KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) kembali mencatatkan diri sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar Fortune Global 500. Pada tahun ini, perusahaan plat merah tersebut berada di urutan 287.
Pencapaian tersebut tak lepas dari nilai pendapatan Pertamina yang mencapai angka 41,47 miliar dollar Amerika Serikat (AS) pada 2020.
Sebagai informasi, Fortune Global 500 adalah ajang pemeringkatan perusahaan internasional yang dilakukan majalah Fortune secara tahunan sejak 1955.
Fortune memilih 500 perusahaan teratas berdasarkan besaran pendapatan, termasuk pendapatan anak perusahaan (consolidated gross revenue).
Selain pendapatan, terdapat indikator lain, seperti penyertaan modal pemegang saham, kapitalisasi pasar, keuntungan, dan jumlah karyawan, yang menjadi penilaian. Sejak 1990, indikator negara asal perusahaan juga dipertimbangkan dalam Fortune Global 500
Pada sektor energi, terdapat beberapa nama perusahaan minyak internasional yang juga tercatat dalam pemeringkatan Fortune Global 500 2021.
Meski secara finansial perusahaan tersebut berhasil mencapai revenue signifikan, beberapa di antaranya justru mengalami kerugian.
Perusahaan tersebut adalah BP (peringkat 18), Royal Dutch Shell (19), Exxon Mobile (23), Chevron (75), Petronas (277), dan Repsol (381).
Sementara, dari sektor industri lain, terdapat beberapa perusahaan besar yang mengalami hal serupa, seperti Coca-Cola (370), Tesla (392), dan Danone (454).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pencapaian Pertamina tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, mulai dari direksi, dewan komisaris, hingga seluruh pekerja di Pertamina Group.
"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pemegang saham, pemerintah, masyarakat, dan juga stakeholder lainnya. Ini merupakan pengakuan dari dunia internasional bahwa Pertamina sejajar dengan world class company lainnya," ujar Nicke dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (3/8/2021).
Nicke menambahkan, sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Pertamina sempat mengalami triple shock sehingga mengalami penurunan pendapatan secara signifikan.
Namun, berkat inovasi dan terobosan yang dilakukan pada seluruh lini bisnis serta transformasi organisasi yang tengah dijalankan, Pertamina mampu meningkatkan pendapatan perusahaan hingga 41,47 miliar dollar AS dan mencetak laba sebesar 1,05 miliar dollar AS pada 2020.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pertamina juga konsisten memastikan penyediaan energi untuk negeri melalui berbagai program.
“Program tersebut adalah Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga, Konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG) untuk Nelayan dan Petani, pembangunan jaringan transmisi dan distribusi gas bumi, serta infrastruktur hilir lainnya,” kata Nicke.
Selain itu, Pertamina juga berkontribusi terhadap total pendapatan pemerintah melalui pencapaian kinerja operasional dan keuangan sebesar Rp 200 triliun pada 2020.
Adapun total pendapatan tersebut berasal dari setoran pajak, dividen, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) senilai Rp 126,7 triliun. Kemudian, penerimaan negara dari minyak mentah dan kondensat bagian negara (MMKBN) dari blok-blok minyak dan gas bumi (migas) Pertamina sebesar Rp 73,1 triliun.
Dengan ekosistem energi yang terus berjalan dari hulu ke hilir, Pertamina akan terus menjaga keberlangsungan hidup 1,2 juta tenaga kerja langsung dan multiplier effect terhadap sekitar 20 juta tenaga kerja secara tidak langsung.
Pertamina juga terus mendukung upaya pemulihan pandemi melalui sejumlah bantuan, mulai dari pembangunan beberapa rumah sakit modular Covid-19 hingga bantuan transportasi untuk distribusi oksigen.
Tak hanya itu, Pertamina juga turut memberikan bantuan kepada lebih dari 13.000 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang terdampak pandemi agar dapat bertahan bahkan, naik kelas.
“Tantangan pandemi Covid-19 tidak ringan. Selain memantapkan langkah untuk dapat mencapai target nilai pasar 100 miliar dollar AS pada 2024 mendatang,” ucap Nicke.
Nicke menambahkan, seluruh jajaran manajemen dan pekerja Pertamina akan tetap fokus memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Kami optimistis akan terus tumbuh dan memberikan manfaat seluas-luasnya untuk masyarakat dan negara,” tutur Nicke.