KOMPAS.com – Restrukturisasi Pertamina Group dalam kerangka transformasi holding-subholding terus bergulir hingga saat ini.
Sumber daya manusia (SDM) sebagai bagian terpenting dalam perusahaan juga tak luput dari proses restrukturisasi tersebut. Sebab, SDM menjadi kunci keberhasilan Pertamina beradaptasi dengan tantangan bisnis yang semakin dinamis.
Menurut Direktur SDM Pertamina M Erry Sugiharto, selama satu tahun terakhir Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini telah melakukan beberapa hal untuk mengakselerasi restrukturisasi SDM.
Pertama, menyusun panduan change managementand communication plan yang berisi change management steps, communication strategy, communication work plan, dan engagement topic.
Kedua, melakukan penyampaian informasi berjenjang (cascading information) untuk memastikan penyebaran informasi sampai ke seluruh elemen pekerja.
Ketiga, melakukan engagement kepada para stakeholder sesuai dengan subholding terkait. Keempat, melakukan komunikasi secara formal dan informal kepada pekerja dengan melibatkan atasan langsung dan tentunya dengan guidance dari human capital.
Kelima, memonitor dan melaporkan pelaksanaannya secara periodik.
“Hasilnya, organisasi yang gesit (lean) dan ramping (agile) dalam bentuk struktural, fungsional, serta implementasi berbasis tim dapat terbentuk dan berdampak pada pengurangan lapisan dalam organisasi,” ujar Erry dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (24/7/2021).
Selain itu, akselerasi transisi tersebut menciptakan percepatan pengambilan keputusan dalam pengembangan bisnis eksisting maupun bisnis baru melalui pemberdayaan subholding.
“Perubahan proses model ini dapat mengoptimasi span of control. Jadi, dari sebelumnya mengelola langsung lebih dari 120 anak perusahaan, kini menjadi 12 anak perusahaan core business dan beberapa anak perusahaan portofolio. Dengan begitu, (pengelolaan) menjadi lebih efektif dan optimal,” kata Erry.
Erry menegaskan, pengoptimalan subholding secara organisasi juga memberikan dampak positif karena berfokus pada lini bisnis masing-masing sehingga kapabilitas organisasi menjadi lebih kuat dengan percepatan pengembangan melalui centre of excellence yang fokus.
Jalur karier, lanjut Erry, juga menjadi lebih luas serta beragam antara holding dan subholding dengan jumlah millenial top talent sebesar 46 persen.
Selain itu, parenting model dengan strategic holding and active holding membuat holding berperan sebagai pemegang kendali dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus sebagai integrator dalam pengelolaan bisnis antar-subholding.
Selain itu, Erry mensyukuri hasil survei yang dilakukan oleh tim change management. Secara umum, hasil survei tersebut menunjukkan, pekerja Pertamina memiliki semangat yang tinggi dalam mendukung transformasi perusahaan.
“Dengan semangat dan dukungan tersebut, saya yakin seluruh pekerja Pertamina akan memberikan kontribusi terbaiknya dalam mengakselerasi proses adaptasi kelancaran operasional dengan menggunakan pola organisasi dan strategi perusahaan yang baru,” ujarnya optimistis.