Advertorial

Lewat Seminar #MakinCakapDigital, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda Terapkan Nilai Pancasila di Ruang Digital

Kompas.com - 23/08/2021, 13:51 WIB

KOMPAS.com – Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar hampir semua sisi kehidupan.

Namun, kenyataannya, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan untuk memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik. Hal ini mengakibatkan mereka terpapar informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital di Kota Tangerang, Rabu (18/8/2021).

Webinar yang diikuti oleh puluhan peserta secara daring tersebut mengangkat tema "Kreatif Lestarikan Nilai-Nilai Pancasila di Ruang Digital".

Sejumlah narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi hadir dalam seminar tersebut, antara lain anggota Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia serta Koordinator Program Edukasi 4ID Hani Purnawanti dan perwakilan Yayasan Mekar Abadi E Sumadiningrat.

Kemudian, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Setia Bhakti Tangerang Djoko Suharto SPd dan dosen Serius Zebua MPd .

Masing-masing narasumber mengangkat tema mengenai digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety.

Webinar dibuka dengan penjabaran dari Hani Purnawanti. Menurut dia, transformasi digital merupakan perubahan ke masa depan yang didasari pada pemanfaatan TIK secara signifikan.

Hani menilai, transformasi digital membawa pengaruh yang semakin besar sejak pandemi Covid-19 menghantam Indonesia.

“Transformasi digital membuka banyak peluang pekerjaan, seperti pekerjaan paruh waktu (freelance), bisnis e-commerce, dropshipper, digital marketing, trader saham, dan investor,” kata Hani dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (20/8/2021).

Oleh sebab itu, lanjut Hani, masyarakat harus kreatif, berpikir kritis, mengelola emosi, dan berkolaborasi dalam memanfaatkan berbagai peluang.

Sementara itu, menurut E Sumadiningrat, pemanfaatan teknologi digital harus disertai dengan penerapan etika digital, yakni penggunaan teknologi secara positif, bertanggung jawab, dan aman.

Hal tersebut dinilai sejalan dengan penerapan prinsip Pancasila sebagai dasar negara, ideologi dan falsafah bangsa, pedoman hidup berbangsa dan bernegara, serta sistem nilai dalam bersikap dan berperilaku di masyarakat.

“Nilai-nilai Pancasila, seperti religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta Tanah Air, dan menghargai prestasi dapat diimplementasikan ketika memanfaatkan teknologi digital,” ujar E Sumadiningrat.

Atas dasar itu, dia mengajak para guru untuk membangun jejaring atau komunikasi dengan orangtua murid, berperilaku sabar, ikhlas, dan tidak mudah menyerah, serta menjadi teladan bagi murid-murid.

Webinar selanjutnya diisi dengan pemaparan Djoko Suharto. Menurut dia, pemahaman budaya bermedia sosial (medsos) yang rendah berdampak pada ketidakmampuan masyarakat dalam memahami batasan kebebasan berekspresi dengan hal lain yang merugikan.

Hal merugikan tersebut di antaranya adalah perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik, dan provokasi yang mengarah pada perpecahan sosial di ruang digital.

“Rendahnya pemahaman budaya bermedsos juga membuat pengguna tidak mampu membedakan keterbukaan informasi publik dengan pelanggaran privasi di ruang digital, serta membedakan misinformasi, disinformasi, dan malinformasi,” kata Djoko.

Oleh sebab itu, dia berharap agar masyarakat dapat menggunakan landasan nilai Pancasila untuk beraktivitas di ruang digital.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan mendukung toleransi keberagaman, memprioritaskan cara demokrasi, mengutamakan Indonesia, dan menginisiasi cara kerja gotong royong.

Sebagai pembicara terakhir, Serius Zebua mengatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa dengan masyarakat yang beragam. Keragaman suku, agama, ras, serta kelompok ini memiliki ciri atau karakter tersendiri dalam aspek sosial dan budaya.

Oleh karena itu, Serius berharap agar generasi muda mampu melestarikan budaya yang telah menjadi karakter bangsa.

“Untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, generasi muda harus bangga menjadi warga negara Indonesia dan pewaris budaya yang cakap berteknologi,” ujar Serius.

Webinar #MakinCakapDigital dilanjutkan pada sesi key opinion leader (KOL) yang menghadirkan Ken Fahriza.

Menurut dia, perkembangan dunia digital memberikan beragam dampak positif, misalnya mendapatkan ilmu-ilmu baru. Oleh sebab itu, hal ini juga harus diimbangi dengan menerapkan etika yang baik dalam ruang digital.

“Sikap kita di ruang digital harus sejalan dengan sikap di dunia nyata. Terlebih, dengan kehadiran nilai-nilai Pancasila yang membuat lingkungan menjadi positif,” kata Zen.

Seluruh peserta tampak antusias dengan penjabaran para narasumber. Hal ini terlihat dari pertanyaan yang diajukan oleh salah satu peserta, yakni Refanya Pristianty.

Dia menanyakan tentang penerapan Pancasila di ruang digital sebagai penyaring informasi hoaks, khususnya pada golongan orangtua.

Pertanyaan itu dijawab oleh Hani. Menurut dia, pengguna medsos harus mengenali hoaks terlebih dahulu.

“Identifikasi setiap hoaks yang beredar, baik dari sisi psikologis maupun teknis. Selain itu, generasi muda juga harus membantu melawan penyebaran hoaks dengan keterampilan komunikasi yang baik kepada orangtua,” jelas Hani. 

Sebagai informasi, webinar #MakinCakapDigital merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Tangerang. Kegiatan ini terbuka bagi semua orang yang berkeinginan memahami dunia literasi digital.

Penyelenggara pun membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada agenda webinar selanjutnya melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar tersebut juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak sehingga dapat berjalan dengan baik. Sebab, program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com