KOMPAS.com – Bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Republik Indonesia, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melalui afiliasinya, PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka), berhasil mencatatkan penambahan produksi hidrokarbon sebesar 7.300 barrels of oil equivalent per day (BOEPD) dari Wilayah Kerja (WK) Pangkah.
Dengan penambahan hidrokarbon itu, total produksi WK Pangkah meningkat dari 5.700 BOEPD menjadi 13.000 BOEPD.
Adapun produksi lapangan tersebut dilakukan lewat pengeboran tiga sumur di lapangan West Pangkah, yaitu WPA 1, 2, dan 3, serta satu sumur re-entry Sumur Sidayu 4V (SID-4V) di lapangan Sidayu.
Saat ini, program pengeboran di Lapangan Sidayu masih berlanjut ke re-entry Sidayu-3ST yang diharapkan dapat menambah sekitar 1.000 BOEPD.
Direktur Utama PGN M Haryo Yunianto menjelaskan, pada prinsipnya PGN senantiasa mendorong PGN Saka sebagai anak perusahaan di bidang hulu minyak dan gas bumi (migas), untuk meningkatkan produksi sembari berupaya mendapatkan sumber-sumber migas lain.
Untuk diketahui, pada pengembangan SID-4V, PGN Saka menerapkan teknologi baru, yakni Casing Reconnection Metal To Metal. Penerapan teknologi ini berjalan aman dan lancar.
Hal tersebut, kata Haryo, merupakan pencapaian yang cukup membanggakan karena PGN Saka menjadi perusahaan nasional Indonesia pertama yang mengimplementasikan teknologi tersebut di kawasan Asia Pasifik.
Kegiatan first drilling di re-entry Sumur Sidayu-4V dilakukan pada pertengahan Juli 2021 dengan tetap mengedepankan aspek health, safety, security, and environmental (HSSE).
“Kami bersyukur akhirnya minyak dari struktur Sidayu telah masuk ke line produksi,” ujar Haryo dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (17/8/2021).
Haryo menambahkan, beroperasinya lapangan migas offshore itu menunjukkan komitmen PGN Saka yang solid.
Sebagai informasi, lapangan West Pangkah yang mulai berproduksi sejak Kamis (18/2/2021), telah menghasilkan total gas sebesar 27,96 million standard cubic feet per day (MMSCFD) dan oil atau condensate sebesar 1,290 billion barrels (BBLS) dari tiga sumur.
Menurut Haryo, pengembangan proyek tersebut merupakan bentuk kontribusi PGN Saka dalam memenuhi pasokan energi untuk Indonesia, walaupun proyek tersebut diimulai dengan penuh tantangan dan pada masa pandemi Covid-19.
Semangat untuk berkontribusi itu membuat PGN Saka melakukan percepatan waktu pengerjaan proyek dari 17 bulan menjadi 12 bulan.
Lebih lanjut, Haryo menjelaskan, salam menjalankan peran sebagai subholding gas PT Pertamina (Persero), PGN berkomitmen menjadi bagian dalam berkontribusi pemenuhan energi nasional dari hulu ke hilir.
Produksi di lapangan Sidayu juga turut berperan dalam membantu pemerintah mengejar target produksi migas nasional. Dia berharap, segala daya upaya yang dilakukan PGN bisa menjadi kado manis untuk HUT ke-76 RI.
Saat ini, PGN Saka mengelola 10 WK di Indonesia dan satu blok Shale Gas di Amerika Serikat. Dengan rincian, pengelolaan di 6 WK sebagai operator dengan kepemilikan 100 persen hak partisipasi di Pangkah, South Sesulu, Wokam II, Pekawai, West Yamdena, dan Muriah.