Advertorial

Ini 5 Masjid di Indonesia dengan Gaya Arsitektur Unik yang Wajib Diketahui

Kompas.com - 23/07/2021, 12:28 WIB

KOMPAS.com – Sebagai salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia kaya akan bangunan masjid dengan ragam arsitektur menarik dan konsep unik.

Karena hal tersebut, masjid tak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga menjadi salah satu destinasi wisata religi. Tak heran, banyak wisatawan memasukkan masjid sebagai tujuan wisata.

Jika Anda tertarik berkunjung ke masjid untuk wisata religi, berikut Kompas.com rangkumkan deretan masjid dengan arsitektur unik di Indonesia.

  1. Masjid Terapung, Makassar

Salah satu masjid terapung di Indonesia yang populer di Tanah Air adalah Masjid 99 Al Makazzary. Masjid ini berada di Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dan berhadapan langsung dengan rumah dinas Wali Kota Makassar di Jl Penghibur,

Diberitakan Kompas.com, Sabtu (29/9/2021), masjid yang melambangkan asmaul husna tersebut didirikan dari dana sumbangan dermawan. Dengan kapasitas 500 jemaah, Masjid 99 Al Makazzary menjadi salah satu landmark Kota Makassar.

Gagasan pembangunan masjid terapung berasal dari Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin pada 2009.

Selain dibangun dengan konsep terapung, keunikan Masjid 99 Al Makazzary terletak pada desain arsitekturnya. Jika dilihat dari udara, masjid akan tampak seperti bentuk angka 99 asmaul husna.

Masjid 99 Al Makazzary Dok. Shutterstock Masjid 99 Al Makazzary

  1. Masjid Cheng Hoo, Surabaya

Nama Laksamana Cheng Hoo dijadikan sebagai nama masjid di Surabaya, Jawa Timur (Jatim).

Untuk diketahui, Cheng Hoo merupakan seorang laksamana terbesar Dinasti Ming di China. Ia mewariskan misi kemanusiaan Islami dalam ekspedisi laut keliling dunia pada abad ke-15.

Masjid Cheng Hoo sendiri didirikan atas prakarsa pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo dan komunitas muslim Tionghoa Surabaya.

Penyematan nama Cheng Hoo merupakan bentuk penghargaan atas jasanya mengenalkan ajaran Islam di Nusantara.

Seperti namanya, Masjid Cheng Hoo dibangun dengan arsitektur khas China yang didirikan di atas lahan seluas 3.000 meter persegi. Selain di Surabaya, Masjid Cheng Hoo juga dapat ditemukan di wilayah lain, salah satunya Jember.

Ilustrasi Masjid Cheng Hoo, SurabayaDok. Shutterstock Ilustrasi Masjid Cheng Hoo, Surabaya

  1. Masjid Kubus, Bandung

Masjid Al Irsyad diresmikan pada 27 Agustus 2010. Masjid yang terletak di kawasan Kota Baru Parahyangan (KBP) Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (Jabar), ini berhasil mencuri perhatian masyarakat.

Konsepnya yang unik, yakni berbentuk kubus dan tanpa kubah. Hal ini menjadikan Masjid Al Irsyad atau Masjid Kubus populer di masyarakat. Nama masjid ini pun kian melambung setelah berhasil menyabet penghargaan bergengsi tingkat dunia dari National Frame Building Association (NFBA).

Ilustrasi Masjid Kubus, BandungDok. Shutterstock Ilustrasi Masjid Kubus, Bandung

Masjid Al Irsyad pun menjadi satu-satunya bangunan tempat ibadah di Asia yang masuk lima besar Building of The Year 2010 dari NFBA.

Menariknya, masjid ini dirancang dan dibangun oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga merupakan seorang arsitek.

Jika dilihat dari kejauhan, celah batu bata tersebut akan menghadirkan lafaz Arab yang terbaca sebagai dua kalimat tauhid. Selain mengandung nilai artistik, lubang atau celah tersebut berfungsi sebagai ventilasi udara.

  1. Masjid Kubah Emas, Depok

Masjid Kubah Emas atau Masjid Dian Al Mahri merupakan salah satu masjid ikonik di Kota Depok, Jabar. Dibangun pada 2001 dan selesai pada 2006, Masjid Kubah Emas didirikan oleh pengusaha asal Banten, Dian Djuriah Rais.

Berukuran 60 x 120 meter atau 8.000 meter persegi yang dibangun di atas lahan seluas 50 hektare (ha), Masjid Kubah Emas mampu menampung sekitar 20.000 jemaah. Karena memiliki area yang luas, Masjid Kubah Emas pun disebut sebagai kawasan masjid termegah di Asia Tenggara.

