahun ini, Bank BJB terus berupaya memberikan kemudahan kepada para nasabahnya.
“Upaya Bank BJB dalam memperkuat ekosistem digital di Jabar sudah on the track. Mudah-mudahan, (transaksi digital) bisa terus menjadi secondary backbone dalam penerimaan fee-based income kami," jelas Yuddy.
Pada kesempatan tersebut, Yuddy juga menjelaskan bahwa ada sejumlah tantangan dalam mewujudkan masyarakat cashless dan melek transaksi digital.
Tantangan itu adalah memberikan literasi dan edukasi sehingga masyarakat merasa yakin dengan keamanan bertransaksi menggunakan QRIS.
“Kami harus terus mengedukasi masyarakat mengenai aspek keamanan (bertransaksi). QRIS adalah metode pembayaran yang aman,” imbuh Yuddy.
Sebagaimana diketahui, minat masyarakat untuk mengakses produk dan layanan perbankan secara digital semakin meningkat.
Hal tersebut juga diiringi dengan kehadiran perusahaan jasa keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech). Selain itu, akses dan literasi masyarakat terhadap berbagai layanan berbasis internet atau digital juga semakin luas.
Oleh sebab itu, Bank BJB kemudian meluncurkan layanan terbaru, yakni BJB Layanan Akses Kredit UMKM atau BJB LAKU. Hal ini juga merupakan bentuk komitmen Bank BJB untuk melayani kebutuhan masyarakat.
Sebagai informasi, BJB LAKU merupakan aplikasi yang berfungsi mempermudah calon nasabah untuk mendapat pembiayaan dari seluruh segmen kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Bank BJB.
Program tersebut diperuntukkan bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama pelaku UMKM yang membutuhkan pembiayaan kredit. Melalui program ini, Bank BJB berharap dapat berperan dalam meningkatkan kapasitas usaha pelaku UMKM.