KOMPAS.com – Guna mengantisipasi lonjakan jumlah pasien Covid-19, Pertamina Group kembali membangun Rumah Sakit (RS) Modular Darurat Covid-19 dengan kapasitas 300 unit tempat tidur.
Fasilitas kesehatan itu berdiri di atas lahan seluas 4,2 hektare (ha) milik Pertamina yang berlokasi di Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Sebagai informasi, Pertamina sebelumnya telah membangun dua RS Modular Darurat Covid-19 di halaman Hotel Patra Comfort Cempaka Putih dan Simprug, Jakarta.
Pembangunan RS Modular Covid-19 Tanjung Duren berjalan sejak Jumat (9/7/2021) dan ditargetkan rampung pada Agustus 2021. Proses pembangunannya sendiri dilakukan oleh anak usaha Pertamina, PT Patra Jasa.
Dari 300 kapasitas tempat tidur yang disediakan, RS Modular Covid-19 Tanjung Duren akan mengalokasikan 128 tempat tidur untuk ruang perawatan. Lalu, 70 unit di ruang instalasi gawat darurat (IGD) dan IGD ICU, serta 104 unit khusus untuk di Gedung ICU.
Nantinya, RS Modular Covid-19 Tanjung Duren juga akan menjadi ekstensi dari RS Pelni yang merupakan anak usaha dari Pertamina Bina Medika (Pertamedika).
Untuk memastikan pembangunan berjalan baik, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia Sufmi Dasco melakukan pemantauan secara langsung ke lokasi. Ia didampingi oleh Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Dedi Sunardi.
Selain itu, Direktur Utama Pertamedika Dr dr Fathema Djan Rachmat dan Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Patra Jasa Litta Ariesca turut hadir dalam kesempatan tersebut.
Saat kunjungan, Sufmi mengapresiasi peran Pertamina Group atas pembangunan RS Modular Covid-19 Tanjung Duren yang akan selesai dalam waktu singkat.
"Kami apresiasi atas cepatnya pembangunan tersebut. Dalam waktu dekat, saya pikir fasilitas RS Modular Tanjung Duren sudah bisa dimanfaatkan secara bertahap. Kami lihat dari desain sudah baik. Selain itu, progres laporan harian juga tertata dengan baik," ujar Sufmi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (16/7/2021).
Sementara itu, Dedi Sunardi mengatakan, Pertamina berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam percepatan penanganan Covid-19.
Dukungan tersebut dinyatakan dalam bentuk penambahan ketersediaan tempat tidur untuk perawatan pasien Covid-19.
Dedi menambahkan, Pertamina juga berterima kasih atas perhatian dan dukungan dari DPR RI dalam upaya penanggulangan Covid-19 di Indonesia.
"Pada pembangunan ini, Pertamina terus berkoordinasi dengan Kementerian Badan Usaha Milik negara (BUMN) untuk melakukan sinergi antara Pertamina Group dan BUMN lainnya. Diharapkan dalam dua minggu ke depan, pembangunan ini dapat selesai secara bertahap ," ujar Dedi.
Di sisi lain, Dr dr Fathema Djan Rachmat mengatakan, selain RS Modular Covid-19 Tanjung Duren, Pertamedika juga mengelola RS darurat Covid-19 di Asrama Haji Pondok Gede.
Saat ini, tambah Fathema, Pertamina juga sedang mengkaji beberapa lokasi di Kota Bandung, Jawa Barat untuk pembangunan fasilitas darurat Covid-19.
"Kami akan bersinergi dengan beberapa BUMN lain, seperti Kimia Farma, Telkom, dan Pindad untuk menyediakan fasilitas perawatan Covid-19," jelas Fathema.
Untuk diketahui, RS Modular Darurat Covid-19 Tanjung Duren akan dilengkapi negative pressure dan filter high efficiency particulate air (HEPA) agar udara yang keluar dari RS tetap aman untuk lingkungan.
RS tersebut juga akan dilengkapi dengan ruang operasi, ruang laboratorium, radiologi (CT scan dan x-ray), instalasi farmasi, instalasi gizi, ruang sentral sterilisasi, ruang binatu, dan ruang pemulasaraan jenazah.
Seperti pada RS Modular Simprug, RS Modular Tanjung Duren juga akan dilengkapi instalasi hemodialisis (terapi cuci darah) untuk pasien Covid-19 yang membutuhkan penanganan cuci darah serta ruang bersalin bagi ibu hamil positif Covid-19.
Menurut Litta Ariesca, desain dari RS Modular Tanjung Duren dibangun dengan memaksimalkan potensi lahan sehingga ke depannya punya potensi untuk diperluas dan dikembangkan.
Selain itu, sistem modular dipilih dengan menggunakan konsep pembangunan dengan prafabrikasi, yaitu diproduksi secara massal, lalu dikirim ke site dan dipasang sehingga dapat membantu percepatan pembangunan.
Sebagai informasi, sistem modular tersebut terbuat dari material yang awet, sudah teruji, dan bersertifikat tahan gempa.
"Hingga saat ini, pembangunan berjalan sesuai target sebagaimana dua RS Modular lainnya yang telah dibangun. Selain itu, RS Modular Covid-19 Tanjung Duren juga dibangun mengikuti standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” ujar Litta.