Advertorial

Selain Covid-19, Flu pada Anak Perlu Diwaspadai di Masa Pandemi

Kompas.com - 13/08/2021, 13:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Bagi orangtua, menjaga kesehatan anak merupakan hal yang wajib dilakukan. Terlebih, jika sang anak masih bayi atau berusia dini.

Pada usia tersebut, seorang anak rentan terserang berbagai penyakit karena belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat. Salah satu penyakit tersebut adalah flu.

Seperti diketahui, flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Pada anak, risiko tertular flu mencapai 20-30 persen atau lebih tinggi dari orang dewasa yang hanya memiliki peluang 5-10 persen.

Oleh karena itu, orangtua harus tetap waspada dengan mengenali gejala dari penyakit tersebut, terlebih di masa pandemi seperti saat ini.

Menurut Ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF) Prof dr Cissy B Kartasasmita, SpA(K), PhD, seseorang yang terkena flu biasanya mengalami gejala, seperti demam diatas 37,8 derajat celcius, batuk, dan pilek.

Meski begitu, dr Cissy mengingatkan masyarakat agar dapat membedakan antara flu dan pilek biasa yang disebut selesma.

“Walaupun gejalanya sama, selesma atau pilek ini sebenarnya berbeda dengan flu. Banyak yang menganggap kedua penyakit itu sama. Padahal, flu itu kan karena virus influenza, kalau selesma itu virusnya beda. Keduanya terjadi akibat infeksi saluran pernafasan akut,” ujar dr Cissy dalam kesempatan wawancara dengan Kompas.com, Kamis (5/8/2021).

Anak yang menderita selesma, lanjut dr Cissy, umumnya akan mengalami gejala, mulai dari batuk, meriang, adanya lendir pada saluran pernapasan, hingga bersin dalam tingkatan yang ringan.

Pada flu, gejala tersebut juga bisa dirasakan penderita. Hanya saja, tingkat gejala yang dialami biasanya lebih berat dan dapat mengakibatkan komplikasi.

“Orangtua harus peka bila anak mengalami gejala tersebut. Jika gejala yang dialami ringan seperti selesma, cukup kasih asupan bergizi , minum yang banyak, dan jemur di bawah sinar matahari. Kalau anak menjadi lebih rewel dan mulai menunjukkan gejala demam, hati-hati, bisa jadi dia terserang influenza,” kata dr Cissy.

Penanganan gejala flu pada anak, tambah dr Cissy, tak jauh berbeda dari pilek atau selesma.

“Untuk demamnya tentu harus diobati. Orangtua bisa memberikan obat penurun demam yang dijual di pasaran. Meski begitu, pilihkan anak obat yang sesuai dan jangan lupa baca ketentuan pemakaian obat tersebut,” jelasnya.

Waspada karena gejalanya mirip

Adapun di masa pandemi Covid-19, orangtua juga harus meningkatkan kewaspadaan terhadap kesehatan anak. Meski begitu, dr Cissy juga meminta agar mereka tak cepat panik ketika anak terserang demam.

“Selesma, flu, dan Covid-19 gejalanya bisa dibilang sama. Bila anak terserang demam dan batuk, jangan panik. Apalagi, kalau lingkungannya bersih dan aman," ucap dr Cissy.

Agar anak terhindar dari flu, dr Cissy menyarankan orangtua untuk mencegah transmisi virus dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak (3M) dan vaksinasi.

"Pencegahan seperti itu bukan untuk Covid-19 saja. Cara itu perlu dilakukan terhadap setiap penyakit yang menginfeksi jalur pernapasan. Pastikan juga makanan dan lingkungan yang anak dapatkan itu selalu bersih. Lalu, berikan juga vitamin D, bila perlu, yang bagus untuk meringankan penyakit saluran pernapasan,” tutur dr Cissy.

Hal tersebut berbeda jika terdapat anggota keluarga yang positif Covid-19. Bila demikian, dr Cissy menganjurkan orangtua untuk langsung memeriksakan anak dan keluarga.

