Advertorial

Green Savings dari Bank DBS Indonesia Jadi Kunci Sukses Krakakoa Hadapi Tantangan Pandemi

Kompas.com - 18/08/2021, 14:53 WIB

KOMPAS.com – Saat ini, wirausaha sosial asal Indonesia tak lagi dapat dipandang sebelah mata. Sebab, seluruhnya punya potensi untuk menjadi besar dan dikenal dunia, seperti yang dibuktikan produsen cokelat artisan asal Indonesia, Krakakoa. 

Awalnya, keberhasilan tersebut tak pernah terbayangkan oleh pendiri sekaligus Chief Executive Officer Krakakoa Sabrina Mustopo.

Ia mengatakan, pencapaian Krakakoa saat ini jauh melebihi ekspektasinya. Sabrina pun menceritakan awal mula ia menjalankan bisnisnya.

“Sekitar tujuh tahun lalu (pada 2013), saya menanam pohon cokelat di halaman rumah tanpa tahu pasti apa yang sedang saya lakukan,“ ujar Sabrina Mustopo.

Meski begitu, sejak awal berdirinya Krakakoa, Sabrina berkomitmen untuk selalu menghasilkan produk berkualitas dari pohon cokelat asli Indonesia dengan konsep “Farmer to Bar”.

Salah satu cara yang ia terapkan dari konsep tersebut adalah menjalin kerja sama dengan petani lokal dan memberikan mereka bantuan, mulai dari material, pelatihan tentang cara menghasilkan biji cokelat terbaik, hingga pembayaran yang lebih dari harga minimum fair trade.

Upaya tersebut berbuah manis. Selain hadir di berbagai supermarket di Indonesia, Krakakoa juga berhasil mengekspor produknya ke berbagai negara, seperti Singapura, Korea, Jepang, dan beberapa negara di Eropa.

Tak hanya itu, Krakakoa juga menerima penghargaan bergengsi dari badan independen yang mempromosikan cokelat asli dari seluruh dunia, yakni Academy of Chocolate (AOC) Awards pada 2017 dan 2018.

Namun, keberhasilan Krakakoa juga bukan tanpa rintangan. Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak 2020 menjadi salah satu kendala yang tak terhindarkan. Sabrina juga sempat merasakan dampaknya.

Sebab, kondisi yang berdampak besar bagi sektor ekonomi di berbagai industri ini juga berdampak pada bisnis cokelat. 

Mencari jalan keluar

Menurut Sabrina, hal tersebut membuatnya terguncang, baik secara ekonomi maupun psikologis. Meski begitu, ia menyadari tanggung jawab besar yang ia miliki.

“Terlepas dari kondisi yang sedang lesu, sebagai pemilik usaha, saya punya tanggung jawab kepada para petani lokal agar kesejahteraan mereka tidak terusik terlalu besar,” jelas Sabrina.

Dari situ, Sabrina mulai mencari cara untuk dapat mempertahankan keberlangsungan unit usahanya dan kerja sama yang telah ia bangun dengan petani lokal.

Salah satu solusinya adalah bekerjasama dengan pihak yang berkomitmen akan kelangsungan bisnis wirausaha sosial, yaitu Bank DBS Indonesia.

Kerja sama tersebut terjalin melalui produk finansial Green Savings dari Bank DBS Indonesia, yakni rekening multifungsi yang dapat dipakai untuk menabung sekaligus berdonasi.

Menurut pihak Bank DBS Indonesia, produk tersebut merupakan jawaban dari keresahan yang dirasakan oleh para wirausahawan sosial, seperti Sabrina.

Selain itu, produk Green Savings juga sejalan dengan komitmen Bank DBS Indonesia terhadap keberlanjutan (sustainability) unit usaha sekaligus untuk menjadi jembatan bagi nasabah yang ingin berpartisipasi aktif dalam mendukung keberlangsungan sosial dan lingkungan lewat menabung.

Head of Segmentation, Liabilities, and Mortgage DBS Indonesia Festia Pisa Valensia mengatakan, saat ini ada peningkatan tren dan kepedulian masyarakat terhadap nilai-nilai yang mengusuk aspek keberlanjutan.

Oleh karena itu, Bank DBS Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan aspirasi nasabah yang ingin memberikan dampak positif terhadap sosial dan lingkungan.

“Sebagai Bank yang digerakkan oleh tujuan berkesinambungan (purpose-driven), Bank DBS senantiasa berupaya untuk memberdayakan masyarakat yang ingin melestarikan lingkungan. Caranya, melalui praktik perbankan dan bisnis yang bertanggung jawab serta memberikan dampak sosial yang positif,” kata Festia.

Ia melanjutkan, rekening Green Savings adalah bentuk produk berbasis environmentalsocial, and good governance (ESG) yang dapat langsung dirasakan, baik oleh nasabah maupun wirausahawan yang terdampak pandemi Covid-19.

Melalui rekening Green Savings, sebagian dari bunga tabungan yang diterima nasabah akan didonasikan untuk unit usahanya secara otomatis setiap bulan.

Dengan begitu, unit usaha seperti Krakakoa akan mendapatkan donasi bulanan yang dapat dipakai untuk menjalankan aktivitasnya.

Pada bisnis yang dilakoni Sabrina, seluruh donasi yang terkumpul akan disalurkan untuk mendukung modal usaha dalam bentuk bibit dan juga untuk mengadakan pelatihan kepada 1.000 petani kakao.

“Lewat rekening ini, nasabah dapat menabung dan berdonasi pada saat bersamaan. Cara untuk bertransaksi melalui rekening Green Savings juga sangat mudah, bisa melalui kantor cabang, anjungan tunai mandiri (ATM), instruksi via telepon, dan aplikasi digibank by DBS,” jelasnya.

Bagi Sabrina, kehadiran produk Green Savings merupakan kabar baik. Mengingat, misi Krakakoa adalah untuk meningkatkan taraf hidup petani kakao di Indonesia serta mendorong pertanian berkelanjutan yang menguntungkan dari segi lingkungan dan bisnis.

“Kemitraan strategis dengan Bank DBS Indonesia akan membuka akses lebih luas bagi masyarakat yang ingin berkontribusi mendukung keberlangsungan petani dan pertanian kakao di Indonesia,” ucap Sabrina.

Pihak Bank DBS Indonesia percaya, pandemi tidak melunturkan semangat masyarakat untuk tetap bergerak bersama dan saling bantu.

Adapun Bank DBS Indonesia hadir sebagai jembatan agar dapat melipatgandakan semangat kepedulian tersebut.

Sebagai informasi, saat ini Bank DBS Indonesia turut menyelenggarakan kampanye #MakanTanpaSisa untuk mendorong masyarakat mengurangi sampah makanan. Beriringan dengan itu, Bank DBS juga menginisiasi gerakan "Towards Zero Food Waste".

Tujuannya, untuk mengedukasi masyarakat dalam mengurangi dan mengelola sampah makanan. Bank DBS berharap, kegiatan tersebut dapat mengurangi problematika sampah sehingga tercipta dunia yang lebih baik.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com