Advertorial

Bersinergi untuk Energi Bersih, Pertamina dan BPPT Resmikan 2 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum

Kompas.com - 05/08/2021, 22:07 WIB

KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) dan Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersinergi membangun dua stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). SPKLU sendiri merupakan infrastruktur energi bersih berbasis baterai listrik.

Adapun dua SPKLU yang dibangun berlokasi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, dan Jalan MT Haryono, Jakarta Timur. Kedua SPKLU ini telah beroperasi dan diresmikan secara virtual pada Kamis (05/08/2021).

Peresmian SPKLU dihadiri oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, Kepala BPPT Hammam Riza, dan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) Rida Mulyana.

Hadir pula Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, serta Chief Executive Officer Subholding Commercial and Trading Pertamina Alfian Nasution.

Budi Karya Sumadi menyambut baik kerja sama antara BPPT dan Pertamina dalam instalasi dan pengoperasian dua SPKLU tersebut. Ia berharap, kerja sama tersebut dapat menjadi contoh yang baik, khususnya bagi pelaku usaha, untuk mendukung percepatan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Indonesia.

Hal tersebut sejalan dengan amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

“Kami juga berharap, ada pelajaran yang bisa diambil supaya dapat menjadi masukan bagi Kementerian Perhubungan. Dengan demikian, transisi sarana dan prasarana yang lebih ramah lingkungan dan andal dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya,” kata Budi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis.

Sementara itu, Rida Mulyana menyampaikan bahwa program KBLBB merupakan bagian dari transisi energi untuk mewujudkan penggunaan energi yang lebih bersih dan efisien.

Program tersebut, lanjut Rida, juga dapat mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM). Dengan begitu, negara dapat menghemat devisa dan subsidi BBM.

“Kami menghargai usaha Pertamina untuk melakukan transformasi bisnis sebagai respons perkembangan global. Walau tidak mudah, kami yakin transformasi ini dapat diwujudkan dengan pengalaman dan daya saing yang dimiliki Pertamina. Pertamina dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan infrastruktur kendaraan listrik,” kata Rida. 

Pada kesempatan yang sama, Nicke Widyawati mengatakan bahwa sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masih menjalankan bisnis energi fosil, transformasi Pertamina harus dijalankan secara signifikan dan cepat.

 Kepala BPPT Hammam Riza dalam peluncuran SPKLU secara daring. DOK. Pertamina Kepala BPPT Hammam Riza dalam peluncuran SPKLU secara daring.

Pertamina, kata Nicke, menjalankan komitmen transisi energi secara serius dan melibatkan program yang sangat masif. Untuk diketahui, Pertamina memasukkan transisi energi ke dalam rancangan environment, social, and governance (ESG). Rancangan tersebut diterapkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, di dalam operasional perusahaan. 

Nicke menambahkan, Pertamina telah melakukan penurunan emisi karbon dalam 10 tahun terakhir. Hasilnya, sepanjang 2010-2020, terdapat 29 persen emisi karbon.

Angka tersebut akan terus ditingkatkan, termasuk di sektor transportasi yang menyumbang 23 persen emisi karbon. 

“Sektor transportasi harus menerapkan elektrifikasi. Untuk itu, Pertamina bekerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan BPPT, untuk mengembangkan SPKLU. Terdapat tiga lokasi yang dikembangkan dan alhamdulillah sudah beroperasi,” ujar Nicke.

Guna mendukung pemerintah dalam mengembangkan industri mobil listrik, kata Nicke, Pertamina turut bergerak di industri midstream. Pertamina bersama dengan BUMN lain, yakni Indonesian Battery Corporation (IBC), mengembangkan ekosistem baterai listrik.

Tak hanya itu, Pertamina juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk pengembangan swap baterai yang diterapkan di beberapa daerah wisata. Hal ini dilakukan dengan menyewakan kendaraan motor listrik. 

“Dalam waktu dekat, kami akan meluncurkan green energy station. Untuk saat ini, sekitar 100 SPBU Pertamina terpasang solar photovoltaic (PV). Dengan demikian, energi listrik di sana sudah green energy dan nanti akan dilengkapi dengan SPKLU,” tutur Nicke.

Nicke mengungkapkan bahwa Pertamina menargetkan sebanyak 250-300 SPBU akan menjadi green energy station pada 2021. Pertamina juga menyiapkan reward khusus bagi pelanggan yang membeli BBM di green energy station. Hal ini menjadi komitmen Pertamina untuk mendukung tambahan bauran energi dari renewable energy di dalam energy transition.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada BPPT yang terus membina dan bekerja sama dengan Pertamina, khususnya dalam peningkatan renewable energy dan energi baru di Indonesia. Kami juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada pemerintah yang terus memberikan dukungan kepada Pertamina,” kata Nicke. 

Saat ini, Pertamina telah melakukan inisiasi pilot SPKLU di enam lokasi di Jakarta. SPKLU pertama di SPBU Fatmawati yang telah diresmikan pada 10 Desember 2020. Kemudian, SPKLU di SPBU Kuningan dan SPKLU di Bandara Soekarno Hatta yang sedang dalam pembangunan.

Sementara itu, tiga SPKLU lainnya merupakan hasil sinergi dengan BPPT berlokasi di SPBU Lenteng Agung, SPBU MT Haryono, dan SPKLU yang berlokasi Puspiptek BPPT Serpong.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com