Advertorial

Cermati Isu Turunnya Harga Beras, Ini Kata Bulog

Kompas.com - 06/07/2021, 20:36 WIB

KOMPAS.com – Mencermati isu penurunan harga beras karena stok di beberapa daerah berlimpah, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) angkat suara.

Sampai saat ini, Bulog berupaya melakukan penyerapan beras hasil panen petani dalam negeri untuk mempertahankan ketersediaan stok cadangan beras pemerintah (CBP).


“Sebagai perpanjangtanganan pemerintah, Bulog konsisten menyerap beras dari petani sebagai upaya stabilisasi harga di hulu,” ujar Dirut Perum Bulog Budi Waseso lewat rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (6/7/2021).

Buwas, begitu ia biasa disapa menambahkan, penyerapan tersebut juga membantu menggerakkan perekonomian di tingkat petani sehingga dapat mempercepat upaya pemulihan perekonomian sesuai arahan Presiden selama berlansungnya pandemi Covid-19.

 
Nantinya, dari hasil penyerapan yang dilakukan Bulog, ujar Buwas, stok CBP dipastikan dapat terjaga dengan baik, yaitu 1,4 juta ton. Adapun batas aman sesuai penugasan pemerintah berada di kisaran 1-1,5 juta ton beras.

“Jumlah tersebut akan semakin bertambah mengingat masih ada sisa hasil panen sebelumnya di beberapa daerah. Belum lagi, nanti akan disusul dengan panen gadu beberapa bulan ke depan,” jelas mantan Kabareskrim tersebut.

Dengan kondisi itu, Buwas menegaskan bahwa pemerintah tidak perlu terburu-buru melakukan impor beras.

“(Tidak perlu impor beras karena) cadangan beras dari hasil panen dalam negeri yang melimpah,” sambungnya.

Isu turun harga

Kendati demikian, Buwas juga mengakui bahwa di tengah upaya penyerapan tersebut muncul isu tentang penurunan harga gabah dan beras akibat melimpahnya pasokan dari hasil panen sebelumnya. Belum lagi, santer berita turunnya harga gabah dan beras juga diakibatkan impor.

Dirut Perum Bulog Budi Waseso bersama petaniDok Humas Perum Bulog Dirut Perum Bulog Budi Waseso bersama petani

“Memang saya mendapatkan laporan tentang penurunan harga gabah dan beras yang katanya akibat impor beras. Sebetulnya tidak demikian, tetapi lebih karena melimpahnya hasil panen dan akan semakin bertambah karena akan berlanjut dengan panen gadu nanti,” katanya.

Lebih jauh mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) itu memastikan bahwa penyerapan beras petani di tengah isu penurunan harga gabah dan beras akan tetap dilaksanakan oleh Bulog sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Dengan begitu pihak Bulog berharap harga gabah dan beras di tingkat petani tetap terjaga.

Sebagai informasi, sampai Senin (5/7/2021), Bulog sudah menyerap sebanyak 750.000 ton beras petani dalam negeri. Di samping itu, Bulog juga memiliki 1.647 unit gudang dengan kapasitas sebanyak 4 juta ton beras yang tersebar di seluruh Indonesia.

Selanjutnya selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Bulog juga memastikan mampu menghadapi kebutuhan lonjakan beras yang tak terduga.

Sebagai strategi, pihak Bulog telah meminta seluruh jajaran mewaspadai kondisi iitu agar masyarakat tidak perlu khawatir terkait kebutuhan beras.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com