KOMPAS.com - Wilayah Kerja (WK) Rokan resmi dialihkelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dari PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI). Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meninjau WK Rokan, Selasa (10/8/2021).
Erick didampingi oleh Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dan Direktur Utama PT PLN Zulkifli Zaini.
Kehadiran mereka disambut oleh Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Budiman Parhusip dan Direktur Utama PT PHR Jaffee Arizon Suardin.
Pada kesempatan meninjau WK Rokan, Erick berkunjung ke Central Gathering Station 10 Duri Steamflood (CGS 10 DSF), yang berlokasi di Duri, Bengkalis.
Erick dan rombongan melihat pemanfaatan dan daur ulang air terproduksi dalam sistem injeksi uap (steamflood) yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan.
CGS 10 DSF merupakan fasilitas terbesar di lapangan Duri. CGS 10 DSF mampu mengolah 200 ribu barrel fluid per day serta produksi minyak sekitar 19 ribu barrel per day.
Selain melakukan peninjauan, Erick juga berdialog dengan para pekerja. Sebagai informasi, para pekerja di WK Rokan sebelumnya adalah bekerja PT CPI. Seiring dengan alih kelola WK Rokan, mereka beralih ke PT PHR.
Erick berdialog dan memberikan motivasi kepada para pekerja. Ia juga mengapresiasi para pekerja PT CPI yang bergabung ke PT PHR.
"Saya sangat apresiasi bapak dan ibu dengan tangan terbuka. Jumlahnya (pekerja) 98 persen yang bergabung (dengan PT PHR). Ayo, bersama perbaiki BUMN," kata Erick.
Ia kemudian menyampaikan5 prioritas utama BUMN. Erick menegaskan, pengelolaan Blok Rokan oleh PT PHR harus berdampak pada peningkatan produksi minyak yang berkontribusi untuk pemasukan negara. Selain itu, PHR juga diharapkan bisa memberikan nilai pelayanan publik yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
“Kita (BUMN) juga menjalankan public service, salah satunya melalui corporate social responsibility (CSR) untuk penanganan pandemi Covid-19," ucapnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Nicke Widyawati menegaskan pentingnya aspek Health, Safety, Security, and Environmental (HSSE) sebagai prioritas dalam operasional. Dia juga menjelaskan perihal visi usaha Pertamina Group kepada pekerja PHR.
"Akan ada transisi energi dari bahan bakar fosil ke arah energi baru dan terbarukan. Oleh karena itu kita harus fokus mengubah operasional kita ke arah yang lebih ramah lingkungan," katanya.
Nicke juga menjelaskan berbagai upaya yang dilakukan Pertamina selama ini untuk merespons transisi energi adan menjaga kelangsungan usaha. Salah satu upaya yang dilakukan Pertamina adalah mengintegrasikan kilang-kilang minyak dengan petrochemical.
"Kita akan masuk ke petrochemical yang pertumbuhannya akan meningkat terus. Dalam 5-10 tahun terakhir, pertumbuhannya 3,5 persen dan akan meningkat ke 5,5 persen per tahun. Jadi, kita akan beralih dari fuel ke petrochemical dengan basis minyak yang kita miliki," kata Nicke.
Pada kesempatan kunjungan tersebut, Erick dan rombongan juga meninjau lokasi pembangkit listrik Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) yang kini dioperasikan oleh PT PLN.
Pembangkit listrik ini merupakan salah satu andalan dalam memasok listrik dan uap untuk operasional Blok Rokan.