KOMPAS.com – Sudah lebih dari 1,5 tahun virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 menginfeksi jutaan warga di dunia, termasuk Indonesia.
Bahkan, dalam beberapa waktu terakhir, kasus Covid-19 cenderung meningkat. Hal ini disebabkan oleh kemunculan varian baru virus corona, yakni varian Delta.
Seperti diketahui, terdapat beberapa gejala yang diakibatkan infeksi virus corona. Salah satunya adalah sakit tenggorokan.
Oleh sebab itu, di tengah situasi pandemi seperti saat ini, penderita sakit tenggorokan akan merasa khawatir atau paranoid (parno) karena mengaitkannya sebagai gejala Covid-19. Terlebih, jika badan terasa demam dan meriang atau greges.
Padahal, belum tentu gejala yang muncul tersebut bisa dijadikan patokan gejala Covid-19.
Dalam istilah medis, sakit tenggorokan disebut faringitis yang berarti peradangan di bagian faring atau belakang tenggorokan. Bagian ini menghubungkan rongga belakang hidung dengan bagian belakang mulut.
Akibat bakteri atau virus, bagian tersebut akan rentan terkena radang. Selain karena virus atau bakteri, sakit tenggorokan bisa juga disebabkan beberapa hal. Di antaranya, panas dalam tubuh yang tidak seimbang, pola makan yang kurang baik, atau kurang cairan.
Meski demikian, kebanyakan kasus radang tenggorokan memang disebabkan oleh infeksi virus. Gejalanya seperti pilek dan flu. Bila kondisinya seperti itu, sakit tenggorokan akan sembuh dengan sendirinya.
Akan tetapi, American Academy of Otolaryngology Head and Neck Surgery memaparkan bahwa ada kondisi yang membuat penderita radang tenggorokan mesti waspada, yakni apabila keadaan tersebut berlangsung lebih dari seminggu.
Apalagi, jika kondisinya juga disertai nyeri sendi, ruam, sakit telinga, demam lebih dari 38,3 derajat Celcius, benjolan atau pembengkakan di leher, berdarah pada air liur atau dahak, serta kesulitan menelan, bernapas, dan membuka mulut.
Karenanya, radang tenggorokan tak bisa dianggap enteng. Untuk mencegahnya, Anda bisa melakukan beberapa hal seperti diinformasikan laman Mayo Clinic.
Pertama, jaga kebersihan diri agar terhindar dari paparan bakteri dan virus. Anda dapat membiasakan diri dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, terutama setelah menggunakan toilet, sebelum dan sesudah makan, dan setelah bersin atau batuk.
Kedua, jaga kontak langsung dengan benda-benda yang ada di sekitar. Perlu diketahui bahwa bakteri dan virus merupakan mikroorganisme yang mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Oleh karena itu, hindari menyentuh benda sembarangan, terutama yang berada di fasilitas umum. Jika terpaksa menyentuhnya, Anda bisa membersihkan benda-benda tersebut dengan cairan disinfektan.
Hindari pula berbagi makanan, beragam peralatan makan dan minum, dan peralatan ibadah. Bawalah perlengkapan pribadi sebelum pergi ke mana pun.
Ketiga, jaga imunitas. Tak dapat dimungkiri bakteri dan virus tetap dapat menginfeksi tubuh, meskipun kebersihan sudah dijaga dengan ketat.
Oleh sebab itu, pertahanan selanjutnya adalah menjaga imunitas tubuh. Imunitas yang kuat akan melindungi tubuh dari serangan virus dan bakteri penyebab sakit tenggorokan.
Agar imunitas tetap optimal, pastikan tubuh mendapat asupan makanan dengan gizi yang seimbang. Kemudian, berolahraga secara rutin, dan hindari stres.
Jaga tubuh terhidrasi
Selain itu, jaga tubuh agar tetap terhidrasi untuk mendapatkan imunitas yang optimal. Anda dapat memperbanyak konsumsi air putih dan minuman seperti Larutan Cap Kaki Tiga yang memiliki kandungan mineral alami, yaitu gypsum fibrosum dan calcitum.
Sebagai informasi, produk tersebut telah dipercaya masyarakat secara turun temurun karena terbukti mampu mencegah sakit tenggorokan akibat panas dalam dan tenggorokan kering. Kedua hal ini merupakan gejala yang umum dirasakan oleh penderita sakit tenggorokan.
Untuk pencegahan sakit teggorokan, Larutan Cap Kaki Tiga dapat dikonsumsi dengan takaran satu kali sehari. Bahkan, semua anggota keluarga dapat mengonsumsinya secara teratur untuk memelihara kesegaran tubuh.
Jika tubuh tetap terhidrasi dan tiga hal tadi sudah diaplikasikan, sakit tenggorokan dapat dicegah sehingga tidak akan menimbulkan penyakit serius. Terlebih, di situasi pandemi seperti saat ini.
Terakhir, jangan lupa untuk menerapkan protokol kesehatan 6M sesuai dengan anjuran pemerintah demi memutus mata rantai penyebaran virus corona. Anda dapat mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, menghindari makan bersama, dan mengurangi mobilitas.
Namun, jika terpaksa harus keluar rumah untuk urusan yang penting dan mendesak, pastikan diri Anda dalam kondisi kesehatan yang prima. Bila perlu, lakukan screening kesehatan dengan melakukan tes swab antigen atau polymerase chain reaction (PCR) terlebih dahulu.