"Segera dan jangan ditunda,” tambah dr Cissy.

Pentingnya vaksinasi

Langkah antisipasi lain juga perlu dilakukan orangtua untuk menghindari anak dari virus influenza. Dokter Cissy menganjurkan agar anak diberikan vaksin influenza.

Meski kerap dianggap sebagai penyakit ringan, menurut dr Cissy, flu bisa punya dampak berbeda bagi penderitanya. Ada yang hanya bergejala ringan, tetapi ada pula yang bergejala berat dan menyebabkan komplikasi seperti radang paru (pneumonia).

“Di masa pandemi ini, sangat penting (mengantisipasi) agar anak tidak terserang flu dan Covid-19 dengan vaksinasi. Seorang anak sudah bisa mendapatkan vaksin influenza itu ketika ia sudah berusia di atas enam bulan,” ujar dr Cissy.

Soal aturan vaksin, ia menyebut bahwa anak berusia di bawah sembilan tahun yang belum pernah diberikan vaksin flu perlu diberikan dosis vaksin flu sebanyak dua kali. Adapun jeda waktu antara pemberian vaksin pertama dan kedua berjarak satu bulan.

Untuk anak di atas sembilan tahun, pemberian vaksin influenza harus dilakukan secara rutin, yakni satu dosis sekali setiap tahun.

Pemberian vaksin tersebut mampu menurunkan risiko influenza dan komplikasinya pada anak paling tidak 60 persen.

Ilustrasi pemberian vaksin pada anakDok. Shutterstock/Sutlafk Ilustrasi pemberian vaksin pada anak

Soal aturan lainnya, ia menegaskan bahwa anak yang memiliki alergi terhadap telur tidak dianjurkan untuk mendapatkan vaksin influenza.

“Karena vaksin influenza yang ada di Indonesia, virusnya juga dieramkan dalam telur. Dikhawatirkan anak yang memiliki alergi telur akan mengalami reaksi alergi seperti ruam dan merah-merah atau gejala berat lainnya setelah divaksin,” jelasnya.

Sebagai informasi, pemberian vaksin influenza dapat ditoleransi dengan baik dan menurut WHO menjadi prioritas diberikan di masa pandemi saat ini.

Jika anak sudah masuk usia untuk diperbolehkan vaksin Covid-19, pemberian vaksin influenza bisa dilakukan dengan interval sebulan

“Jadi, bisa sebulan sebelum pemberian vaksin Covid-19 atau sebulan setelah pemberian vaksin kedua,” tuturnya

Dokter Cissy pun menyoroti rendahnya kesadaran masyarakat terhadap vaksinasi influenza. 

Saat ini dr Cissy bersama dengan Satuan Tugas Imunisasi (Satgas Imunisasi)), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) gencar melakukan edukasi terhadap bahaya dan risiko dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) termasuk penyakit saluran pernapasan di masyarakat.

“Sebenarnya. fokusnya bukan pada flu saja. Cuma, flu ini dapat menyebabkan radang paru-paru atau pneumonia. Itu yang kami coba dorong agar masyarakat tidak sampai mengalami penyakit tersebut,” katanya.

Meski demikian, ia tak menyalahi masyarakat yang kurang sadar akan pentingnya vaksin influenza. Sebab, vaksin influenza tidak termasuk dalam daftar program Imunisasi Nasional. Hal ini membuat masyarakat kerap memandang vaksin ini tak wajib.

"Kami anjurkan orangtua memberikan vaksin influenza kepada anaknya secara rutin sekali setiap tahun. Vaksin bisa didapatkan di rumah sakit atau klinik yang menyediakan layanan imunisasi" ujarnya.

Sebagai informasi, vaksinasi influenza tidak hanya dapat melindungi anak dari bahaya penyakit flu, tetapi juga orang tersayang dan kerabat yang Anda miliki.

Untuk informasi lebih lanjut tentang vaksin influenza, Anda dapat menghubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat di tempat Anda.

#ProtectYourLovedOnes #FluBeyondProtection #4BetterProtection

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com