Advertorial

Program Makmur, Upaya PT Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan Petani

Kompas.com - 31/08/2021, 22:25 WIB

KOMPAS.com – PT Pupuk Indonesia (Persero) bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir secara resmi meluncurkan Program Makmur, Sabtu (28/8/2021).

Sebagai informasi, Program Makmur merupakan transformasi dari Agrosolution yang dirilis pada akhir 2020.

Senior Project Manager (SPM) Program Makmur Pupuk Indonesia Supriyoto mengatakan, program tersebut masih memiliki tujuan sama dengan Program Agrosolution, yaitu meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.

“Program Makmur berbentuk pengawalan serta pendampingan intensif kepada petani dan budi daya pertanian yang didukung teknologi," jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (31/8/2021).

Lewat program tersebut, lanjut Supriyoto, perseroan juga memperkenalkan beragam produk retail pertanian berkualitas kepada petani.

“Program Makmur ini memberikan banyak manfaat, seperti kenaikan produktivitas pertanian, kenaikan keuntungan petani, adopsi praktik pertanian unggul, dan penggunaan pupuk nonsubsidi untuk membantu kebutuhan petani,” terangnya.

Supriyoto kemudian membeberkan perjalanan Agrosolution. Ia berkisah program tersebut mampu meningkatkan produktivitas komoditas jagung sebesar 42 persen dan padi 32 persen. Program tersebut juga mendongkrak keuntungan petani jagung hingga 52 persen dan petani padi sebesar 41 persen.

“Peningkatan tersebut menandakan bahwa petani mengalami kenaikan dari sisi daya beli sehingga mampu membeli pupuk nonsubsidi. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan program, yaitu memaksimalkan pemanfaatan pupuk nonsubsidi untuk produktivitas pertanian,” ujarnya.

Ia juga menuturkan, Program Makmur mencakup banyak aspek, mulai dari pengelolaan budi daya tanaman berkelanjutan, informasi dan pendampingan budi daya pertanian, digital farming, hingga mekanisme pertanian.

Selain itu, program tersebut juga menyiapkan akses permodalan, membuka peluang kepada off-taker, melindungi petani dari segala risiko pertanian, dan memberi jaminan pasar bagi petani.

“Program ini adalah kolaborasi berbagai pihak, seperti perbankan, produsen pupuk, penyedia agro input, pemerintah daerah, petugas praktik pengalaman lapangan (PPL), asuransi, off-taker, BUMN dan pihak swasta,” jelas Supriyoto.

Kini, Program Makmur telah diimplementasikan di seluruh wilayah Tanah Air. Hingga Juli 2021, realisasi program tersebut sudah mencapai 29.619 hektare (ha) dengan akuisisi petani tercatat 25.775 orang. Adapun target lahan yang dibuat PT Pupuk Indonesia pada 2021 adalah 50.000 ha.

Komoditas yang menjadi fokus dalam Program Makmur terdiri dari padi, jagung, cabai, kelapa sawit, singkong, kopi, lada, kakao, bawang merah, tebu, tembakau, nanas, dan manggis.

Pada 2022, perseroan menargetkan total luasan tanam Program Makmur dapat mencapai 250.000 ha. Penjualan pupuk nonsubsidi pun diharapkan bisa mencapai 125.000 ton.

“Target luasan akan naik secara bertahap. Pada 2024, diharapkan bisa mencapai 4 juta ha dengan jumlah petani yang terlibat sebanyak 4 juta orang,” ujar Supriyoto.

Masih dalam rangka transformasi bisnis, PT Pupuk Indonesia (Persero) juga sedang melakukan pilot project untuk mengimplementasikan retail management system (RMS).

Supriyoto menjelaskan, RMS merupakan salah satu inisiatif strategis dalam transformasi bisnis perseroan. Perusahaan akan berorientasi pada pasar atau customer centric lewat program tersebut.

Adapun sistem RMS sendiri berbentuk aplikasi dan digunakan untuk memudahkan kios mengelola transaksi serta pendataan stok produk.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau