Advertorial

Pesan Dokter Reisa untuk Melindungi Anak Indonesia di Masa Pandemi Covid-19

Kompas.com - 24/07/2021, 12:55 WIB

KOMPAS.com – Pada Hari Anak Nasional 2021, 80 juta anak-anak Indonesia dihadapkan pada situasi sulit akibat pandemi Covid-19 yang telah berjalan setahun lebih.

Dari jumlah tersebut, sekitar 60 juta anak-anak Indonesia kehilangan masa indah di sekolah, sebagian bahkan tidak bisa melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena fasilitas tidak tersedia. Banyak dari mereka yang kehilangan kesempatan bermain dan mengenal alam terbuka.

Di dunia maya pun, ancaman masih ada. Masih banyak anak yang mengalami perundungan atau tindakan bully, diskriminasi, dan kekerasan verbal di media sosial.

Dokter Reisa Broto Asmoro menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi yang dialami anak-anak saat ini. Ia mengatakan, tekanan dan beban mental saat menjalani pandemi pasti tidak mudah bagi anak-anak Indonesia.

“Hal yang paling membuat sedih, beberapa dari anak Indonesia kehilangan orangtua mereka karena Covid-19,” kata dr Reisa dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (24/7/2021).

Dirinya pun turut berduka cita atas kehilangan mereka dan mendoakan yang terbaik untuk mendiang ayah bunda yang telah pergi mendahului anak-anaknya..

“Semoga Tuhan memberikan kekuatan dan kesabaran bagi anak yang ditinggalkan. Justru, pada masa pandemi, anak Indonesia harus makin kita lindungi agar masa depan mereka, yaitu masa depan kita juga, jauh lebih baik,” harap dr Reisa.

Dokter Reisa juga berharap kasus harian Covid-19 bisa menurun. Kapasitas rumah sakit harus diupayakan maksimal untuk merawat pasien dengan gejala berat. Meskipun jumlahnya bertambah, angka kematian karena Covid-19 harus ditekan sampai serendah mungkin.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah sudah melakukan testing, tracing, dan treatment (3T) sejak awal masa pandemi.

Dokter Reisa pun kembali menjelaskan pentingnya testing atau melakukan uji Covid-19.

“Tidak semua orang memiliki kesehatan prima. Misalnya, orang lanjut usia yang sudah punya penyakit menahun. Apabila tanpa sengaja tertular oleh orang yang membawa virus, bisa berakibat fatal,” ujar dr Reisa.

Tracing atau kegiatan melacak, lanjut dr Reisa, juga penting untuk mengetahui orang yang melakukan kontak langsung dengan pasien positif Covid-19 tertular atau tidak.

“Kemudian, treatment atau perawatan. Bagi yang terkonfirmasi positif setelah melakukan testing dan tracing bisa segera kami periksa. Upaya ini untuk memutuskan pasien melakukan isolasi mandiri, dirujuk ke isolasi terpusat punya pemerintah, atau dirujuk di rumah sakit rujukan,” kata dr Reisa.

Untuk diketahui, sudah ada hampir 1.000 rumah sakit rujukan Covid-19 di seluruh Indonesia. Tempat tidur untuk pasien Covid-19 di Tanah Air pun tersedia hampir 125.000 unit.

“Semoga, upaya pemerintah tersebut membuat lebih banyak pasien yang sembuh,” harap dr Reisa.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau