Advertorial

Menyambung Mata Rantai Manfaat, Kehadiran UMKM Berdampak Luas untuk UMKM Lain

Kompas.com - 29/08/2021, 09:14 WIB

KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada suatu kesempatan pernah berkata bahwa usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan pilar penting kebangkitan ekonomi Indonesia. Perkataan Presiden Indonesia bukan tanpa alasan. Pasalnya, keberadaan UMKM mampu menggenjot aktivitas perekonomian di lingkungan sekitarnya.

Hal tersebut dibuktikan oleh sentra UMKM Gula Jawa RGM Cap Kelapa milik Sutrasno di Desa Sidaurip, Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Sentra UMKM tersebut tidak hanya menjadi tulang punggung kegiatan ekonomi produktif bagi keluarga Sutrasno, tapi juga memiliki fungsi sosial bagi masyarakat sekitar.

Menurut aktivis brand lokal Romi Angger Hidayat yang berkesempatan mengunjungi RGM Cap Kelapa secara langsung, keberadaan sentra UMKM tersebut memberi dampak positif bagi petani penderes. Sebagai informasi, penderes adalah petani yang menyadap air nira kelapa sebagai bahan baku utama gula jawa.

“Sudah sepatutnya petani penderes mendapatkan posisi yang lebih baik dan penting dalam menjaga rantai manfaat yang ada pada ekosistem usaha,” ujar Romi dalam tayangan serial mini Petualangan Brilian The Series yang disiarkan di Kompas TV.

Saat berkunjung ke sentra pembuatan gula Jawa RGM Cap Kelapa, Romi ditemani Mantri Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sofyan. 

Untuk diketahui, Mantri BRI merupakan perpanjangan tangan dari BRI untuk membantu pelaku UMKM dalam mendapatkan modal usaha. Tak hanya itu, Mantri BRI juga turut andil dalam memberdayakan UMKM dan ekonomi berbasis kerakyatan yang menjadi garda penjaga perekonomian nasional.

Pada kesempatan tersebut, Sofyan mengatakan bahwa para petani amat terbantu dengan kehadiran Sentra UMKM Gula Jawa RGM Cap Kelapa. Pasalnya, para petani bisa langsung menyetorkan hasil panennya ke sentra pengolahan gula jawa. Selanjutnya, RGM Cap Kelapa melakukan pengolahan gula jawa dan melakukan pengemasan produk secara lebih baik untuk dikirim ke berbagai kawasan.

Menurut Sofyan, keberadaan sentra pengolahan gula jawa seperti RGM Cap Kelapa amat menjanjikan untuk masa depan. Selain itu, pengolahan gula jawa yang sudah dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat desa dapat dikembangkan dan dilestarikan.

“Hal tersebut bisa dikembangkan untuk model gula merah yang lebih bagus. Apakah nanti gula merah bisa memiliki varian rasa yang beragam? Itu patut dikembangkan,” kata sofyan.

Mata rantai manfaat UMKM

Sofyan mengatakan bahwa gula merah yang diproduksi di Desa Sidaurip tidak hanya dikonsumsi untuk kebutuhan konsumen rumah tangga, tapi juga untuk kebutuhan produksi pelaku UMKM.

Menurutnya, terdapat dua wilayah UMKM yang menjadi konsumen gula merah Desa Sidaurip, yakni wilayah timur dan barat Cilacap. Wilayah timur Cilacap meliputi pelaku UMKM yang berada di Yogyakarta. Mereka menggunakan gula merah dari Desa Sidaurip sebagai bahan baku pembuatan kecap manis, dodol, bakpia, dan minuman.

Sementara, wilayah barat Cilacap mencakup pelaku UMKM di wilayah Jakarta, Depok, Bandung, dan sekitarnya. Mereka menggunakan gula merah untuk kebutuhan bahan konsumsi dan memasak.

“Hal ini membuktikan bahwa keberadaan UMKM dapat membantu UMKM lain yang membutuhkan sekaligus saling menguntungkan melalui mata rantai manfaat,” ujar Sofyan.

Sementara itu, Sutrasno selaku pemilik Sentra UMKM Gula Jawa RGM Cap Kelapa mengatakan bahwa sebelum mendirikan pabrik pengolahan gula, ia melihat banyak pengangguran di desanya. Oleh karena itu, ia berpikir untuk memulai usaha gula merah guna menciptakan lapangan kerja.

Sutrasno mengatakan bahwa pada awal sentra gula merah miliknya berdiri, ia hanya memiliki tiga karyawan dan mampu menghasilkan 3-5 kuintal gula merah per hari. Saat ini, ia telah memiliki 25 karyawan dan mampu menghasilkan 4-5 ton gula merah per hari.

“Karyawan saya paling banyak perempuan. Hal ini amat membantu keuangan keluarga mereka karena terkadang penghasilan suami mereka tidak menentu. Dengan demikian, pendapatan para istri bisa membantu menyekolahkan anak mereka,” kata Sutrasno.

Sebagai informasi, kualitas produk gula Jawa RGM Cap Kelapa sudah terkenal di berbagai wilayah. Oleh sebab itu, banyak pelaku UMKM lain mencari bahan baku gula merah terbaik untuk produknya dari RGM Cap Kelapa.

Hal tersebut menandakan bahwa jika setiap UMKM saling memegang prinsip kualitas, bentuk hubungan saling menguntungkan akan muncul dengan sendirinya.

Hal itu diutarakan oleh pemilik UMKM Kecap Kuda Terbang di Salatiga Cahyo Nugroho yang mengaku tak bisa berkompromi mengenai kualitas bahan baku gula merah untuk pembuatan kecap manis di pabriknya. Terlebih, Kecap Cap Kuda Terbang sudah berdiri sejak 1950. 

Soal bahan baku, ia mengaku mencari gula yang sehat. Hal ini bisa dilihat dari fisik gula merah.

Beberapa produk kecap Cap Kuda Terbang. DOK. BRI Beberapa produk kecap Cap Kuda Terbang.

“Karena sudah lama bergelut di industri kecap, saya jadi tahu gula merah yang bagus. Saya bisa tahu, mana gula merah yang mengandung pengawet dan mana yang masih organik. Hal ini berbeda dengan orang biasa yang mungkin sulit melihat perbedaannya,” kata Cahyo.

Cahyo mengatakan, meski menjadi pewaris resep Kecap Cap Kuda Terbang yang legendaris, dirinya tak bisa terpaku pada resep tersebut. Pasalnya, zaman dan permintaan pasar selalu dinamis sehingga dirinya harus senantiasa beradaptasi.

“Kami harus menyesuaikan diri dengan zaman dan tidak bisa baku dengan resep lama. Oleh karena itu, kami berupaya merevisi resep dengan melakukan riset kepada pelanggan, seperti tukang bakso dan penjual nasi goreng. Intinya, kami harus menyesuaikan diri,” ujar Cahyo.

Cahyo mengaku, pihaknya telah beberapa kali mengeluarkan brand baru untuk merespons perkembangan zaman, mulai dari Kuda Kaloka, Kuda Doro, sampai Kuda Aren.

Menurutnya, orang-orang di pasar memiliki banyak jenis permintaan. Atas pertimbangan ini, ia harus mencoba berbagai variasi produk untuk memuaskan konsumen dengan segmentasi yang berbeda-beda. 

“Meski ada konsumen lama yang merasakan perubahan rasa pada kecap terbaru, secara keseluruhan konsumen menyambutnya dengan positif,” kata Cahyo.

Sementara itu, aktivis brand Arto Biantoro mengatakan bahwa UMKM yang modern harus bisa melihat usahanya dalam kesatuan ekosistem. Para pelaku UMKM yang ingin sukses, pada dasarnya tidak bisa berjalan sendiri-diri. Hal tersebut sudah dicontohkan oleh sentra gula jawa RGM Cap Kelapa milik Sutrasno dan Kecap Kuda Terbang milik Cahyo.

Arto berharap, setiap pelaku UMKM dapat saling mendukung dari hulu sampai hilir.

“Bila itu terjadi, tidak hanya ekosistemnya yang kuat, tapi juga pelaku UMKM-nya,” kata Arto.

Tayangan serial Petualangan Brilian The Series akan terus menghadirkan sosok inspiratif dari UMKM lokal. Anda dapat menyaksikan programnya setiap Sabtu pada pukul 18.00 WIB di Kompas TV dan Youtube Bank BRI.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com