Advertorial

Langkah BJB Pulihkan Ekonomi di Tengah Pandemi, mulai dari Upgrade Layanan Digital hingga Penyaluran PEN

Kompas.com - 09/07/2021, 16:19 WIB

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak 2020 membuat perekonomian berbagai negara di dunia merosot, tak terkecuali Indonesia. Di tengah kondisi itu, sektor perbankan memiliki peran vital dalam memulihkan perekonomian nasional.

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) sebagai salah satu bank pembangunan daerah (BPD) terbesar di Indonesia mempunyai andil dalam mendorong percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), terutama bagi masyarakat Jawa Barat (Jabar) dan Banten.

Salah satu upaya yang dilakukan BJB, yaitu melalui penyaluran kredit yang terus tumbuh sebagai fungsi intermediasi pada sektor produktif padat karya.

Selain itu, BJB juga beradaptasi dengan pergeseran pola transaksi keuangan masyarakat dari offline ke online melalui produk digital. Dengan begitu, aktivitas keuangan di lingkungan masyarakat tetap berjalan meskipun ada pembatasan kegiatan.

Di tengah permintaan kredit yang masih terbatas, penyaluran kredit BJB juga mampu tumbuh 7,3 persen sampai dengan Mei 2021.

Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut didorong oleh segmen konsumer, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), komersial korporasi, dan kredit perumahan rakyat (KPR). Selain tumbuh positif, keempat segmen ini juga memiliki non-performing loan (NPL) yang terjaga. Hal ini membantu pemulihan ekonomi, baik dari sektor produktif maupun konsumsi.

Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia. DOK. BJB Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia.

Layanan digital

Seperti diketahui, pandemi mengharuskan masyarakat untuk membatasi aktivitas di luar rumah. Hal tersebut juga berdampak langsung terhadap pola konsumsi dan aktivitas keuangan nasabah.

Direktur Utama BJB Yuddy Renaldi mengatakan, pandemi Covid-19 mendorong BJB melakukan upgrade dan penyesuaian layanan perbankan digital yang telah ada untuk mengakomodasi kebutuhan nasabah.

Kini, BJB telah memiliki platform digital untuk transaksi perbankan, belanja, pengajuan kredit, dan pembinaan bagi pelaku UMKM.

"Aplikasi BJB Digi sebagai platform utama BJB dalam layanan digital banking mengalami peningkatan signifikan sebesar 121,2 persen bila dibandingkan Desember 2020. Padahal, penggunaannya baru dalam kurun waktu enam bulan," ujar Yuddy dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (8/7/2021).

Ekosistem pembayaran melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) BJB, lanjutnya, juga meningkat secara eksponensial hingga 20 kali lipat bila dibandingkan Desember 2020. Hal tersebut berdampak positif pada pertumbuhan fee based income BJB.

“Selain memberikan akses modal usaha melalui pemberian kredit untuk mendukung pertumbuhan perekonomian, perbankan juga harus dapat mengakomodasi transaksi keuangan masyarakat di tengah pandemi,” ujar Yuddy.

Oleh karena itu, transaksi digital harus dibarengi dengan cyber security yang mumpuni untuk menjamin keamanan masyarakat selama bertransaksi. Atas dasar tersebut, pihak internal BJB pun telah mengembangkan fraud management system.

“Hal tersebut merupakan salah satu langkah untuk memitigasi risiko yang ada seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi perbankan," kata Yuddy.

Di samping itu, BJB juga senantiasa mengajak nasabah untuk dapat menjaga kerahasiaan data-data pribadi seperti password dan personal identification number (PIN).

Salurkan PEN

Dalam rangka pemulihan finansial nasional, BJB dipercaya oleh pemerintah sebagai penyalur dana stimulus dalam rangka PEN untuk kedua kalinya. Adapun penyaluran PEN pada 2020-2021 dibagi dalam dua gelombang dengan nilai masing-masing Rp 2,5 triliun per periode.

"Pada periode pertama 2020, BJB telah menyalurkan dana PEN dalam kurun waktu dua bulan sebesar Rp 5,3 triliun. Dana telah disalurkan seluruhnya pada 18 Oktober 2020," kata Yuddy.

Periode kedua dilaksanakan pada Februari 2021 dengan besaran penempatan dana yang sama, yakni Rp 2,5 triliun. BJB pun telah melakukan penyaluran dana senilai Rp 4,3 triliun secara keseluruhan pada Jumat (2/7/2021).

"Alokasi dana PEN terhadap sejumlah sektor produktif padat karya menjadi strategi kami untuk membantu pemulihan ekonomi, khususnya di wilayah Jabar dan Banten. Pada akhirnya, langkah ini dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional," jelas Yuddy.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com