KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 yang terjadi di Tanah Air dapat memengaruhi kondisi kesehatan mental masyarakat. Hal ini disebabkan oleh pembatasan aktivitas dan juga perasaan was-was serta cemas terpapar virus corona.
Hal tersebut diamini oleh dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada sekaligus anggota Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) Zainuddin Muda Z Monggilo dalam webinar bertajuk “Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital”, Jumat (2/7/2021).
Zainuddin mengatakan, tidak adanya kejelasan mengenai waktu berakhirnya pandemi Covid-19 membuat sebagian besar masyarakat menjadi cemas, takut berlebihan, panik, depresi, dan trauma.
“Dampak tersebut juga dirasakan oleh para remaja. Misalnya, dengan menjadi tidak bersemangat ketika menjalani pendidikan jarak jauh (PJJ), nafsu makan berkurang, pola tidur terganggu, dan khawatir berlebihan,” imbuh Zainuddin.
Ia melanjutkan, pandemi juga dapat menyebabkan kecemasan terhadap prospek ekonomi dan pendidikan. Masyarakat cemas karena berpotensi menganggur usai menyelesaikan pendidikan.
Pada pendidikan, kecemasan juga terjadi lantaran adanya kesenjangan digital akibat infrastruktur yang tidak merata. Akibatnya, PJJ tidak bisa berjalan secara optimal.
“Bahkan, dampak ini juga dirasakan orang lanjut usia (lansia) dan orang tua dengan kondisi mood yang berubah-ubah serta penderita depresi dan demensia,” ungkap Zainuddin dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (6/7/2021).
Meski begitu, Zainuddin mengingatkan agar tidak berlebihan menggunakan media sosial. Pasalnya, hal tersebut dapat pula menambah kecemasan akibat pandemi.
Oleh karena itu, ia juga meminta masyarakat untuk menyesuaikan setelan aplikasi pada perangkat sesuai dengan kebutuhan.
“Kita juga bisa mempertimbangkan untuk melakukan detoksifikasi media sosial atau internet. Hal ini dilakukan untuk menghindari penggunaan media sosial dan internet secara berlebihan bahkan kecanduan,” paparnya.
Literasi digital sejak dini
Pada kesempatan yang sama, dosen Universitas Gunadarma Sandy Nayoan mengutarakan pendapatnya mengenai cara mendidik anak di bawah umur yang sudah terpapar derasnya informasi di era digital. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan mental anak akibat paparan konten media digital.
“Sebagai orangtua, mau tidak mau harus mengawal anak saat masih di bawah umur atau bahkan untuk beberapa tahun ke depan jika memang dibutuhkan,” jelas Sandy.
Ia melanjutkan, hal tersebut bertujuan untuk menciptakan budaya yang baik dan positif serta terciptanya kecakapan dalam menggunakan media digital pada segala aspek.
Untuk diketahui, webinar “Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital” merupakan bagian dari seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital yang akan diadakan hingga akhir 2021.
Webinar itu terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital. Peserta yang mengikutinya juga akan mendapatkan e-certificate.
Adapun informasi yang disampaikan pada rangkaian webinar tersebut termasuk dalam modul literasi digital yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Japelidi dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital Indonesia.
Seri Modul Literasi Digital memiliki empat tema besar, yakni Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital.
Melalui program tersebut, masyarakat Indonesia diharapkan bisa memanfaatkan teknologi digital dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.
Program literasi digital juga mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak yang terlibat sehingga dapat mencapai target 12,5 juta partisipan.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa mengikuti akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.