Ciri khas Masjid Kubah Emas terlihat dari lima kubah yang dilapisi emas. Adapun serbuk emas terpasang di mahkota pilar, gold plating pada lampu gantung, pagar mezanin, ornamen kaligrafi kalimat tasbih, dan pucuk langit-langit kubah. Sementara, kubah utama dan kubah menara menggunakan gold mosaic solid.

Selain masjid, di kompleks Masjid Kubah Emas juga berdiri rumah pribadi Dian, gedung serbaguna, vila, dan pertokoan.

  1. Masjid Jami’ Soeprapto Soeparno, Bangka Belitung

Salah satu masjid yang populer di Bangka Belitung adalah Masjid Jami’ Soeprapto Soeparno. Tampilan bangunan yang megah dan modern tampak dari menara yang berdiri kokoh di sisi kanan masjid.

Aksen warna putih dengan desain unik menambah keagungan masjid yang ada di Bangka Belitung tersebut.

Untuk diketahui, Masjid Jami’ Soeprapto Soeparno pertama kali dibangun pada 1978 oleh pendiri perusahaan pengiriman dan logistik, JNE, Almarhum H Soeprapto Soeparno. Dibangun di atas tanah seluas 1.405 meter persegi, masjid ini mampu menampung hingga 1.000 jemaah.

Karakter Masjid Jami’ Soeprapto Soeparno sendiri tak lepas dari sosok pendirinya yang bersahaja dan senang berbagi pada sesama. Rasa kepeduliannya yang tinggi pada warga Bangka Belitung membuat namanya tetap dikenang.

Masjid Jami? Soeprapto SoeparnoDok. JNE Masjid Jami? Soeprapto Soeparno

Pria kelahiran Bangka, 7 Oktober 1937 tersebut membangun dan mewakafkan Masjid Jami’ Soeprapto Soeparno agar warga sekitar dapat berkumpul dan beribadah bersama-sama di masjid.

Sejak Oktober 2018, masjid tersebut kembali direnovasi. Raul Renanda Amrul, arsitek yang menangani renovasi Masjid Soeprapto Soeparno, mengatakan, ia berpegang pada filosofi mengaitkan perubahan lama menuju ke regenerasi yang baru saat merenovasi masjid tersebut.

Adapun bangunan menara lama di sisi kanan masjid merupakan simbolisasi meninggikan orang tua.

Sementara itu, menara setengah lingkaran yang berada di belakang menara utama dibangun lebih tinggi. Ini menyiratkan makna anak-anak atau generasi baru dari lelaki yang sudah meninggal dunia pada 2015 itu yang melindungi orangtuanya.

Kubah masjid terinspirasi dari bentuk kubus Ka’bah. Sementara, menara masjid dengan ornamen lubang terinspirasi dari tiang-tiang masjid di Cordoba.

“Untuk interior, pada kubah yang melingkar terdapat kaligrafi. Hal ini sesuai pesan dari pendiri JNE, yaitu surat Al Maun dan Al Baqarah ayat 261,” ujar Raul dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (22/7/2021).

Masjid Jami? Soeprapto Soeparno Dok. JNE Masjid Jami? Soeprapto Soeparno

Setelah selesai renovasi, pada Rabu (9/6/2021), Masjid Jami’ Soeprapto Soeparno diresmikan. Istri almarhum Soeprapto Soeparno, yaitu Nuraini Soeprapto, meresmikan masjid tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman menyampaikan kekagumannya pada sosok pendiri JNE, Soeprapto Soeparno.

“Saya sangat mengenal almarhum Soeprapto Soeparno. Beliau sangat inspiratif. Masjid ini berperan besar dalam pembentukan karakter saya dan teman-teman saya di masa kecil dulu. Kami sering mengaji usai shalat maghrib di masjid ini,” kata Erzaldi.

Ia pun berharap, masjid tersebut dapat menjadi pusat ibadah bagi umat Islam serta diberdayakan sebagai penggerak ekonomi umat melalui program-program yang kreatif.

Sementara itu, Presiden Direktur JNE sekaligus putra kedua pendiri JNE Feriadi Soeprapto mengatakan, Bangka Belitung merupakan rumah bagi keluarga besar pendiri JNE.

Ia menjelaskan, Masjid Jami’ Soeprapto Soeparno sudah sejak lama dicita-citakan untuk dibangun oleh almarhum ayahanda.

“Dulu, bapak saya berpikir bagaimana caranya supaya warga Bangka punya tempat ibadah, punya tempat yang dapat mempersatukan semua warga di sini,” jelasnya.

Feriadi berharap, keberadaan Masjid Jami’ Soeprapto Soeparno dapat menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

“Masjid dengan arsitektur unik ini menyiratkan bahwa masjid bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat peradaban,” ujarnya.

Itulah lima masjid di Indonesia yang dapat menjadi pilihan destinasi wisata religi. Usai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berakhir dan kondisi berangsur kondusif, Anda bisa mengunjunginya. Meski demikian, kunjungan harus tetap dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com