Advertorial

Right Issue BRI Disetujui, Holding Ultra Mikro Segera Terbentuk

Kompas.com - 25/07/2021, 13:33 WIB

KOMPAS.comHolding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Ultra Mikro (UMi) sebagai rencana strategis pemerintah dalam memperkuat ekosistem usaha masyarakat kecil akan segera terbentuk.

Hal tersebut terjadi setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk secara daring pada Kamis (22/07/2021), menyetujui pelaksanaan aksi korporasi rights issue untuk menerbitkan sahan baru.

Penerbitan tersebut dalam rangka Penambahan Modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 28.677.086.000 saham senilai nominal sebesar Rp 50 per saham.

Persetujuan tersebut didapatkan dari 104,22 miliar suara atau mewakili 95,98 persen dari seluruh saham dengan hak suara yang sah.

Dana hasil dari aksi korporasi tersebut akan dimanfaatkan oleh BRI untuk pembentukan holding UMi. Pembentukan ini dilakukan melalui penyertaan saham BRI dalam Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM), sebagai hasil dari inbreng (penyetoran modl tidak dalam bentuk tunai) pemerintah.

Selebihnya, akan digunakan sebagai modal kerja BRI dalam rangka pengembangan ekosistem ultra mikro, serta bisnis mikro dan kecil.

Melalui holding tersebut, BRI akan menjangkau segmen usaha ultra mikro sebagai salah satu sumber pertumbuhan pada masa mendatang.

Untuk diketahui, jumlah segmen usaha mikro dan ultra mikro diperkirakan mencapai 99 persen dari total unit usaha di Indonesia. Nantinya, hal ini akan berperan penting dalam kemajuan perekonomian nasional.

Kehadiran holding BUMN Ultra Mikro akan mengintegrasikan dan memperkuat ekosistem segmen usaha ultra mikro. Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan peran BUMN sebagai agen pencipta nilai dan pembangunan.

Tentunya, hal tersebut untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional, khususnya pada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ke depan.

Sinergi dan kolaborasi dalam holding ultra mikro tersebut juga akan memberikan keuntungan kepada tiga entitas, yaitu BRI, Pegadaian, dan PNM.

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa dengan terbentuknya ekosistem ultra mikro, akan memberikan value proposition kepada stakeholders, termasuk pelaku usaha ultra mikro di Indonesia.

Menurut Catur, value proposition-nya antara lain pilihan produk keuangan yang lengkap dan terintegrasi, perluasan dan kemudahan akses layanan keuangan melalui co-location dan serta agen BRILink.

“Di samping itu, adanya integrasi data akan meningkatkan kemampuan cross selling maupun efisiensi bisnis, percepatan proses akuisisi nasabah melalui platform penjualan terintegrasi, penyediaan akses terhadap ekosistem micro payment dan layanan keuangan beyond banking, serta meningkatkan pemberdayaan ultra mikro sehingga memudahkan untuk naik kelas”, ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (25/7/2021).

Tak sekadar urusan pembiayaan

Terkait segera terbentuknya holding BUMN UMi, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto berpendapat bahwa dengan hadirnya ekosistem yang kuat di segmen usaha tersebut, nantinya tak sekadar mengurusi soal penyaluran dana.

Ia mengatakan kehadiran lembaga yang langsung di bawah payung BUMN tersebut akan melakukan pemberdayaan pada para pelaku usaha.

Agen BRI dapat mendorong ekosistem ultra mikro. Dok. BRI Agen BRI dapat mendorong ekosistem ultra mikro.

Selain itu, BUMN UMi dapat menghadirkan layanan bagi pelaku usaha yang memerlukan peningkatan keterampilan, termasuk perluasan bisnis secara daring.

Menurut Eko, nantinya jika dibentuk satu ekosistem, akan ada dana yang dapat mendorong berbagai sisi. Namun, ada hal yang lebih penting selain dari sisi pendanaan.

“Ada ekosistem, di dalamnya ada pembinaan maka ada percepatan untuk mereka terdigitalisasi. Tidak hanya digitalisasi, produknya juga ditingkatkan berkualitas itu akan cepat perkembangannya,” ujarnya.

Integrasi yang kuat tersebut, menurut Eko akan didukung pula dengan adanya ekosistem kewirausahaan. Menurutnya, hal itu harus lebih ditonjolkan bagi pelaku usaha dari kalangan generasi muda agar bisnisnya bisa terus dikembangkan.

“Saya rasa, ekosistem ultra mikro bukan hanya sisi finance-nya yang dominan tetapi juga ada pembinaan. Nanti, perlu juga digabung dengan ekosistem kewirausahaannya. Dengan jalan tersebut, saya rasa UMKM dan ultra mikro di Indonesia akan meningkat signifikan,” kata Eko.

Eko pun berharap, pemberdayaan segmen usaha ultra mikro dan UMKM dengan integrasi ekosistem melalui BUMN UMi akan memperkuat ketahanan ekonomi nasional pada masa depan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com