Advertorial

Netizen Indonesia Dicap Paling Tidak Sopan se-Asia Tenggara karena Kurangnya Penerapan Nilai-nilai Pancasila

Kompas.com - 26/08/2021, 08:17 WIB

KOMPAS.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar bertajuk “Bijak Bermedia Sosial: Jangan Asal Sebar di Internet”, Kamis (19/8/2021).

Webinar tersebut menghadirkan anggota Kaizen Room Rhesa Radyan P, Tenaga Ahli DPR RI dan dosen Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Freesca Syafitri, serta dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum) Universitas Islam negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta sekaligus anggota Japelidi Yanti Dwi Astuti.

Kemudian, anggota Kaizen Room Mathelda Christy serta Putra Dirgantara Indonesia 2017 dan Abang Jakarta Utara 2018 Kevin Benedict juga dihadirkan sebagai narasumber.

Dalam webinar dibahas mengenai perlunya masyarakat mengetahui dan memahami beberapa halsaat berselancar di dunia maya agar tidak tersesat di dalamnya. Salah satunya adalah mengenai jejak digital yang ditinggalkan di dunia maya.

“Jejak digital ada dua macam, aktif dan pasif. Jejak digital pasif berupa data yang ditinggalkan tanpa sengaja oleh pengguna internet ketika berselancar di dunia maya,” ujar Rhesa dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (25/8/2021).

Contohnya, lanjut Rhesa, adalah ketika mengunjungi sebuah situs, server tempat situs itu dapat menyimpan alamat internet protocol (IP) pengunjungnya. Dari situ internet service provider (ISP) yang dipakai, termasuk perkiraan lokasi pengakses situs tersebut dapat dikenali.

Sementara, jejak digital aktif adalahjejak yang secara sengaja diunggah di media sosial. Contohnya adalah segala sesuatu yang diunggah dalam platform dunia maya, seperti blog, situs web, dan media sosial.

Oleh karena itu, Kevin Benedict, selaku narasumber key opinion leader, menyarankan masyarakat untuk menggunakan internet dengan sebaik-baiknya. Misalnya, dengan cara membanjiri media sosial dengan konten-konten positif.

Kevin pun menyampaikan bahwa sebagai content creator, ia harus dapat menguasai digitalskill dengan baik. Kemampuan ini terdiri dari empat pilar yaitu kecakapan, etika, keamanan, dan budaya berdigital.

Meskipun memiliki manfaat positif, media digital juga tidak luput dari pengaruh negatif. Netizen Indonesia, misalnya, sudah dicap sebagai netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara.

Hal tersebut, menurut Kevin, disebabkan oleh kurangnya nilai-nilai Pancasila dan etika yang diterapkan dalam bermedia digital.

“Untuk itu, perlu lebih banyak lagi pengguna media digital yang mengikuti pelatihan-pelatihan literasi digital, seperti mengikuti seminar literasi digital agar semakin cakap digital,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, salah satu peserta bernama Mohammad Ragil Reynaldi menyampaikan bahwa pengguna internet di Indonesia lebih banyak dari jumlah total penduduknya. Ini menunjukkan bahwa satu penduduk dapat menggunakan lebih dari satu gawai.

“Bagaimana dampaknya di masa depan, baik dari sisi positif maupun sisi negatif? Apakah cenderung berdampak negatif dikarenakan digital literacy di Indonesia ini tidak sepenuhnya positif?” tanya Ragil.

Menanggapi hal tersebut, Yanti menyampaikan bahwa Indonesia sendiri sudah siap untuk memasuki era transformasi. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya penduduk yang menggunakan media digital. Jumlahnya pun bertambah dari tahun ke tahun.

“Untuk itu, perlu meningkatkan literasi digital agar dapat membawa ke arah yang positif, bukan negatif,” ujar Yanti.

Sebagai informasi, webinar tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital yang didukung oleh Kemenkominfo dan terbuka bagi siapa saja yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital.

Penyelenggara membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar selanjutnya melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan juga bisa mengikuti akun Instagram @siberkreasi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com