KOMPAS.com – Program vaksinasi nasional yang diselenggarakan pemerintah untuk memerangi Covid-19 telah mencapai 100 juta suntikan.
Pada saat bersamaan, tingkat penambahan kasus, positivity rate, dan angka kematian akibat Covid-19 terus melandai dalam sepekan terakhir.
Secara nasional, tren penurunan jumlah kasus positif Covid-19 mencapai 25 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Selain itu, angka kematian juga mengalami penurunan sebesar 37 persen.
Tren tersebut juga terlihat dari penurunan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di berbagai fasilitas kesehatan (faskes) yang mencapai 24 persen secara nasional.
Berdasarkan hal tersebut, pemerintah pun menurunkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah kabupaten dan kota di Tanah Air.
Hingga saat ini, pemerintah masih menerapkan PPKM Level 4 di lima provinsi.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tren penurunan tersebut menunjukkan bahwa situasi penanganan pandemi di Indonesia semakin terkendali dan sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Meski demikian, pemerintah tetap mengimbau dan meminta masyarakat untuk tidak mengendurkan penerapan protokol kesehatan (prokes) agar tren tersebut dapat terus dipertahankan.
Nadia mengatakan, pemerintah akan memperkuat pelaksanaan testing Covid-19 sebagai upaya deteksi dini penyebaran virus.
“Melalui upaya peningkatan tes Covid-19 di masyarakat, Indonesia berhasil mencapai testing rate 2,87 per 1.000 penduduk per minggu. Angka ini hampir tiga kali lipat dari standar Badan Kesehatan Dunia (WHO),” ujar Nadia dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (2/9/2021).
Peningkatan kapasitas testing tersebut, lanjut Nadia, sejalan dengan tingkat positivity rate yang terus menurun hingga mencapai 10,36 persen per akhir Agustus 2021.
Seluruh perkembangan tersebut dapat dicapai berkat gencarnya program vaksinasi di Indonesia.
“Berdasarkan jumlah warga negara yang telah mendapatkan vaksinasi, Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-6 dunia. Sementara itu, berdasarkan total dosis suntikan vaksin Covid-19, Indonesia berada di peringkat ke-7,” kata Nadia.
Nadia menambahkan, sejak Januari hingga akhir Juni 2021, Indonesia mencatatkan 50 juta suntikan dosis pertama. Untuk 50 juta dosis berikutnya, dicapai hanya dalam waktu dua bulan, yakni pada Juli dan Agustus 2021.
Hal tersebut menunjukkan bahwa program percepatan dan akselerasi vaksinasi di Indonesia telah membuahkan hasil positif.
“Laju vaksinasi kita meningkat 10 juta suntikan per 10 hari sejak Agustus 2021. Ke depan, kami yakin dapat meningkatkan laju vaksinasi,” ucap Nadia.
Berdasarkan data Kemenkes, 100 juta suntikan vaksin Covid-19 tersebut terdiri dari kombinasi dosis satu, dosis dua, serta dosis booster ketiga bagi tenaga kesehatan.
Hal senada juga disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Reisa Broto Asmoro. Ia mengatakan, pemerintah tidak akan mengendurkan percepatan program vaksinasi yang dijalankan untuk masyarakat.
Pemerintah akan terus mengupayakan ketersediaan vaksin agar makin banyak masyarakat Indonesia yang terlindungi.
“Langkah terbaru yang dilakukan pemerintah adalah mendatangkan lebih dari 500.000 dosis vaksin AstraZeneca, Rabu (1/9/2021). Dengan tambahan ini, sekarang ketersediaan vaksin Indonesia (menjadi) lebih dari 218,5 juta dosis dalam bentuk bahan baku ataupun vaksin jadi,” jelas Reisa.
Meski begitu, Reisa tetap mengingatkan bahwa masyarakat tetap wajib menaati prokes yang berlaku meskipun sudah divaksin.
Vaksinasi tanpa penerapan prokes yang baik, tambah Reisa, tidak akan berdampak optimal terhadap upaya penanganan pandemi di Tanah Air.
“Seperti yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, penerapan prokes dengan dukungan teknologi akan menjadi salah satu kunci penanganan pandemi,” ucapnya.
Melalui teknologi, pemerintah juga terus mendorong penggunaan aplikasi digital PeduliLindungi di berbagai ruang dan fasilitas publik, seperti pusat perbelanjaan, sarana transportasi umum, dan tempat wisata.
Guna mengoptimalkan pengawasan, pemerintah juga mengarahkan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Prokes di fasilitas publik.
Satgas Prokes diharapkan mampu membantu proses adaptasi masyarakat saat beraktivitas, baik saat berbelanja, berolahraga, mendapatkan pelayanan kesehatan, menggunakan transportasi, bekerja, berada di lingkungan pendidikan, maupun beribadah.
Reisa mengingatkan, pandemi tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Maka dari itu, setiap individu harus siap melakukan perubahan perilaku untuk menerapkan prokes sebagai kebiasaan sehari-hari.
Untuk Informasi lebih lanjut mengenai penanganan Covid-19, silakan hubungi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) di nomor 0823-2020-1990 (Fadzrin Widya Koswara) dan 0812-8451-9595 (Dhani Linuwih).