Advertorial

Jadilah Youtuber yang Beretika dan Berdasar pada Potensi Pribadi

Kompas.com - 12/08/2021, 09:06 WIB

KOMPAS.com – Salah satu profesi baru yang menarik perhatian generasi muda adalah youtuber. Profesi tersebut merujuk pada pembuat konten pada platform digital Youtube.

Sejatinya, pekerjaan seorang youtuber berbeda dengan videographer. Tidak hanya mampu membuat video, seorang youtuber harus kreatif untuk menelurkan konten yang menarik serta memiliki personal branding yang baik.

Profesi ini menjadi potensial karena sebanyak 92 persen pengguna media digital di Indonesia mengakses Youtube. Dengan kemampuan mengolah topik, bahasa video, dan audio, berkarya di platform tersebut dapat menghasilkan uang.

Menanggapi tingginya animo generasi muda untuk menjalani profesi tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Tips dan Trik Menjadi Youtuber Positif dan Produktif”, Jumat (6/8/2021).

Webinar tersebut menghadirkan mediaplanner ceritasantri.id Aina Masrurin, konsultan pemasaran Daru Wibowo, dan perwakilan Kaizen Room Andika Renda Pribadi sebagai narasumber.

Selain itu, tenaga pengajar FISIP Universitas Sriwijaya dan IAPA Krisna Murti serta aktor sekaligus filmmaker Qausar Harta Yudana juga didapuk menjadi pembicara dalam forum tersebut.

Daru menyampaikan bahwa eorang menjadi youtuber harus tetap beretika. Maka dari itu, tentukan terlebih dahulu tujuan menjadi seorang youtuber dan konten yang akan dibuat.

“Pastikan keduanya bersifat positif dan bermanfaat bagi masyarakat digital Indonesia. Ingat juga, jangan pernah posting hanya demi likes atau views,” ujar Daru dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (10/8/2021).

Menurutnya, mempelajari dan memahami aturan yang ada di Youtube juga diperlukan agar tidak terjerat masalah hukum.

Ia mengatakan, ada beberapa etika yang perlu diimplementasikan, seperti selalu menciptakan konten yang orisinal, menjelaskan sumber secara jelas, jangan menggunakan SARA, jangan menyerang orang atau brand lain, dan selalu bersikap jujur.

“Catatan tips sebelum jadi youtuber yaitu pilih spesialisasi atau sebuah talenta yang akan menjadi kekhususan, ciptakan ide kreatif dan jitu,” kata Daru.

Selain itu, ia menambahkan, youtuber sebaiknya memiliki nama channel unik. Pembuatan nama channel dapat berdasarkan pada manfaat, segmen, proses, tujuan, atau klaster, dan pastikan berkesinambungan dalam menghasilkan konten,” imbuhnya.

Sebagai key opinion leader, Qausar menyampaikan bahwa kini orangtua dan anak pun harus pintar dalam berliterasi digital.

Menurutnya, langkah pertama bagi orangtua adalah mengetahui masalah dunia digital yang ada pada Instagram atau Youtube. Dengan demikian, mereka bisa membimbing anaknya yang bercita-cita menjadi seorang youtuber atau influencer.

Kedua, kata Qausar, hal yang harus dilakukan adalah melihat bidang potensi anak. Misalnya, bermain musik atau bermain game.

“Itu sudah menjadi sebuah starting point untuk melakukan konten di dalam dunia Youtube. Orangtua harus pintar dalam melihat dan mendidik perkembangan anak tersebut,” ujarnya.

Salah satu peserta bernama Liana Putri menyampaikan bahwa masyarakat sekarang sudah lekat dengan memviralkan segala macam informasi, baik informasi unik maupun lucu.

“Bagaimana pendapat narasumber perilaku seperti itu? Bisa dan perlu diadakan pembatasan atau pemantauan lebih lanjut untuk hal seperti itu, mengingat hal tersebut banyak manfaat tetapi banyak pula mudharatnya?” tanya Putri

Menurut Andika, selama masyarakat yang menonton video itu semakin banyak, mereka akan melakukan hal serupa agar menjadi viral. Dari segi etika, hal itu tidak boleh karena bisa berdampak negatif pada masyarakat luas.

“Sebaiknya, mulai berhenti dari diri kita sendiri agar tidak semakin memviralkan suatu informasi yang negatif atau tidak bermanfaat dan tidak jelas sumbernya karena bisa saja tergolong hoax,” ujarnya.

Sebagai informasi, webinar tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital yang terbuka bagi siapa saja yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital.

Penyelenggara membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar selanjutnya melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan juga bisa mengikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kemenkominfo turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak sehingga webinar dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com