Advertorial

Jangan Lengah, Influenza Bisa Menyebabkan Radang Paru dan memperburuk Penyakit Paru Kronik

Kompas.com - 11/09/2021, 07:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagian besar masyarakat sudah tidak asing lagi terhadap penyakit flu. Masyarakat pada umumnya menganggap penyakit yang disebabkan oleh virus influenza ini merupakan sebuah penyakit ringan dan dapat sembuh sendiri dengan mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas.

Padahal, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Influenza tidak identik dengan flu. Flu dalam istilah medis dikenal sebagai influenza like illness atau common cold yang dalam bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai selesma. Selesma memiliki gejala yang lebih ringan.

Sementara, influenza biasanya gejalanya lebih berat dari flu biasa dan dapat disebabkan oleh beragam jenis virus influenza, yakni tipe A, B, C, dan D. Umumnya, virus influenza yang menyerang manusia dan menyebabkan infeksi saluran napas adalah tipe A dan B, namun setiap jenis dapat bermutasi

Penyakit influenza juga dapat menimbulkan komplikasi terutama pada orang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid). Komplikasi influenza antara lain berupa radang paru atau pneumonia dan perburukan penyakit paru kronik seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan asma

Untuk diketahui, PPOK merupakan kelompok penyakit saluran napas yang dapat menyebabkan penderita kesulitan bernapas. PPOK dibedakan atas dua macam penyakit, yaitu bronkitis kronik dan emfisema.

Bronkitis kronik adalah inflamasi pada saluran pernapasan yang menyebabkan penyempitan saluran napas, pembengkakan dinding bronkus dan produksi lendir di saluran udara berlebihan. Sementara, emfisema merupakan kerusakan kantung udara pada paru yang terjadi secara bertahap.

Adapun pneumonia merupakan peradangan paru yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus, seperti virus influenza. Gangguan ini terjadi saat virus yang masuk kedalam saluran pernapasan mengalahkan sistim kekebalan tubuh sehingga menyebabkan infeksi.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Paru Infection Center Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, Dr. dr Muhammad Ilyas, Sp.PD, K-P, Sp.P(K) mengatakan, dampak yang terjadi pada paru akibat influenza berupa batuk, sesak napas dari ringan sampai berat, hingga dapat menimbulkan distress pernapasan yang berakibat fatal.

“Orang dengan komorbid yang terinfeksi influenza biasanya terkesan hanya mengalami flu biasa yang ringan. Namun, pada beberapa kondisi influenza bisa menyebabkan sesak berat hingga gagal napas akibat kekurangan oksigen dalam darah,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (24/8/2021).

Dokter Ilyas menambahkan, pengidap penyakit paru kronik yang terkena influenza memiliki risiko kematian 9-10 persen lebih besar dibandingkan yang tidak memiliki riwayat sakit paru.

“Komplikasi radang paru akibat influenza dan yang terjadi pada pengidap penyakit paru kronik dapat memberikan dampak buruk yang signifikan. Terlebih, jika pasien juga memiliki komorbid lainnya,” paparnya.

Dokter Ilyas mengatakan, pengidap penyakit paru kronik yang terkena influenza akan lebih sering dan rawan mengalami eksaserbasi atau perburukan gejala paru yang diderita sebelumnya

“Peran dari virus influenza ini benar-benar memperburuk kondisi sebelumnya karena sama-sama menimbulkan inflamasi pada saluran dan jaringan paru. Eksaserbasi secara tidak langsung menyebabkan kualitas hidup pengidap penyakit paru kronik menurun,” ungkap dr Ilyas.

Lebih lanjut, dr Ilyas menjelaskan, pihaknya masih sering menemukan pengidap penyakit paru kronik yang juga terinfeksi influenza.

“Ada banyak kasus. Biasanya pada peralihan musim. influenza itu ada yang dikenal dengan influenza musiman. influenza musiman ini dapat muncul dengan strain yang berbeda setiap musimnya,” katanya.

Penanganan flu pada penderita penyakit paru kronik

Dokter Ilyas menjelaskan bahwa pengidap penyakit paru kronik yang menderita influenza dianjurkan untuk sesegera mungkin menghubungi layanan kesehatan, mengonsumsi obat simptomatik, istirahat yang cukup, dan disarankan mengonsumsi banyak air.

“Mengonsumsi banyak air putih dapat membantu menggantikan cairan yang terevaporasi pada saluran pernapasan, membantu mengencerkan viskositas dahak, dan membuat saluran pernapasan lebih lega karena pengeluaran dahak lebih mudah,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan, penderita influenza bisa mengonsumsi pereda batuk dan pengencer dahak, namun sesuai dengan resep dokter.

