Advertorial

Ahli Beberkan Kunci Berprestasi di Era Digital, Salah Satunya Kreatif Menangkap Peluang

Kompas.com - 23/08/2021, 13:41 WIB

KOMPAS.com – Di era digital, berprestasi tidak lagi menjadi pilihan, tetapi keharusan. Pasalnya, dengan perkembangan teknologi yang ada, banyak kesempatan terbuka luas, termasuk dalam memajukan pendidikan dan berkreasi.

Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriawan Salim mengatakan, pendidikan merupakan landasan fundamental penting dalam membangun keadaban dan kemanusiaan, termasuk sikap menghormati dan menghargai gagasan serta perspektif orang lain.

Pada era digital, imbuh dia, hal tersebut bisa dibentuk melalui perspektif pedagogi digital yang baru digaungkan pada 2011.

“Pedagogi digital bukan hanya tentang tindakan menggunakan teknologi ataupun cara menggunakan teknologi digital untuk mengajar, melainkan lebih tepatnya tentang mendekati alat-alat itu dari perspektif pedagogi kritis,” jelas Salim pada webinar “Tetap Berprestasi di Masa Pandemi: Tips dan Trik Belajar Online”, Senin (9/8/2021).

Salim pun mengutarakan kiat-kiat agar dapat berprestasi menggunakan teknologi digital di masa pandemi Covid-19. Pertama, kreatif memanfaatkan peluang. Kedua, terus mengasah diri, baik hard skill maupun soft skill.

Ketiga, mengoptimalkan potensi. Keempat, menentukan skala prioritas. Kelima, disiplin dalam mengatur waktu.

“Kemudian, memperluas jaringan sosial dan jangan takut gagal,” papar Salim.

Musisi sekaligus key opinion leader Sherrin Tharia sepakat dengan Salim. Keberadaan teknologi digital membuka kesempatan luas untuk berkembang. Ia juga membagikan tip untuk berkarya di dunia digital.

Sebelum berkarya, ia menyarankan untuk mencari referensi-referensi yang mampu memantik kreativitas dan keinginan belajar hal baru. Hal tersebut dilakukan agar ketergantungan pada orang lain bisa berkurang.

Meski demikian, kesuksesan seseorang di era digital bergantung semangat pribadi masing-masing untuk berkembang.

“Masa ini merupakan tantangan diri kita untuk mengeksplorasi mana yang tadinya kita tidak bisa, ternyata menjadi bisa, dan pastinya tetap kreatif,” tuturnya.

Selain kemauan dan semangat, literasi digital juga perlu dimiliki. Hal ini dapat meminimalisasi paparan konten negatif yang bertebaran di media digital.

Perwakilan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) Dr Citra Rosalyn Anwar menuturkan, literasi digital tidak hanya sebatas penguasaan menggunakan teknologi, tetapi pemahaman terhadap setiap aplikasi yang dipilih.

Pemahaman itu dapat diperoleh dengan melihat urgensi aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam mengembangkan diri.

“Memang akhirnya banyak sekali hal-hal yang terkadang tidak kita inginkan dalam mengakses sesuatu. Hal itu bisa terjadi mungkin dari algoritma yang muncul. Segala sesuatu yang ingin kita lakukan, aktivitasnya harus disesuaikan dengan kebutuhan kita juga,” jelas Rosalyn yang juga menjadi narasumber webinar.

Sebagai informasi, webinar “Tetap Berprestasi di Masa Pandemi: Tips dan Trik Belajar Online” diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo). Webinar ini merupakan hasil kerja sama Kemenkominfo dengan Japelidi dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital.

Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Utara. Webinar tersebut terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital.

Kemenkominfo mengajak masyarakat untuk berpartisipasi pada webinar berikutnya melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Rangkaian kegiatan ini ditargetkan dapat menjangkau 12,5 juta partisipan.

Kemenkominfo pun turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak sehingga webinar dapat berjalan dengan baik.

Masyarakat yang ingin mengetahui Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa mengikuti akun Instagram @siberkreasi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com