Advertorial

Program Makmur Pupuk Indonesia Dorong Produktivitas Petani Padi

Kompas.com - 09/09/2021, 19:13 WIB

KOMPAS.com - Produktivitas pertanian mengalami peningkatan usai bergabung dalam program Makmur Pupuk Indonesia. Salah satunya, produktivitas petani padi di Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim).

Senior Executive Vice President (SEVP) Operasi Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero) Gatoet Gembiro Noegroho mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun, produktivitas pada program Makmur meningkat 34 persen sampai 42 persen secara nasional, khususnya petani padi dan jagung.

"Program Makmur terbukti mampu meningkatkan produktivitas," kata Gatoet pada acara Panen Bersama Program Makmur di Banyuwangi, Kamis (9/9/2021) seperti dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com.

Dia menjelaskan, peningkatan produktivitas petani padi terjadi pada masa tanam pertama. Angka panen sebelum petani bergabung dalam program Makmur tercatat sebesar 5 ton per hektare. Kemudian, meningkat menjadi 9 ton per hektare setelah petani mengikuti program dari Pupuk Indonesia tersebut.

Di Banyuwangi, peningkatan produktivitas produk pertanian juga berdampak positif terhadap pendapatan petani. Para petani padi yang tergabung dalam program Makmur mengalami peningkatan keuntungan menjadi sekitar Rp 24 juta per hektare dari sebelumnya sekitar Rp 10 juta per hektare.

Program Makmur, kata Gatoet, terdiri dari berbagai aspek yang membantu petani dan budidaya pertanian. Mulai dari pengelolaan budidaya tanaman berkelanjutan, informasi dan pendampingan budidaya pertanian, hingga digital farming dan mekanisme pertanian.

Tidak hanya itu, Pupuk Indonesia juga menyiapkan akses permodalan dan perlindungan risiko pertanian. Kemudian, off-taker atau jaminan pasar bagi petani juga disiapkan.

"Program ini adalah kolaborasi dari multistakeholder, mulai dari perbankan, produsen pupuk, penyedia agroinput, pemerintah daerah, petugas PPL, asuransi, hingga off-taker atau pihak yang membeli hasil panen petani, baik BUMN maupun swasta," kata Gatoet.

Salah satu anggota Kelompok Tani Sri Tanjung, Ponidi, mengatakan bahwa sebelum bergabung dalam program Makmur, tingkat produktivitas pertanian yang ia garap hanya sebesar 5 ton per hektare. Setelah bergabung, ia berhasil mencatatkan panen padi sekitar 9 ton per hektare.

Selain itu, ia menceritakan bahwa program Makmur memberikan banyak manfaat, mulai dari pengawalan hingga pendampingan intensif kepada petani.

"Adanya program makmur menjadi kebanggaan kami dari petani Kelompok Tani Sri Tanjung, khususnya pada Desa Karang Sari. Intinya untuk program Makmur, kami dari petani sangat terbantu," kata Ponidi.

Sebagai informasi, Pupuk Indonesia melalui anak perusahaannya, yaitu PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), melakukan panen bersama di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Proses panen bersama program Makmur dilaksanakan di Desa Karang Sari, Kecamatan Sempu. Luas tanam yang akan dipanen tercatat seluas 42 hektare dari total luas 100 hektare.

Adapun luas tanam yang masuk dalam program Makmur di Kabupaten Banyuwangi tercatat seluas 175 hektare. Lahan seluas itu tersebar ke beberapa desa dan kecamatan.

Rinciannya, Desa Macan Putih di Kecamatan Kabat seluas 10 hektare dan Desa Gladag di Kecamatan Rogojampi seluas 20 hektare. Kemudian, Kecamatan Blimbingsari seluas 20 hektare, Kecamatan Muncar seluas 25 hektare, serta Desa Karang Sari di Kecamatan Sempu seluas 100 hektare.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com