“Terlebih, jika ada gejala ko-infeksi bakteri. Influenza harus ditangani dengan lebih kompleks, seperti memberi antibiotik. Infeksi virus influenza ini gampang ditumpangi oleh infeksi bakteri atau infeksi virus pernapasan lain. Bisa saja awalnya seseorang hanya terinfeksi virus influenza, tetapi di kemudian hari ada ko-infeksi yang dapat memperparah kondisi penyakit parunya,” papar dr Ilyas.

Mencegah influenza

Untuk mencegah terjadinya influenza pada pengidap penyakit paru kronik, dr Ilyas mengimbau masyarakat untuk memiliki gaya hidup yang sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga, dan menjaga protokol kesehatan, seperti membiasakan diri menggunakan masker. 

Selain itu, ia juga menyarankan salah satu langkah pencegahan yang bisa dilakukan, yaitu vaksinasi influenza.

Menurut dr Ilyas, vaksinasi influenza dapat mencegah berbagai dampak buruk influenza pada penderita penyakit paru kronik.

Upaya tersebut juga sejalan dengan anjuran yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Satgas Imunisasi Nasional Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam (PAPDI) untuk memberikan vaksinasi influenza terutama bagi kelompok berisiko tinggi.

Ilustrasi pemberian vaksinasi influenza pada penderita penyakit paru.Dok. Shutterstock Ilustrasi pemberian vaksinasi influenza pada penderita penyakit paru.

“Vaksin influenza yang tersedia saat ini sudah lebih baik karena mengandung 4 strain virus influenza. Strain virus ini dapat mencegah influenza musiman. Tidak ada syarat khusus bagi pengidap paru untuk melakukan vaksinasi influenza. Kecuali, mereka memiliki alergi terhadap bahan-bahan vaksin tersebut,” papar dr Ilyas.

Seperti yang diketahui, lanjutnya, vaksinasi dapat dilakukan ketika pasien dalam kondisi yang stabil. Apabila penyakit komorbid sedang kambuh atau eksaserbasi, vaksinasi sebaiknya dilakukan ketika kondisi pasien sudah pulih.

“Berdasarkan pengalaman pasien saya yang sudah melakukan vaksinasi influenza, mereka lebih jarang berkunjung ke klinik atau rumah sakit karena perburukan penyakit dasarnya juga menjadi lebih jarang. Ini adalah bukti bahwa vaksinasi influenza memberikan pengaruh yang baik. Kondisinya jadi lebih stabil karena jarang mengalami eksaserbasi,” kata dr Ilyas.

Adapun vaksinasi influenza dapat dilakukan setiap satu tahun sekali atau bisa lebih cepat sesuai dengan kondisi antibodi pasien.

“Pada beberapa kasus, saya menyarankan mereka melakukan vaksinasi ulang lebih awal di bulan ke-11. Disesuaikan dengan karakteristik pasien. Penderita penyakit paru kronik juga banyak yang secara sadar meminta vaksinasi influenza ulang tanpa disarankan. Menurut pengakuan penderita, vaksinasi influenza sangat membantu,” ungkap dr Ilyas.

Pada masa pandemi Covid-19, vaksinasi influenza juga perlu dilakukan, lanjutnya, pemberian vaksinasi influenza dan Covid-19 sebaiknya memiliki jarak sebulan. Jika sudah menerima vaksin Covid-19, pemberian vaksin influenza harus dijeda sebulan setelahnya, begitu juga sebaliknya. Hal ini pun akan disesuaikan dengan kondisi pasien.

“Jika dalam jeda pasca-pemberian vaksin pengidap penyakit paru kronik mengalami eksaserbasi, kami harus menunda pemberian vaksinasi selanjutnya agar mereka tidak salah persepsi. Contohnya, menganggap vaksinasi membuat kondisinya menjadi lebih berat,” papar dr Ilyas.

Dokter Ilyas berharap, pengidap penyakit paru kronik dapat memperbaiki gaya hidupnya sesegera mungkin dari kebiasaan buruk seperti berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol.

“Memperbaiki gaya hidup, menerapkan protokol kesehatan, dan melakukan vaksinasi influenza di praktek dokter atau fasilitasKesehatan. Dengan tiga hal ini pengidap penyakit paru kronik akan diharapkan lebih terkontrol penyakitnya dan kualitas hidupnya lebih baik,” ujarnya.

Vaksinasi influenza tidak hanya dapat melindungi diri sendiri dari bahaya penyakit influenza. Namun, juga melindungi orang-orang tersayang, kerabat dan masyarakat sekitarnya yang rentan terhadap penularan penyakit influenza.

Untuk informasi lebih lanjut tentang vaksin influenza, Anda dapat menghubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat di tempat Anda.

#ProtectYourLovedOnes #FluBeyondProtection #4BetterProtection

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com