Advertorial

Peringati Hari Keluarga Nasional, BKKBN Ajak Seluruh Keluarga Selamatkan Anak dari Stunting

Kompas.com - 29/06/2021, 12:47 WIB

KOMPAS.com – Menyambut peringatan ke-28 Hari Keluarga Nasional pada Selasa (29/6/2021), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengingatkan seluruh keluarga untuk bersama-sama menyelamatkan anak dari ancaman stunting.

Adapun stunting merupakan gangguan pertumbuhan anak, baik secara fisik maupun intelektual. Kondisi tersebut disebabkan oleh kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode paling awal tumbuh kembang anak.

Untuk diketahui, tercatat satu dari empat anak yang lahir di Indonesia mengalami stunting. Tak heran, Indonesia berada pada posisi ke-5 dalam daftar negara yang memiliki kasus stunting terbanyak di dunia.

Anak yang mengalami stunting memiliki kesulitan untuk belajar dan bermain. Kualitas kesehatannya di masa depan pun dapat terpengaruh. Tingginya kasus anak stunting tersebut menjadi serius. Pasalnya, mereka merupakan generasi penerus bangsa.

Oleh karena itu, BKKBN melakukan penajaman target sasaran intervensi untuk melakukan percepatan penurunan kasus stunting di Indonesia. Intervensi ini dimulai dari persiapan calon pengantin dan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) pada masa ibu hamil hingga pasca-persalinan.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (28/6/2021), BKKBN bersinergi dengan seluruh tenaga penyuluh, kader, organisasi masyarakat, dan pemerintah daerah (pemda) di lapangan untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang sehat serta bebas stunting.

Untuk itu, BKKBN membuat 10 perubahan program kerja (proker) untuk mengawal ibu hamil dan mendampingi keluarga Indonesia.

Pertama, pendataan keluarga berisiko tinggi (risti) stunting yang diperbarui melalui Sistem Informasi Keluarga (SIGA).

Kedua, pendampingan semua keluarga risti stunting oleh kader keluarga berencana (KB), pembantu pembina keluarga berencana desa (PPKBD), dan sub-PPKBD.

Ketiga, penapisan keluarga terhadap penggunaan dan kepemilikan sarana jamban dan air bersih.

Keempat, penapisan keluarga terhadap penggunaan dan kepemilikan sarana rumah sehat.

Kelima, pendampingan dan penapisan keluarga terhadap ketersediaan pangan, pola makan, dan asupan gizi oleh kader sehat, PPKBD, sub-PPKBD, dasawisma, dan pemberdayaan kesehatan keluarga (PKK).

Keenam, pendampingan dan penapisan kesehatan reproduksi semua remaja dan pemuda tiga bulan pranikah. Pendataan dilakukan oleh BKKBN, Kantor Urusan Agama (KUA), kecamatan, dan desa. Sementara, pemeriksaan dan terapi dilakukan oleh pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).

Ketujuh, penapisan dan pendampingan semua pasangan usia subur (PUS), keluarga, dan ibu hamil oleh bidan yang dibantu kader sehat, PPKBD, sub-PPKBD, dasawisma, dan PKK.

Kedelapan, pendampingan dan penapisan keluarga PUS pasca-persalinan untuk pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif serta keluarga berencana pasca-persalinan (KB PP) oleh kader sehat dan PPKBD di bawah pengawasan bidan.

Kesembilan, penapisan dan pendampingan keluarga dengan 1.000 HPK berupa pemantauan tumbuh kembang dan penggunaan alat kontrasepsi yang dilakukan oleh bidan serta dibantu kader sehat, PPKBD, sub-PPKBD, dasawisma, dan PKK.

Terakhir, komponen pendukung audit kejadian stunting di tingkat kecamatan dengan pembangunan sistem information technology (IT), internet of things (IoT), dan aplikasi baru pendukung rencana aksi oleh camat yang dibantu penyuluh keluarga berencana (PKB), petugas lapangan keluarga berencana (PLKB), pimpinan puskesmas, dan pakar

Oleh karena itu beberapa kegiatan dilaksanakan untuk mendukung Hari Keluarga Nasional seperti “Gerakan Bulan Pemantauan Tumbuh Kembang Balita” di Posyandu yang dilakukan untuk meningkatkan gerakan keluarga dan masyarakat dalam Posyandu Holistik Integratif sebagai wadah yang mampu mengintegrasikan program dan kegiatan lintas sektor sebagai lembaga masyarakat di tingkat desa, “Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor” yang dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Juni 2021 dan mendapatkan akseptor sebanyak 1.213.066 akseptor di seluruh Indonesia serta Penghargaan Program Bangga Kencana dan Penghargaan dalam Penurunan Stunting. Seluruh kegiatan ini diselenggarakan dengan tetap memperhatikan kualitas pelayanan, kondisi zona wilayah dan protokol kesehatan pada masa pandemi COVID-19;

Selain stunting, BKKBN juga baru saja diberi tanggung jawab dalam penanganan Covid-19 pada ibu hamil, ibu menyusui , anak usia 12-17 tahun.

Kepala BKKBN DR. (H.C), Dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan dalam laporannya di Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional Ke 28 Tahun 2021 ini bahwa BKKBN melaksanakan Launching Vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 12-17 tahun

“Sedangkan untuk ibu hamil, masih dalam kajian, dalam waktu dekat semoga bisa dilaksanakan secepatnya. Namun untuk ibu nifas atau ibu menyusui dapat dilakukan hari ini, “jelas Hasto. 

Kegiatan vaksinasi tesebut akan dilaksanakan di 3 (tiga) Provinsi dan 4 (empat) titik yaitu : Provinsi Jawa Barat yaitu di Kab. Sumedang; Kec. Sumedang Utara; Desa Margamukti; Kampung KB Adipura dan Kota Bogor; Kec. Bogor Barat; Kel. Pasir Jaya; Kampung KB Muara Kidul, Provinsi Sulaesi Selatan yaitu di Kota Makassar; Kec. Tallo; Kelurahan Pannampu; Kampung KB Nusa Indah, dan Provinsi Bangka Belitung yaitu di Kota Pangkal Pinang; Kec. Pangkal Balam; Kelurahan Ketapang; Kampung KB Mentari.

Semoga momentum penting ini menjadi sebuah upaya preventif dalam menghadapi Covid-19 juga sebagai momentum bersama untuk kembali menumbuhkan kesadaran membentuk generasi penerus bangsa yang sehat dan berkualitas

Selamat Hari Keluarga Nasional

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau