Advertorial

Holding Ultra Mikro Akan Bantu Percepat Pemulihan Pelaku Usaha

Kompas.com - 28/07/2021, 16:18 WIB

KOMPAS.com – Pemerintah segera membentuk holding ultra mikro untuk membangun ekosistem pembiayaan yang lebih kompetitif. Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan Pegadaian.

Ketiga BUMN tersebut ditunjuk menjadi perusahaan induk untuk menjangkau segmen usaha ultra mikro yang lebih luas.

Sebagai informasi, jumlah segmen usaha mikro dan ultra mikro diperkirakan mencapai 99 persen dari total unit usaha di Tanah Air. Oleh sebab itu, perkembangan sektor usaha tersebut dinilai dapat berperan penting dalam kemajuan perekonomian nasional, terutama dalam mempercepat pemulihan dunia usaha.

Adapun pembentukan holding ultra mikro tersebut juga diproyeksikan akan memacu kinerja usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Tanah Air.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan, pembentukan holding bertujuan untuk mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia. Seperti diketahui, sektor ini dapat berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja dan pengentasan kemiskinan.

“Oleh karena itu, untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan dukung dari seluruh pihak," ujar Purbaya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (28/7/2021).

Langkah pemerintah melalui Kementerian BUMN itu dinilai efektif guna mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Hal ini dapat tercapai bila usaha-usaha masyarakat kecil semakin berdaya.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM), segmen UMKM termasuk usaha mikro (UMi) berkontribusi terhadap 60 persen lebih perekonomian Indonesia. Bahkan, 99 persen usaha di Tanah Air saat ini masuk dalam kategori UMKM.

Itu artinya, 97 persen dari jumlah pekerja di Indonesia terserap di sektor UMKM. Sementara, di sisi lain, sektor UMKM rentan terkena dampak pandemi.

"LPS berharap, pembentukan holding benar-benar dapat mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia karena kinerja setiap perusahaan akan semakin optimal," imbuh Purbaya.

Sementara itu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan, kinerja positif setiap anggota holding telah terbukti pada masa pandemi Covid-19 ini.

"Dengan kemampuan ekspansi dan penjagaan kualitas pembiayaan dari setiap perseroan, holding ini akan menjadi institusi besar yang juga berdaya saing global," kata Trioksa.

Trikosa menyebutkan, integrasi ekosistem akan mendorong ekspansi usaha semakin kuat. Dengan demikian, jumlah investor yang berkontribusi terhadap pengembangan UMi secara langsung ataupun melalui holding ultra mikro akan semakin banyak.

Lagi pula, lanjut Trikosa, ketiga BUMN tersebut dinilai mampu mencari pendanaan dengan penerbitan surat utang.

Bahkan, BRI sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia mampu menerbitkan global bond dan sustainability bond yang investornya berasal dari luar negeri. Dengan demikian, integrasi BUMN tersebut dapat meningkatkan daya saing setiap institusi.

"Penggunaan teknologi informasi dan penggunaan big data akan semakin intensif membantu, baik pelaku ultra mikro maupun holding-nya sendiri," jelasnya.

Pembentukan holding ultra mikro

Adapun pembentukan holding ultra mikro akan dilakukan dalam waktu dekat, tepatnya setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar BRI pada Kamis (22/7/2021).

Adapun RUPS tersebut menyetujui pelaksanaan aksi korporasi rights issue untuk menerbitkan saham baru dalam rangka p rivate placement atau Penambahan Modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD).

Dana hasil dari aksi korporasi tersebut akan dimanfaatkan BRI untuk pembentukan h olding ultra mikro yang dilakukan melalui penyertaan saham BRI dalam Pegadaian dan PNM sebagai hasil dari inbreng (penyetoran modal) pemerintah.

Selebihnya, dana dari rights issue akan digunakan sebagai modal kerja BRI dalam rangka pengembangan ekosistem UMi serta bisnis mikro dan kecil.

-Dok. BRI -

Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, pembentukan h olding ultra mikro tidak hanya dapat memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi BRI, tetapi juga bagi Pegadaian, PNM, dan pelaku usaha yang termasuk dalam segmen.

Untuk diketahui, dalam sinergi ini, PNM berperan di fase e mpowerment. Selain bernilai sebagai pembiayaan, pinjaman kelompok yang disalurkan PNM juga berfungsi dalam pemberian asistensi dan peningkatan kapabilitas.

Kemudian, di fase i ntegration, BRI dan Pegadaian dapat membantu pelaku usaha di segmen tersebut dengan berbagai produk gadai maupun Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Pada tahap terakhir, yaitu fase u pgrade, h olding ultra mikro memungkinkan pelaku usaha UMi untuk naik kelas menjadi nasabah mikro perseroan yang berbasis komersial. Proses ini akan terjadi dalam satu ekosistem sehingga lebih efektif dan efisien,” jelas Sunarso.

Sinergi tiga BUMN tersebut melalui h olding ultra mikro tersebut tak sekadar memberikan akses layanan keuangan kepada lebih dari 45 juta pelaku usaha UMi. Akan tetapi, juga memberikan manfaat yang besar bagi pengembangan UMKM dan perekonomian nasional, khususnya dalam mempercepat pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com