KOMPAS.com - Badan Pengusahaan (BP) Batam mempercepat kesiapan Batam sebagai hub logistik internasional. Untuk diketahui, Batam termasuk dalam pengembangan kawasan bersama Bintan dan Karimun menjadi Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) pada 2020-2045.
Oleh karena itu, Batam fokus pada pengembangan dan penguatan berbagai bidang strategis, mulai dari hub logistik internasional, industri kedirgantaraan, industri light and valuable (high tech), industri digital dan kreatif, international trade and finance center, serta pariwisata.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan, persiapan Batam sebagai hub logistik internasional mendorong pihaknya untuk melakukan pengembangan Pelabuhan Batu Ampar, selain Bandara Hang Nadim. Sementara, untuk pengembangan sistem, BP Batam melakukan pembenahan dengan mendorong sistem digital atau online di Pelabuhan Batu Ampar.
"Kami melakukan perbaikan sistem pelabuhan laut, mulai dari Batam Logistic Ecosystem (BLE) hingga perubahan Peraturan Kepala (Perka) BP Batam," kata Rudi dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (30/8/2021).
Rudi melanjutkan bahwa BP Batam mengikuti regulasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. PP ini mengatur pelaksanaan sistem elektronik di kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas.
Salah satunya adalah pemberitahuan pabean yang disampaikan dalam bentuk data elektronik melalui sistem pertukaran data elektronik kepabeanan. Sistem pertukaran data tersebut terhubung dengan Indonesia National Single Window (INSW).
"Container Port Batu Ampar disiapkan untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) international logistics. Dalam membangun kesiapan Pelabuhan Batu Ampar, BP Batam tidak hanya memperkuat infrastruktur, tapi juga membangun sistem elektronik,” ujar Rudi.
Rudi menambahkan bahwa Pelabuhan Batu Ampar sudah menerapkan BP Batam Seaport Information Management System (B-SIMS). Sistem ini mampu meningkatkan pelayanan jasa kepelabuhanan sesuai dengan nilai “Dedikasi” yang menjadi budaya kerja Badan Usaha Pelabuhan (BUP) BP Batam. Dedikasi merupakan akronim dari terdepan, dinamis, kolaboratif, dan terintegrasi.
Dengan penerapan B-SIMS, kata Rudi, pengguna jasa tidak perlu lagi datang ke pelabuhan untuk mengurus Pernyataan Umum Kapal (PUK) dan memonitor status nota. Sebab, pelayanan jasa kepelabuhanan di BUP BP Batam kini sudah menerapkan digitalisasi sistem.
Tak hanya itu, aplikasi B-SIMS juga terintegrasi dengan sistem Inaportnet yang diselenggarakan dikelola oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Dengan demikian, pengguna jasa tidak perlu melakukan double input untuk mengurus kegiatan kapal barang ataupun kapal penumpang di wilayah kerja BP Batam.
B-SIMS juga akan terintegrasi dengan auto gate system dan Tempat Penimbunan Sementara (TPS) online yang merupakan bagian dari Batam Logistic Ecosystem (BLE). Hal ini bertujuan untuk mempercepat alur masuk dan keluar barang di pelabuhan.
"Dengan begitu, bisa meningkatkan ekosistem investasi untuk pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja, serta peningkatan daya saing kawasan," ujar Rudi.
Rudi melanjutkan bahwa BP Batam memiliki ruang implementasi yang mencakup kelembagaan, pelayanan perizinan, pengembangan dan pemanfaatan aset, fasilitas, pengembangan dan pengelolaan BBK, serta sanksi dan peralihan.
"Kini, BP dapat menerbitkan seluruh perizinan mendirikan dan menjalankan usaha di KPBPB dengan menetapkan jenis dan jumlah barang konsumsi, serta menerbitkan perizinan pemasukannya. Hal ini berkaitan dengan Batam sebagai hub logistik," ujar Rudi.
Pembenahan yang dilakukan di Batam, lanjut Rudi, dilakukan demi memfasilitasi dan memudahkan pelaku usaha. Pembenahan tersebut meliputi pemasukan dan pengeluaran barang, perpajakan, kepabeanan, cukai, keimigrasian, larangan dan pembatasan, serta fasilitas dan kemudahan lainnya.
Tak hanya itu, BP Batam juga melakukan pembaruan sistem guna menawarkan kemudahan dalam perizinan dan non-perizinan dalam pelaksanaan proyek, penyesuaian tata ruang, pengadaan lahan dan lokasi, pembangunan untuk kepentingan umum, penggunaan komponen dalam negeri, dukungan pemerintah dalam kemudahan fasilitas pendanaan, penugasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pengadaan barang dan jasa, serta penyelesaian permasalahan dan hambatan.
Rudi melanjutkan bahwa keberadaan hub logistik Internasional akan mendukung pengembangan industri, perdagangan, maritim, serta pariwisata yang terpadu dan berdaya saing.
"Mari dukung untuk perubahan Batam menjadi semakin baik. Batam siap menjadi sentral e-commerce," kata Rudi.
Aksi korporasi
BP Batam juga turut melaksanakan serangkaian tindakan atau aksi korporasi. Deputi IV Bidang Pengusahaan BP Batam Syahril Japarin mengatakan, aksi korporasi yang dilakukan BP Batam dalam jangka pendek adalah sentralisasi kegiatan handling kontainer di Pelabuhan Batu Ampar.
Kemudian, melakukan konsolidasi kargo melalui koordinasi muatan, serta dan kegiatan pengangkutan shipper dan shipping line, serta menyediakan fasilitas untuk mempercepat dan meningkatkan efisiensi, serta kegiatan bongkar muat fasilitas.
BP Batam, lanjut Syahril, juga turut menyiapkan penataan manajemen pengelolaan pelabuhan. Pihaknya telah melakukan upaya pengaturan vessel, container yard (CY), auto gate system, dan trucking system.
“Perluasan CY dan penambahan dermaga akan menjadi simpul konektivitas antarpelabuhan interinsuler dan pelayaran langsung atau direct call ke berbagai negara,” kata Syahril.
Syahril menambahkan, Pelabuhan Batu Ampar juga akan ditambahkan fasilitas modern untuk menunjang pelayanan berkelas internasional, seperti kontainer, kargo konvensional, bulk, dan tanker.
Selain itu, gudang di pelabuhan ini juga akan diperluas dengan penambahan cold storage, pusat logistik berikat (PLB), workshop, depo, dan CY. Penerapan sistem layanan yang lebih baik untuk port operating system (POS) ataupun terminal operating system (TOS) juga dilakukan.
“Pelabuhan Batu Ampar tidak hanya menjadi pintu masuk barang industri yang memberikan pendapatan besar buat Batam, tapi juga untuk usaha kecil dan menengah. Hal ini dapat memberi pemasukan besar bagi pelabuhan,” ujarnya.
Syahril menambahkan, pengguna jasa bisa menggunakan aplikasi B-SIMS sebagai portal pengeluaran dan pemasukan barang dari dan ke pelabuhan. Pasalnya, B-SIMS telah terintegrasi dengan sistem TPS online milik Bea Cukai sehingga pengguna jasa dapat melacak informasi lokasi kontainer yang ditimbun di TPS Pelabuhan Batu Ampar.
“Digitalisasi pelayanan akan membuat pengguna jasa lebih mudah dalam mengurus dokumen di kantor BUP. Itu perwujudan good governance,” kata Syahril.
“Pengembangan pelabuhan Batuampar menjadi hub internasional akan membuat semua pelayaran dalam negeri (inline) dan keluar negeri dapat langsung dilakukan dari Batam. Dari Batam, pengguna jasa bisa langsung melakukan pelayaran ke Amerika, Tiongkok, hingga Vietnam. Sebenarnya dari Jakarta juga bisa langsung ke Tiongkok, asalkan kapasitas barang di bawah 3.500 gross tonnage (GT),” kata Syahril.