Advertorial

Ingin Produktif di Era Digital? Yuk, Lakukan Beberapa Hal Ini

Kompas.com - 23/08/2021, 13:34 WIB

KOMPAS.com – Tidak dapat dimungkiri, saat ini digitalisasi telah merangsek ke dalam setiap sendi kehidupan. Hampir semua aktivitas manusia bersentuhan dengan teknologi di era digital seperti sekarang ini. 

Di satu sisi, digitalisasi memberi tantangan berupa penyebaran hoaks dan disinformasi yang lebih marak, kejahatan siber, hingga perundungan.

Namun di sisi lain, digitalisasi memberi peluang. Misalnya saja, pertumbuhan ekonomi digital serta terciptanya jenis-jenis profesi baru. Teknologi digital dapat dimanfaatkan untuk mendorong kreativitas dan produktivitas.

Hal tersebut dibahas dalam webinar bertajuk “Yuk, Tambah Produktif di Era Digital!” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Senin (2/8/2021). Webinar tersebut diselenggarakan khusus untuk masyarakat di Kabupaten Tangerang, Banten.

Narasumber yang dihadirkan dalam webinar tersebut adalah research analyst Oka Aditya, AA Subandoyo dari Klipaa.com, peneliti dan pengasuh situs web tarbiyahislamiyah.id Ridwan Muzir, Head of Centre for Publication LSPR Institue Xenia Agelica Wijayanto, dan key opinion leader (KOL) Widi Dwinanda.

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety.

Pemateri pertama, Oka Aditya membuka webinar dengan menjelaskan soal digital skill.

Digital skill secara luas didefinisikan sebagai keterampilan yang diperlukan untuk menggunakan perangkat digital, aplikasi komunikasi, dan jaringan untuk mengakses dan mengelola informasi,” ujar Oka menurut keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (20/8/2021).

Menurutnya, digital skill diperlukan untuk dapat memanfaatkan teknologi digital sebagai pendorong produktivitas. Di era digital, kata Oka, belajar skill baru secara online, menjajal pekerjaan freelance, dan merambah industri kreatif dapat dilakukan.

Namun, menjadi bagian dalam industri kreatif di era digital memerlukan soft skill berupa kemampuan adaptasi. Sebab, industri kreatif diprediksi akan terus berubah dan berkembang mengikuti perkembangan teknologi yang juga terus berubah. Selain itu, kemampuan komunikasi.

"Dengan mampu berkomunikasi dengan baik, tentu proses adaptasi pun akan menjadi lebih mudah. Adapun jenis ekonomi kreatif, yakni arsitektur, desain interior, DKV, desain produk, film dan animasi video," jelasnya.

Sementara itu, AA Subandoyo mengatakan bahwa produktivitas di era digital itu selalu terkait dengan waktu.

"Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang akan menebasmu dan jiwamu jika tidak kau sibukkan di dalam kebenaran maka akan menyibukannmu dalam kebatilan. Itu perkataan Ibnul Qoyyim," tuturnya.

Menurutnya, ada beberapa hal yang dapat menghambat produktivitas di era digital, yakni wasting time dan killing time. Selain itu, melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat dan negatif di dunia maya.

"Produktif itu fokus hal positif, jangan biarkan saluran hati dimasuki yang tidak bermanfaat. Produktif itu tentang etika, bukan hanya tentang uang, bukan tentang menambah follower, bukan mendapat uang dari online," paparnya.

Narasumber selanjutnya, Ridwan Muzir turut menjelaskan, produktivitas adalah tentang seberapa efisien proses mengolah modal menjadi hasil. Produktivitas yang baik adalah ketika hasil lebih banyak dibanding modal.

"Cara-cara agar produktif di era digital dalam sektor ekonomi yakni riset konsumen, promosi yang informatif, platform, bangun jejaring dan komunitas. Dalam pendidikan, bisa manfaatkan informasi dan data, serta kuasai teknologi dasar," tuturnya.

Sementara dalam dunia kreatif, teknologi digital bisa digunakan sebagai sarana penciptaan, sebagai sarana promosi, sebagai sarana kurasi dan diskusi, bangun jaringan dan komunitas.

Narasumber terakhir, Xenia Agelica Wijayanto menjelaskan tentang digital safety atau keamanan digital. Menurutnya, digital safety adalah sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital dapat dilakukan secara aman dan nyaman.

"Internet menghubungkan secara luas. Identitas digital pengguna internet bisa sama dengan identitas di dunia nyata, bisa juga tidak. Kita menjadi rentan berinteraksi dengan orang yang tidak kita kenal, dengan tujuan yang tidak kita ketahui," kata Xenia

Ia menambahkan, rekam jejak digital menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kaum muda di situs media sosial.

"Rekam jejak digital sulit dihilangkan, kita memiliki kendali atas jejak digital kita, meskipun jejak digital juga adalah hal yang tidak dapat kita kendalikan karena berada pada pihak lain," ujarnya.

Oleh sebab itu, ia menyarankan peserta webinar untuk melakukan hal-hal positif di ranah digital, selalu mengecek pengaturan privasi, dan hapus informasi yang tidak perlu diketahui semua orang dari akun digital.

Dalam sesi KOL, Widi Dwinanda mengatakan, dirinya menggunakan ruang digital untuk dimanfaatkan melakukan kegiatan yang ia sukai.

"Karena ruang digital itu se-private apa pun itu pasti ranahnya publik. Untuk itu aku mau mengisinya dengan hal yang aku suka dengan harapan bisa menginspirasi orang lain," tuturnya.

Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Fatimah menanyakan cara mencegah kebocoran data di dunia digital.

Xenia pun menjawab, bahwa kemungkinan kebocoran data merupakan kenyataan yang harus diterima di era digital. Oleh sebab itu, sebagai pihak yang memiliki data, pengguna teknologi digital perlu memperhatikan prinsip saring sebelum sharing.

Sebagai informasi, webinar ini merupakan bagian dari seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital.

Rangkaian webinar ini terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Kemenkominfo menargetkan webinar menjaring 12,5 juta partisipan agar semakin banyak anggota masyarakat yang cakap digital.

Informasi mengenai agenda, jadwal, dan pendaftaran dapat diperoleh melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com